And what if I never kiss your lips again
Or feel the touch of your sweet embrace
How would I ever go on
Without you there no place to belongWell someday love is gonna lead you back to me
But till it does Ill have an empty heart
So Ill just have to believe somewhere out there you thinking of meUntil the day I let you go
Until we say orur next hello
Its not good bye
till I see you again
Ill be right here rememberin whenAnd if time is an our side
Therell be no tears to cry on down the road
There is one thing I cant deny
Its not goodbye(Its not goodbye Laura Pausini)
Setelah percakapannya dengan Ryo yang menguras emosi dan air mata, Cathya merapikan dirinya ke toilet yang berada di ujung koridor. Ia tak mau ada orang yang melihatnya dalam keadaan mengenaskan, terutama supir Kean. Cathya yakin selain bertugas sebagai supir pribadinya, Iman pasti ditugaskan juga untuk memata-matainya karena apa yang Cathya lakukan tak pernah luput ke telinga Kean. Selalu terdeteksi Dengan tepat dan akurat.
Dan Cathya jelas tak kan mau kebebasan yang baru dihirupnya sekejap, harus terampas dengan iniden kecil siang ini. Jadi dengan berbekal peralatan perang seadanya berupa compact powder dan lip cream peach, Cathya berusaha menutupi sisa-sisa air mata diwajahnya agar tak kentara.
Begitu keluar dari toilet, Cathya lega saat melihat keadaan disekitarnya sepi. sedari tadi ia merasa was-was takut ada yang melihat pertengkarannya dengan Ryo, untunglah jumat sore ini sepertinya orang-orang lebih memilih meninggalkan kampus lebih cepat sehingga hanya menyisakan beberapa orang di tempat biasa nongkrong seperti kantin , taman dan depan mushola.
Dari toilet Cathya hanya harus berbelok melewati kantin lalu menyusuri taman untuk sampai didepan gerbang tempat Iman biasa menjemputnya jika Kean berhalangan. Dan kebetulan sekali hari ini Kean tak bisa menjemputnya karena harus menghadiri rapat di kantor S.Dinata Corp.
Saat berbelok ke arah kantin, Cathya merasa nafasnya mendadak tersangkut di tenggorokan saat hampir menabrak sesosok tubuh menjulang yang tengah menyender di tembok Mushola. Matanya sesaat membulat sebelum kemudian dengan cepat berusaha menormalkan ekspresinya agar Kean tidak curiga.
"Bapak ngapain disini? Katanya lagi rapat?"
"ini sudah bukan di kelas, Cathanaya. Bisa ga manggilnya enakan dikit? Aa kek,Akang atau Ayang juga boleh. Asal jangan panggil Abang aja, tar klo disingkat manggilnya jadi bang'ke"
Hampir Cathya menyemburkan tawanya kalau dirinya tidak keburu ingat tengah berhadapan dengan siapa. Kean dengan selera humornya adalah kombinasi menarik dan berbahaya. Ekspresinya yang tetap datar membuat Cathya tak yakin apa Kean sedang bercanda atau serius.
Apa tadi Kean bilang?Ayang?ihhh mending disuruh lompat kodok bolak balik deh daripada manggil Kean Ayang. Alay banget.
"Hmm bodo ah. Suka-suka saya donk mau panggil apa" Cathya berbisik lirih namun sialnya Kean yang memiliki pendengaran setajam kelelawar mampu mendengarnya
"Ck...itu bibir ngomongnya manis banget. Belum pernah ngerasain dicipok depan umum ya?"
“Ehhh???" Cathya mengerjapkan matanya syok "Kaya yang berani aja" ini pasti Cuma akal-akalan Kean aja untuk menjahilinya seperti kemarin-kemarin
Cathya mengedarkan pandangannya ke sekeliling, beberapa orang yang masih berkumpul dikantin menatapnya tertarik. Siapa yang gak penasaran, melihat dosen yang terkenal paling ganteng namun sedingin puncak Everest rela berdiri didekat toilet hanya untuk menunggu seorang gadis. Gila aja kalau Kean sampai berani membuat skandal. Tanpa skandal saja, Cathya sudah cukup risih karena sejak berita dirinya dilamar Kean Ia seolah jadi selebritis dadakan, banyak yang penasaran bagaimana sosok Cathanaya, gadis yang sudah menaklukan sang dosen IMB, alias idola milik bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
قصص عامةRasa penasarannya tak tertahankan, dia harus mencari cara untuk menemuinya. HARUS. Karena kalau tidak, ia tak bisa menjamin otaknya akan tetap berjalan dengan semestinya. Jadi demi ketenangan jiwanya dan ketenangan jiwa gadis itu , perangkap harus...