Oke, mulai dari peristiwa tadi aku memulai masa percobaan ini. Padahal baru selesai UN ya, malah dikasih try out semacam ini. Aku terus saja masih memikirkan dampak apa yang akan terjadi jika aku beneran ada 'sesuatu' sama kak Yuta.
"Pengen balik ke Indonesia kalo gini. Pusing!" rutukku menggunakan bahasa Indonesia, biarkan saja mereka yang menatapku aneh di perpustakaan ini, aku beneran stress.
"Sshht! Jangan ganggu dong, sayang" suara itu lagi.
"masalah gitu?" amukku dengan menggunakan bahasa kelahiranku, biar saja dia gak ngerti.
"ngomong apa sih? Gak ngerti" dia menatapku bingung.
"kepo banget jadi orang" cibirku.
Aku kembali menjatuhkan kepalaku dan membaca novel yang ada di genggamanku.
"jangan pernah menyianyiakan orang yang selalu ada untukmu.. tsk novel romansa" komentarnya.
"untung ya sekarang udah gak ada perang, coba deh kalo masih ada gituan, gak bakal aku nyoba ginian sama kamu, kak" tuturku.
"eh? Maksudnya?"
Aku mengangkat kepalaku dan menghadapnya. "Pernah baca buku sejarah gak?" tanyaku dan dia menggeleng ragu.
"searching sana tentang sejarah Indonesia. Temuin jawabannya disana" lanjutku.
"Terus hubungannya apa?" tanyanya.
Aku menghela nafas berat. Gini ya kalo ngomong sama bukan orang Indonesia. Susah buat ngejelasin.
"Baca aja udah"
Ia mengambil ponsel dari sakunya dan mengetik sesuatu, mungkin mencari tentang ucapanku tadi. Matanya memandang serius layar ponselnya, membaca kata perkata dengan teliti.
"Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi, pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan, terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang" ia membaca dengan jelas, tentu saja dengan suara yang di pelankan karena takut mengganggu kenyamanan perpustakaan. Ia mulai manggut-manggut setelah membacanya.
"udah ngerti?" tanyaku. Dia ngangguk.
"Tapi itu masa lalu, Dis. Kenapa diungkit dan di hubungin tentang kita?" tanyanya balik.
"tanpa Sejarah, tanpa tau soal begituan, kita pasti gak akan kenal sama pahlawan. Gak akan tau kalo orang-orang dulu itu melewati masa pedih untuk memperjuangkan negara yang mereka cinta, negara yang mana menjadi tempat kelahiran mereka. Gak akan mengenang jasa orang-orang terdahulu yang rela bersimbah darah demi bangsa. Ya kan kalo ini masih ada penjajahan mana sudi aku pacaran sama penjajah" Jelasku. "Baru kali ini tau anak olimpiade gagap soal sejarah"
"Kan aku anak IPA bukan IPS" protesnya.
"Aku juga anak IPA tapi seenggaknya ya tau lah soal hal tentang negara sendiri, tau sisi baik dan sisi buruk negara sendiri. Dasar orang Jepang tapi ogeb, padahal anak SD disana udah bisa bikin robot, lah kakak soal ginian gak tau pft" ledekku.
"ada pepatah, carilah ilmu sampai ke negeri China, karena disana kaya akan pengetahuan. Bahkan sampai sekarang mereka tetap unggul di bidang kedokteran. Jadi sah-sah aja dong kalo ada orang Jepang ogeb, karena Jepang belum seluruh penduduknya pinter-pinter. Di China pasti juga gitu, ada lah satu dua orang yang kurang. Ya, walaupun Jepang negara maju, tetep aja kan ada kekurangan disana? Seperti..masih ada produksi film atau majalah dewasa dan lainnya"
"Iya ngerti iyaaa. Yep, itu sisi buruknya, itupun cuma beberapa. Sisi baiknya pun banyak di negara kakak. Kayak bidang olahraga, banyak kan yang dapet medali emas,perak atau perunggu di kompetisi dunia, olimpiade sains juga, teknologi gak usah ditanya. Waktu kejadian PD II juga, walaupun Nagasaki dan Hiroshima di bom, tapi mereka berusaha bangkit, nyerang balik. Tapi ya jeleknya itu, nguasain negara-negara Asia, memperluas kekuasaan, juga, waktu mereka janji bakal merdekain Indonesia, mereka malah nyerahin lagi Indonesia ke sekutu dan-"
"Stop! Aku gak mudeng kalo udah masuk sejarah. Kalo ngomongin soal fisika, matematika, bahasa Inggris, okelah. Kalo Sejarah, udah, angkat tangan. Aku pernah baca, Indonesia juga gak kalah hebatnya kok kalo masalah olimpiade sains, udah beberapa kali masuk ajang internasional. Intinya ya, semua negara ada kelebihan dan kekurangannya sendiri, gak ada yang sempurna lah. Lagian sekarang kan udah gak ada perang lagi ya? Kenapa harus diungkit? Juga, penjajahnya kan cuma tinggal aku doang"
Aku menatap kak Yuta bingung. Bingung dengan maksudnya kalo dia itu penjajah. "Penjajah?"
"Iya penjajah. Penjajah hatimu 'kan?" ia menampakkan cengiran khas-nya itu.
Demi apa aku pengen ngeunyel-unyel dia, antara ngeselin sama gemesin itu rasanya beda tipis.
"Shht! kalian yang disana bisa diam, tidak? menganggu yang lain" tegur penjaga perpus.
Aku dan kak Yuta tiba-tiba mematung dan terkekeh geli karena perdebatan kecil kita tadi.
A/N:
Hai, berasa baca Historical Story ya? ehehe maafkan, itung-itung kita flashback pelajaran sejarah dan jangan melupakan jasa para pahlawan:))
Krisar are welcomed~
Vomment dari kalian sangat berpengaruh:)
Thanks udah ngikutin SS "Feelings" sampai sini, aku terhura:"
Kalau ada yang salah dibagian sejarahnya itu, tolong di koreksikan ya ehe^^,
![](https://img.wattpad.com/cover/86655915-288-k847056.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Feelings ● Nakamoto Yuta ✔
FanfictionIf a kiss was a raindrop, I'd send you a shower. If a hug was a second, I'd send you an hour. If a smile was water, I'd send you the sea. If you needed love, I'd send you me -YUTA Copyrightⓒ2016-leettlevain