Ryo sukses dibuat terpesona saat melihat Cathya turun dari kamarnya. Sumpah, malam ini Cathya cantiik bangeet, kaya bidadari turun dari kayangan. Apalagi dress white spagheti strap knee length dress rancangan Mori Lee melekat indah ditubuh rampingnya, gaun putih dengan desain bertumpuk dan potongan A line yang mengembang hingga dibawah lutut dengan aksen pita satin putih di pinggang yang dibiarkan menjutai serta tali spagheti sebagai penahan membuatnya tampak sangat innocent sekaligus menantang disaat yang bersamaan.
Andai Kayla tak menyenggol lengannya, pasti mulut Ryo sudah jatuh ke lantai saking lamanya dia melongo."Ryo..mingkem napa?malu-maluin deh liatin Cathya ampe segitunya" bisik Kayla, ada sedikit nada cemburu yang tidak disadari Ryo. Kayla tau, malam ini Cathya memang cantik banget. Bukan cuma malam ini malah, setiap hari Cathya selalu terlihat cantik dengan kesederhanaannya. wajah putih mulus tanpa noda dibingkai rambut hitam lurus sepinggang menampakkan kesan malaikat tak berdosa. Belum bibir tipisnya yang pinkish membuat pria manapun tergoda untuk mencicipinya. Cathya mampu membuat setiap pria terpesona dalam hitungan detik. Tak seperti dirinya yang harus berusaha lumayan keras untuk tampil cantik dengan perawatan ini itu. Tapi meskipun begitu Kayla bangga menjadi dirinya sendiri dan seneng bisa berteman dengan orang seperti Cathya. Tak ada sahabat yang lebih peka dan peduli seperti Cathya. Jika suatu saat dia dimusuhi oleh dunia, Cathya tak segan membelanya. Dan Kayla tak mau jika karena rasa sukanya yang sepihak terhadap Ryo bisa membuat persahabatan mereka bertiga rusak.
"kay,Cathya cantik banget ya" bisik Ryo pelan.
"Hmm..."
"jadi kita berangkat sekarang?" tanya Cathya setelah tiba dihadapan mereka berdua. Untung Ryo sudah bisa mengendalikan dirinya sehingga Cathya tidak tahu bahwa sedetik yang lalu Ryo benar-benar melting dibuatnya.
Mereka tiba di pintu Sasana Budaya, tempat pesta diselenggarakan tepat sejam kemudian. Jalanan yang macet dan parkir yang penuh membuat perjalanan yang biasanya hanya ditempuh dalam setengah jam menjadi molor 2 kali lipatnya.
"ini yakin tempatnya disini?kita gak salah tempat nih?" tanya Cathya di depan gerbang sasana budaya yang sudah disulap seperti ballrom hotel bintang 5. Buat ukuran pesta anniversary kampus, dekorasi tempat ini terlalu mewah. Red carpet yang dibentangkan sepanjang jalan masuk mereka berasa nyasar di malam grand final Piala Oscar. Saat melewati gapura dari rangkaian bunga segar mereka dibuat terperangah lagi saat melihat Dekorasi interior yang didominasi nuansa merah marun dan gold benar-benar terlihat sangat elegant belum lagi hiasan lampion2 kristal yang memancarkan cahaya perak kesetiap penjuru ruangan membuat penerangan menjadi terang benderang.
"ini kita beneran ga salah tempat, yo?" bisik Kayla lagi. Mereka bener-bener ngerasa salah alamat deh. ini sih gak kaya pesta anniversary kampus, yang ada kaya pesta pernikahan para milyuner. Cuma kurang pelaminan aja sama gentong buat masukin amplop.
"iya bener kok, Sasana Budaya Manggala. Udah pada nyantei aja kali. Kan gue dah bilang acara tahun ini sekalian ngerayain pernikahan emas pemilik yayasan jadi wajar aja kalo acaranya mewah. Justru kita tuh beruntung banget bisa kepilih jadi undangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled
General FictionRasa penasarannya tak tertahankan, dia harus mencari cara untuk menemuinya. HARUS. Karena kalau tidak, ia tak bisa menjamin otaknya akan tetap berjalan dengan semestinya. Jadi demi ketenangan jiwanya dan ketenangan jiwa gadis itu , perangkap harus...