じゅうさん : Feelings

1.3K 205 28
                                    

"kalau kamu mau jadi pendampingku, gak akan jones lagi kok"

GULP

Aku menelan ludahku kasar. Pipiku terasa panas. Aku yakin jika wajahku sudah berubah warna menjadi merah tomat. Bukan efek blush-on, tapi efek ucapan kak Yuta tadi. Sebisa mungkin aku mengatur wajahku ke normal-mode walaupun itu cukup sulit.

Aku mengukir senyum kecil. "jangan bercanda di saat kayak gini, kak" lirihku.

Ia menjauhkan wajahnya. Menegakkan badannya kembali.

"bercanda? Serius kok"

"harapan palsu ya berarti?" Aku berjalan melewati kak Yuta, menuju tepi balkon.

"serah deh...eh mau ngapain kamu?!" serunya panik. Terlihat dari nada suaranya.

"loncat" aku meringis menatapnya.

"Udah gila?! Jangan nekat!" ia berlari mendekatiku.

"Apa sih, segitunya" ucapku dengan tatapan mengejek.

Manik matanya memandang ke bawah sana. Melihat barisan lampu lilin bertuliskan 'Yuta Senpai' dalam aksara Jepang dengan bingkai hati dari lilin merah. Kerjaanku dibantu Momo, Sana dan Koeun, teman klub bahasa Jepang. Ya, gak romantis sih, cuma pengen menghadiahkan pemandangan indah aja.

"romantis banget sih kamu, dek" dia mencubit hidungku gemas. Kyaaa mamaaa dedek pengen pingsan!

"thanks ya buat malam ini. Ini ulang tahun terbaik" dia mengacak rambutku pelan. "aku emang bukan siapa-siapa kamu, tapi makasih buat semuanya, dek. Makasih karna mau kenal sama aku sampai empat bulan ini" dia menghela nafas. "makin sayang deh" dia mendorong tubuhku kepelukannya.

"mulai deh alaynya" aku meninju pelan perutnya.

"tsk. alay gini pinter loh, ganteng lagi"

"pulang yuk kak. Dingin disini"

"salah siapa pake pakaian begitu?" dia melepas jaketnya dan mengenakannya padaku.

"eh?" aku memandangnya heran.

"kenapa? Masih cantik kok. Ayo pulang" ia tersenyum dan menggenggam tanganku.

.

.

.

"kak, tadi itu bercanda kan?" aku menggigit bibir bawahku. Semoga dia gak marah.

"segitu isengnya aku selama ini? Sampai obrolan tadi kamu anggep bercanda?" tanyanya balik dan fokus menyetir.

"ya kali aja kak Yuta gitu ke-" ucapku terputus.

"kesemua cewek? Emang aku cowok apaan" cibirnya. Sial beneran marah deh.

"ng..maaf deh kak" lirihku.

"aku famous, banyak yang ngejar, tapi aku gak gampangan" ucapnya "kamu bisa lihat sendiri kan? Ga ada cewek yang pernah aku ajak jalan kecuali kamu, Dis" lanjutnya.

Aku mengulum bibirku. Ini.. aku merasa bersalah banget. Dia kayak marah kayak nggak.

"Berasa brother-sister zone tau gak" dia memberhentikan mobilnya ditepi jalan.

"Cewek emang susah ditebak jalan pikirannya" ia menarik nafas panjang "huh, dikira semua cowo gak punya perasaan apa?" ia melirikku.

"Kakak inget bercandaan di kafe dulu? Kakak dulu ngisengin aku juga kan pake acara confess begitu?" ledekku balik.

"Itu dulu, sekarang beda" dia memejamkan matanya dan tersenyum.

"Dulu aku gak ngira kalimat iseng itu jadi karma. Kenapa juga itu harus kamu, bukan Taeyeon SNSD aja?" celetuknya.

Kulihat ia membuka matanya, melirikku. Ia mulai mendekatkan badannya.

"mungkin pertemuan kita ini adalah takdir yang sudah direncanakan Tuhan"

"So dramatic" celetukku.

"If a kiss was a raindrop, I'd send you a shower. If a hug was a second, I'd send you an hour. If a smile was water, I'd send you the sea. If you needed love, I'd send you me" matanya mulai memancarkan keseriusan.

"Be mine and I'll be yours. No matter what happens, I'll protect you, be in your side, always, now, tomorrow and forever" ia tersenyum.

"So? Be mine?"

Aku gak bisa mikir sekarang. Pikiranku kosong. Blank semua.

"Bisa dipikir-pikir dulu kok, sekarang kita pulang ya" ia mencium keningku.

Aku ingin meledak. Jantungku... kau baik kan?








A/N:
Sepertinya ff ini akan berakhir:') padahal konfliknya baru dikit ya:v
Thanks untuk 1/2k pembaca❤❤

Feelings ● Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang