Hari pertama sekolah yang sungguh tidak mengesankan. Banyak halangan yang aku temui pagi ini. Udah kesiangan, belum sarapan, ketinggalan kendaraan umum, dan lima menit lagi bel mau bunyi. Bagus! Lengkap sudah penderitaanku, siap-siap saja dihukum dan di-cap sebagai murid baru tak kenal disiplin.
Aku mempercepat langkahku sembari berdoa supaya guru yang mengajar hari ini sedikit datang terlambat. Sungguh, aku gak mau keliatan jelek saat hari pertama resmi jadi siswa di sekolah menengah atas satu ini.
BUGH!
"SI***N!!" umpatku dalam hati.
Ini nggak lucu! Beneran gak lucu! Sempat-sempatnya ada moment jatuh seperti ini. Aku menahan rasa sakit ini. Ku dongakkan kepalaku. Kulihat sosok lelaki tinggi, postur tubuhnya tegap dan.. ganteng! Kenapa timing-nya gak pas?! Pasti aku keliatan malu-maluin. Rasanya pengen loncat ke semak-semak dan sembunyi sekarang.
"Ng..mau kubantu?" tawarnya. Ia mengulurkan tangannya dihadapanku.
"M-makasih" kuraih tangannya itu dan mulai membersihkan rok-ku. Kali aja ada debu yang nempel.
"Lain kali tali sepatu di iket biar gak jatoh" ucapnya. Aku ngangguk aja.
Bentar, kok dia staycool aja? Padahal dua menit lagi bel loh! Atau dia anak OSIS? Atau lagi ada urusan ama guru? Bodo ah.
"Kalo gitu aku ke kelas dulu ya. Makasih loh, dah"
Baru dua langkah maju, lenganku ditarik.
"hee. Siapa yang nyuruh pergi? Ke BK dulu"
Eh? Ke BK? Anjir jangan-jangan dia seksi kedisiplinan.
"kenapa?" tanyaku sok polos.
"Liat jam berapa? Udah TE-LAT!" ia menunjukkan jam tangannya dan menekankan kata telat di kalimatnya. Dia narik tanganku paksa dan aku nurut aja.
---
Sesudah urusanku selesai, aku langsung pergi ke kelas sambil bawa kertas penyataan kalo aku dateng telat. Tapi, lagi-lagi dia narik tanganku.
"Apa lagi?" tanyaku dan natap dia malas
"Sebelumnya maaf karena bikin hari pertamamu gak berkesan"
'udah tau pake dilakuin'
"Aku Nakamoto Yuta, anak 11 MIA 2.OSIS, seksi kedisiplinan dan ketertiban. Sekali ketemu aku lagi pas telat, ya bakal tau sendiri lah" lanjutnya
"ohh..aku.." ucapku terpotong
"gak usah kenalan, udah tau tadi"
"oh.. yaudah aku ke kelas dulu, dah" aku pamit pergi, tapi lenganku berhasil di tarik lagi
"apa lagi sih?!" tanyaku frustasi.
"sini aku anter sampe kelas"
"Lah terus kakak gimana? Ada mapel juga kan?"
Dia memejamkan matanya sejenak, menghembuskan nafasnya berat, kembali membuka matanya lalu memasang senyum. Kok manis banget sih orang ini? Malaikat jadi-jadian kali ya? Pengen pingsan liat senyumnya itu. Ga kuat.
"gini ya bocah. Kamu tuh tanggung jawabku, sekalian jadi bukti kenapa aku juga telat masuk kelas" dia memegangi kedua bahuku dan menatapku dalam. Ini pertama kalinya dilihat seserius ini sama cowok, mimpi apaan semalem sampe kejatuhan duren begini. "udah gak usah baper, aku cuma ngasih tau aja. Gak usah sok ngelak, ketauan wajahmu udah merah" lanjutnya dan tersenyum sekali lagi.
Aku? Blushing? Ketauan noraknya kalo gak pernah ditatap cowok, ya emang sih, aku masih polos soal begituan. Pacaran aja gak pernah.
"E-eh gak usah di jelasin juga kak Yut-" lagi-lagi ucapku dipotong
"ayo ke kelas. X MIA 7 kan?" ia narik tanganku ke kelas.
Di perjalanan ia juga kadang ngasih tau nama tempat-tempat di sekolah, udah mirip pemandu wisata. Tapi berguna juga sih, lagian MOPLS kemaren juga kurang jalan-jalan akunya. Gak disangka orang ini baik banget aslinya. Lama ngobrol, akhirnya, tempat yang dituju sampai juga.
"Pagi bu Friska" sapa kakak itu santai.
"Loh, Yuta? Kok nyasar ke sini?"
"Ini loh bu, ada muridnya yang telat, jadi aku 'beresin' dulu tadi. Nih anaknya" ia narik bahuku. Sok asik orang ini, walaupun kenyataannya begitu.
Semua temen sekelas pada cengo liat aku dirangkul kak Yuta. Gimana gak? Aku yang kayaknya masih ingusan bisa dirangkul cogan begini, iri gak tuh?
"Oh, jadi ini yang namanya Gadis? Kamu boleh masuk, sekalian perkenalan dan cari bangku yang kosong juga" suruh guru tadi. "Yuta, makasih ya udah nganter Gadis" lanjut guru itu
"Hehe iya, saya permisi dulu" Yuta pun pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings ● Nakamoto Yuta ✔
FanfictionIf a kiss was a raindrop, I'd send you a shower. If a hug was a second, I'd send you an hour. If a smile was water, I'd send you the sea. If you needed love, I'd send you me -YUTA Copyrightⓒ2016-leettlevain