にじゅうご

945 124 2
                                    

Aku menatap langit malam yang kelam tak berhias taburan bintang. Sambil ditemani segelas coklat hangat dan keramaian anak-anak. Riuh piuh serta sorak soray anak-anak yang sedang menikmati acara itu memenuhi telingaku.

Aku menghela nafas panjang dan kembali menatap gelas berisi cairan coklat itu, ku mainkan telunjukku di sisi permukaan gelas tersebut. Satu kata untuk malam ini, membosankan. Walaupun mereka sedang asyik bernyanyi dengan iringan gitar mengelilingi api unggun, tetapi, entah kenapa aku bisa merasa bosan. Tidak seperti saat memainkan bola basket dengan lihainya dan memasukkan benda bulat itu ke ring.

"sendirian aja"

Ku tolehkan kepalaku kepada pemilik suara tersebut. Cewek yang pernah kuhibur. Ketika manik mataku melihat sosoknya, tubuhku seperti tersengat listrik. Getaran itu selalu muncul saat aku melihatnya. Jantungku juga mulai berdebar tak biasa. Ku pejamkan mataku dan mengambil nafas dalam. Mensugestikan kepada diriku sendiri, tenang, Akbar! Mungkin badanmu lagi gak enak. Begitulah.

"Hm.. iya nih" balasku dan kembali meneguk minumanku.

Ia merubah posisi jongkoknya, ikut duduk di tikar bersamaku. Jantungku semakin tak karuan. Tapi, sebisa mungkin aku mengontrolnya. Aku tidak mau mati karena serangan jantung. Okay, kamu mulai bicara gak jelas.

Kulihat ia tersenyum kecil. "padahal lagi seru-serunya loh" ucapnya.

"lagi gak mood, Dis" jelasku dan mendesah pelan.

Kulihat ia memainkan jarinya pada rumput-rumput yang berselimut salju dengan wajah yang cemberut. Marahan lagi sama Yuta? Who knows.

"Kak, aneh ya, musim dingin begini malah mereka ngadain acara nginep di villa segala" lirihnya.

Aku menipiskan bibirku dan menghela nafas. "tau tuh, Taeyong yang buat, gue mah iya aja"

Kembali kuminum coklat hangatku yang kian lama semakin dingin karena hawa dingin malam ini. Aku beranjak dari dudukku, berniat untuk mengambil air panas dari termos kecil yang kubawa. Tak lupa membuat segelas teh untuk orang yang menemaniku itu.

"Nih" aku menyodorkan segelas teh itu kepadanya.

"Makasih~" ia tersenyum dan menerima gelas itu.

Di hisapnya teh itu lalu dibiarkannya gelas itu digenggam kedua telapak tangannya. Sebagai sumber penghangat tubuh.

"Gak sama Yuta?" tanyaku dan kembali menikmati minumanku.

Ia menggeleng dan menghembuskan nafasnya. "Dia udah seneng sama dayang-dayang-nya sih" cibir Gadis dan menatap malas sosok Yuta yang sedang tersenyum dan meladeni cewek-cewek ganjen di sekelilingnya. "jablay, njir"

Aku terkekeh kecil melihat dia cemberut dan cemburu. Benar sih, Yuta emang salah satu idaman cewek sekelas, selain Taeyong, karena Taeyong lagi gak ada disini alias cari makan, ya Yuta yang jadi sasaran mereka.

"biasa itu. Yuta juga iya iya aja orangnya.." aku mendesah pelan. "oh iya, ini kan acara kelas 2A2, kok kalian bisa ikut?"

Ia tersenyum dan meringis, "di ajak kak Taeyong sama Yuta"

Line!

Winnie : Gadiiiiisss! Baik-baik ya! TT

Winnie : Sepi woy sendirian

Winnie : Kun gege rese, Renjun ada nginep di rumah temen

Winnie : Lisa ikut acara kelas 2A2 juga. Ga ada temen.

Winnie : Seulgi gak tau kemana.

Winnie : Cepet balik! I need you girl.Wae honja saranghago honjaseoman ibyeolhae~

Winnie : Udah hati-hati aja, baik-baik, jaga jarak sama Yuta! Gak baik!

Gadis : uwooo spam~

Gadis : Tenang aja, bisa jaga diri kok.

Aku menutup chat itu dan kembali meminum teh buatan kak Akbar. Mataku melirik ke arahnya, wajahnya benar-benar muram. Ingin rasanya ia menumpahkan rasa gelisahnya yang menjanggal di hati. Tapi, apa hak ku?

Ku palingkan pandanganku ke arah Yuta yang masih saja bercanda dengan para dayang-nya. Haruskah aku meneriakinya dari sini agar dia ingat keberadaanku, ah menyebalkan.

"Gadis! Disini aja" ucap Lami menghampiriku dan berjongkok.

"Males disana. Enakan disini, nemenin orang" jawabku dan melirik kak Akbar sekilas.

Lami melirikku dan tersenyum. "Bilang aja manasin balik kak Yuta! Iya kan?" Goda Lami sambil menunjukku.

"Apaan sih, gak jelas" cibirku.

"Huh! Ngaku aja ngaku!" Lami terus bersikeras memojokkanku.

Kak Akbar melihat kami berdua dengan mata sayunya. Seketika Lami bungkam. Akupun begitu.

"Tuh kan" bisikku setelah kak Akbar berhenti melirik kami.

"Gadis" panggil kak Akbar dan segera ku tolehkan kepalaku. "Aku suka sama kamu" lanjutnya.

Lami yang mendengar itu seketika mematung. Aku merasa jantungku sudah tertembak empat kali sekarang. Apa aku gak salah dengar?

"Pardon?"

Ia mendesah pelan. "Aku tresno marang sliramu" lalu mengalihkan pandangannya.

"K-kak˗" ucapku terputus.

"Gak usah dibales. Udah tau jawabannya kok" ia tersenyum kecut lalu beranjak. "Aku masuk dulu"

"Gila! Gadis kena tembak lagi! Bang! Bang!" celetuk Lami.

"Apasih, Lami!"

Line!

Yuta : Ke belakang villa, cepet!

Taeyong : Bisa ke belakang villa sekarang? Urgent.

Aku melihat kerumunan dimana tempat Yuta tadi. Tak ada Yuta disana. Belakang villa? Ada apa? Aku berdiri dan pamit ke Lami.

"Lami, gue ada urusan, sorry yah gue tinggal"

Setelahnya aku berlari menuju tempat dimana kak Taeyong dan Yuta sebutkan.






AKHIRNYA KURANG SATU CHAPTER LAGI 🙏

Feelings ● Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang