"Anjir, beneran deh, Yong. Meleleh gue liat senyum ceweknya Yuyut" tutur Akbar dan memasukkan bola-bola basket ke tempatnya.
"Gadis? Ceweknya? Udah fix tuh?" cibir Taeyong dan menutup kotak berisi bola-bola itu.
"Ya, belom sih. Keknya gue naksir dia deh.. Yok ngantin" ajak cowok yang memiliki tinggi sepantaran Taeyong itu.
Taeyong membayangkan adek kelas itu. Ia mengingat ucapan Yuta yang berkaitan dengan tikung menikung. Selagi belum hak milik siapa-siapa, masih ada kesempatan kan buat ngerebut hati Gadis? Pikir Taeyong mulai kemana-mana.
Ia melangkahkan kakinya hingga sampai ke kantin. Tsk. Kantinnya udah penuh, padahal belum jam istirahat. Decaknya kesal. Ia melihat tempat yang cukup longgar karena hanya dimuati dua orang, masih sisa dua lagi. Taeyong cukup kenal sosok itu. Cowok bersurai hitam legam dan cewek rambut sebahu. Winwin dan Gadis.
"Bar, kesana yok. Ada si Gadis" Taeyong menyenggol bahu temannya itu dan hanya direspon dengan anggukkan.
Mereka berdua menghampiri dua manusia yang sedang enak-enaknya makan. Winwin menghentikan aktifitas makannya sedang Gadis menatap bingung mereka. Ia diam sejenak dan mulai menyapa mereka.
"Eh ada kak Akbar sama kak Taeyong, hai!!" Gadis melambaikan tangannya girang dan meringis.
"boleh duduk disini, gak?" tanya Taeyong.
"boleh kok, boleh" jawab Winwin dan melanjutkan makannya.
Dua cowok itu pergi mengambil makanan dan kembali lagi ke hadapan dua manusia itu. Mengambil tempat masing-masing. Taeyong sengaja memilih duduk di hadapan Gadis, biar bisa modus dikit.
"Oiya, tumben sama Winwin, geng lu mana, dek?" tanya Taeyong lalu menyuapkan sesendok bibimbap ke mulutnya.
"Tau tuh, kak. Lagi ngeceng kakel lain, mungkin" jawab Gadis cuek dan meminum jus mangga miliknya.
"Oh.. Lo sama Winwin, pacaran?" gantian cowok sebelah Taeyong yang bertanya.
Mendengar kalimat itu, Gadis hampir saja tersedak jus mangga dan mungkin saja menyemburkannya ke wajah perfect Taeyong.
"Ng..Nggak" Jawab Winwin walau sebenarnya dia berharap itu IYA.
"Sama Yuta juga nggak?" tanya Taeyong dan dibalas gelengan pelan Gadis. "kalo misalnya sama gue, mau kan ya?" godanya dan meminum milkshakenya.
"Udah jangan serius gitu, canda doang" ucapnya karena melihat wajah orang disekitarnya berubah jadi gak santai.
"Oiya, Dis, udah baikan ama Yuyut?" tanya Akbar sembari ngemil jajannya, ia penasaran sama mereka dari kemarin. Gak jelas cerita mereka, masih putih abu-abu.
"belum, hehe" balas Gadis.
Suara langkah kaki seseorang berhenti tepat di tempat mereka. Gadis melihat siapa orang itu, ternyata cewek berambut pirang se-dada, tukang rusuh di grup chat mana aja, fans berat Taeyong. Siapa lagi kalo bukan Jessy Valensia.
"Dicariin ternyata disini, dicari Mr. Lee tadi.." ucap Jessy dengan nada yang semakin memelan.
Gadis hanya mengangguk dan melihat pandangan cewek di hadapannya berpaling darinya. Pandangan Jessy beralih pada cowok yang tengah duduk berhadap-hadapan dengan Gadis. Cowok yang sedang makan bibimbap dengan nikmatnya. Cowok yang selama ini dia puja-puja. Taeyong Lee.
"Gadis! Kenapa gak bilang kalo ada kak Taeyong?!" Jessy mulai histeris dan mengguncang-guncang bahu sahabatnya itu.
Taeyong yang merasa namanya disebut langsung memandang Jessy. Gadis pirang itu juga tak sengaja mengalihkan pandangannya ke cowok itu. Bertemulah sepasang mata mereka, membuat tubuh Jessy seperti disengat listrik, jantungnya berdetak tak karuan dan kakinya tak kuat menopang tubuh mungilnya. Tapi tak berefek apapun untuk Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings ● Nakamoto Yuta ✔
FanfictionIf a kiss was a raindrop, I'd send you a shower. If a hug was a second, I'd send you an hour. If a smile was water, I'd send you the sea. If you needed love, I'd send you me -YUTA Copyrightⓒ2016-leettlevain