"Dis, besok mau jalan?" tanya kak Yuta sembari membaca buku astronominya.
"boleh boleh"
"ke taman hiburan? Sekalian refreshing, gimana?" tawarnya.
"boleh tuh, kak. Jam berapa? Jemput ya?"
"kok manggilnya kakak? Gak romantis banget. Panggil sayang gitu. Jam 10-an lah. Tenang aja, ntar mas jemput" ia menambahkan kata mas didalamnya. Dari mana dia dapet julukan gituan?
"sayang pala lu. Enakan kakak. Itu bisa panggil mas diajarin siapa?"
"aduh sayang mulutnya di jaga" ia menyentil bibirku. "oh? Mas? Biasalah temen, sekolah kita kan sekolah internasional, jadi ada lah satu-dua orang temen dari Indonesia. Kenal Akbar sama Jaka? Nah mereka yang ngajarin. Lagian si Ajeng juga biasa manggil aku 'mas' gitu. Lagian tiap chat aku kan biasa sebut mas mas" lanjutnya.
"Oh kak Akbar? Yang manis itu ya? Gebet ah gebet. Kenalin ke kak Jaka dong ya, kak. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta. Hahaha. Terus terus, jadi si Ajeng Ajeng itu manggilnya 'mas Yuta~ mas Yuta~' gitu ya? Wih beneran banyak fans"
"ada gitu mau gebet bilang-bilang ke pacar tapi berasa bilang ke temen? oh aja. Kenalin ke Jaka? Ntar naksir, Yuta-nya dibuang, terus gak suka lagi, sukanya produk dalam negeri. Aduh negthink mulu kan, si Ajeng cuma temen kok" dia nyubit pipiku gemas.
"Ada dong kalo bukan Aku. Tuh kan ngambek kayak anak kecil. Cuma temen tapi dianya pengen lebih, tukang php emang" cibirku.
Kulihat ia mencium ibu jarinya lama. Dia sakit? Jempolnya luka?
"Kak? Abis ketusuk jarum 'kah?" tanyaku. Dia menggeleng pelan lalu menempelkan ibu jarinya itu ke bibirku.
"cium tempel biar gak nyerocos mulu. Ayo ke kelas. Tamannya udah sepi" ajaknya dan meraih tanganku.
Aku membeku, yakin pipiku memerah. Astaga itu tadi apaan cium tempel. Aku meleleh
"kak, gabisa jalan" ucapku dengan menerawang kosong. Pikiranku blank.
"gendong? Bopong?" tawarnya
"seret.. Eh nggak, 5 menit lagi, jantungku masih kacau kak"
"The power of cium tempel"
Aku meliriknya sinis sesaat.
.
.
.
Hari Minggu dan janji yang di tunggu telah tiba. Gadis, cewek itu mengenakan kemeja lengan panjang biru lautnya dengan bawahan jeans abu-abu tak lupa sepatu kets berwarna senada dengan atasannya. Dandan senatural mungkin seperti biasa dan dengan sedikit sentuhan lipbalm di bibirnya..done. Ia siap menemui calon pacarnya yang sudah menunggu sedari tadi di ruang tamu sana.
"lamaaa.. sampe kangen" gerutu Yuta yang sudah lelah menunggu gadis itu.
Dibalasnya gerutuan Yuta dengan putaran bola mata. Masih nyebelin, gak berubah. Lagian mau berubah jadi apa? Power Ranger? Inuyasha? Atau Kento Yamazaki? Oke Yuta tetaplah Yuta.
"Mama! Aku pergi sama kak Yuta dulu ya!" pamit Gadis dengan sedikit berteriak karena mamanya sedang sibuk di dapur.
---
Ini bukan pertama kalinya buat Gadis ke taman hiburan tapi rasanya beda aja, lebih santai, lebih seneng, apa karena keberadaaan Yuta?
Yuta pun sama, kalau biasanya dia kesini sama adiknya, sekarang malah sama tambatan hati. Suasananya beda.
Mereka cuma jalan-jalan setelah menaiki beberapa wahana. Jalan-jalan sekalian beli sesuatu yang menarik hati.
"mau bando gak, yang?" tawar Yuta.
"Yang? Panggil Gadis aja. Geli tau dengernya. Bando?" Gadis berbalik tanya.
Dengan sigap, Yuta menarik tangan Gadis dan membawanya ke stand yang berisikan bando-bando lucu.
"Ini, cocok buat kamu. Sama-sama biru" cowok itu memasangkan bando pilihannya ke Gadis, benar perkiraannya, cocok.
"masa? Pinjem ponsel dong" tanya Gadis ragu, iya, ragu, soalnya Yuta sering usil.
"buat? Ponselmu sendiri mana?"
"ngaca. Ketinggalan. Sekalian mau selfie"
Pasrah, Yuta memberikan ponselnya ke Gadis, lagian gak ada apa-apa sih di ponselnya selain chat dari temen, grup, sama Gadis, gak lupa, fans fanatiknya juga.
"Tumben gak bohong" ucap Gadis sembari berkaca di ponsel Yuta, sedikit merapikan bando yang Yuta pasang karena sedikit melenceng. Cowok itu hanya bisa menghela nafas.
Gadis kemudian berpose 'peace' dengan jari telunjuk dan tengahnya, tersenyum menampilkan deretan gigi bersihnya. Iya, dia sedang selfie.
"saya beli yang itu ya" ucap Yuta kepada mbak penjualnya, menunjuk bando yang Gadis pakai dan mengeluarkan uang seharga bando itu.
"terimakasih sudah membeli. Semoga langgeng ya sama pacarnya"
"Amin.. makasih doanya" Yuta senyum dan kembali ke Gadis yang masih asik mainin ponsel Yuta.
"Dis, ayo balik" ajaknya.
"Ayo!" seru Gadis lalu menggandeng lengan Yuta dan tersenyum sumringah.
Disamping seneng diajak jalan, seneng juga dibeliin bando. Gak lupa seneng juga kalo ada Yuta.
A/N:
Hai. Aku update malam!.
masih ada yang baca-kah?
Maaf banget kalo lama updatenya, akhir" ini sibuk dan juga ide gak selalu muncul -.-
Maaf juga kalo malah kurang seru.
Krisar are welcomed
Vomment ditunggu juga:*
Thanks, readers~
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings ● Nakamoto Yuta ✔
FanfictionIf a kiss was a raindrop, I'd send you a shower. If a hug was a second, I'd send you an hour. If a smile was water, I'd send you the sea. If you needed love, I'd send you me -YUTA Copyrightⓒ2016-leettlevain