ろく : Kamu

1.9K 284 4
                                    

Aku mulai mengiris cake ku menjadi potongan yang lebih kecil. Menusuknya dengan garpu yang ada di tangan kananku lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Manis, semanis ciptaan Tuhan yang aku berada di hadapanku sekarang. Ia menyedot perlahan green tea kepunyaannya lalu meletakkan wadah green tea tadi ke tempat semula. Melanjutkan aktifitasnya tadi. Aku penasaran dengan apa yang cowok itu lakukan. Terlebih, suasana yang menyelimuti kami saat ini terasa aneh, sedikit canggung dan sunyi. Aku gak tahan. Sebisa mungkin aku mencari topik obrolan untuk mencairkan suasana beku ini.

"Kak Yuta"

"Hm?" dia mendongakkan kepalanya dan meletakkan handphonenya. "Gak suka kue-nya?" tambahnya.

"B-bukan. Suka banget kok. Itu, kakak gak ikut makan?" aku menyuapkan kue itu ke dalam mulutkku.

"Gak ada Takoyaki sih. Lagian, liat kamu makan aja udah kenyang" dia tersenyum dan kembali fokus ke ponselnya.

"Uhm" aku mengunyah kue manis itu dan mencoba mencari topik lain. "Kak, kok baik sih sama aku? Padahal baru ketemu tadi pagi" tanyaku lagi

"orang ganteng mah baik ke semua orang" aku memutar bola mataku setelah mendengar jawabannya. Narsis banget.

"Narsis dasar"

"OI YUT!" seru seseorang.

"Hoi Yong. Ngapain kemari?" balasnya menyapa orang itu. Temennya? Iya mungkin.

"cari angin, ya mau jajan lah. Asik yang udah ada pacar, traktiran dong ya"

"pacar apaan njir, dia cuma adek kelas" kak Yuta nunjuk aku.

"adek kelas apa adek kelas? Haha udah ngaku ae Yut, traktiran titik"

"Adek kelas. Lee Taeyong ternyata tukang minta traktiran yah, ancur dah image lu jadi kakel idaman kalo mereka tau ini" balas kak Yuta.

Oh. Jadi ini Kak Taeyong Taeyong yang dibicarain Hina, Herin, Lami, Jessy tadi. Lumayan juga sih. Ganteng, cool, tinggi, terutama jawline-nya bikin greget. Tapi aslinya ya sama aja koplak.

"Eh duluan ya, Yut, dek. Temen gue dah nunggu disana" Kak Taeyong nepuk bahu kak Yuta dan pergi ninggalin kami.

"Kalo jalan pake kaki ya, Yong!" seru kak Yuta.

Aku menelan potongan terakhir red velvet cake yang sudah ku kunyah lalu mengambil gelas berisi teh raspberry mint di hadapanku. Ku hisap isi gelas tersebut melalui sedotan, setelahnya ku taruh kembali gelas itu.

"Kak, kak. Tadi temennya ya?" tanyaku.

"Eh? Iya. Kenapa? Naksir?" kak Yuta menatapku penuh selidik.

"Ganteng, gak kaya kakak" jelasku dan memandang kak Taeyong dari kejauhan "kayaknya baik deh" lanjutku.

"Jadi aku gak ganteng nih?" cowok itu menampakkan smirk miliknya. Ah, gak kuat (99+) "baik? Let's see soon"

"Punya id line-nya gak? Mau minta nih" aku senyum manis ke dia, siapa tau dikasih, kan mayan dapet id kakel idaman.

"ada. Tapi jangan harap aku kasih" sekarang dia menampakkan senyum mengejek. Rasanya pengen aku telen deh makhluk satu ini "ayo pulang. Tunggu di parkiran sana, aku bayar dulu" ucapnya dan pergi ke tempat pembayaran. Kalimatnya kalau di denger kaya orang ngusir ya. Aku pergi ke luar kafe dan menuju parkiran.

Gak lama, cuma 10 menit nunggu yang ditunggu akhirnya datang juga. Dia menekan tombol pengunci/pembuka pintu mobil dan memasuki mobilnya. Aku pun juga masuk kedalam mobilnya. Duduk manis dan memasang safety belt. Dia mulai menghidupkan mobil dan bergegas pergi dari tempat itu.

"Gimana? Mau jalan-jalan lagi?" tawarnya.

"Boleh, mumpung belom ada tugas" jawabku sembari mainin ponsel. "eh kak, takut hantu gak?"

"ng.. gak tau. Kalo kecoa terbang udah pasti takut" dia cengengesan.

"soalnya temenku dapet tiket gratis buat nonton film The Conjuring 2 tiketnya dua lagi. Dia anaknya penakut jadi ya mau dikasih ke aku" jelasku

"oh. Terus?"

"ya mau ngajak kakak lah!" aku mendengus kesal dan melipat kedua tangan di dada.

"ututu kalo ngambek lucu ya" godanya.

"Andai aku ada Death Note udah aku tulis nama kakak dari tadi pagi" aku memalingkan wajahku.

"tega bunuh kakel ganteng ini hm?" godanya lagi. "kita pulang aja ya? Udah malem. Nanti di cariin mama kamu, dikira cowo ga baik-baik nanti kalo bawa anaknya pulang kemaleman" lanjutnya. Aku hanya mengangguk menuruti ucapannya. Ku lirik cowok yang saat ini disebelahku. Dia baik.. seperti mendiang kakak-ku. Aku jadi merindukannya. Batinku.

Feelings ● Nakamoto Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang