9 Oktober 2016
Entah sejak kapan ada cita cita dalam benakku untuk jadi guru. Entah kenapa pula harus aku yang jadi guru. Oke begini. Semua itu mungkin bermula dari anggota keluargaku yang rata rata adalah guru. Mulai dari ibukku, pakdheku budheku bulikku paklikku dan akhirnya aku. Ya bisa dibayangkan, setelah pulang sekolah sudah biasa aku mendengar Ibunda tercinta mencurahkan seluruh keluh kesahnya tentang muridnya di sekolah, tentang rekan gurunya, atau tentang sekolahannya yang begitu begitu saja. Tapi ya begitulah ibukku. Yang mau bagaimanapun, beliau selalu dengan sepenuh hati mencoba mencintai pekerjaan yang sudah dipilihnya dengan suka paksa.
Dan Tara, kutukan berlanjut kepada anandanya tercinta yang akhirnya juga harus mengikuti jejak Ibunda tercinta untuk menjadi guru. Guru adalah sebuah kutukan bagiku.
Tapi entah kenapa, perlahan aku mulai menikmati saat saat ketika aku menjadi guru. Berelasi dengan murid, bercengkrama dengan mereka hingga akhirnya menyediakan kuping bagi mereka yang tak pernah didengarkan. Dan dari sinilah aku mulai berkisah...
