Akhir akhir ini aku sedang mengalami krisis. Buat apa sih aku jadi guru? Bukan berarti aku minta untuk selalu dikenang. Tapi aku hanya ingin mempertanyakan apa yang sedang aku lakukan. Jika para pembaca mengira bahwa guru sudah sejahtera? Salah besar. Itu hanya terjadi (mungkin) pada guru guru di kota besar. Aku sendiri juga walau termasuk guru di kota besar, aku sendiri belum bisa dikategorikan sebagai orang mapan.
Lalu apa yang aku kejar dalam hidupku? Sebagai guru? Murid murid semakin lama semakin utopis. Semakin lama mereka hanya mampu "menggalau" masalah percintaan. Aku sendiri yakin mereka tak peduli masalah petani kendeng yang sedang #mencarijokowi untuk kendeng yang lebih lestari. Atau apakah mereka paham mengenai masalah sosial yang lainnya?
Ah ya sudahlah. Toh pengajar dan yang diajar adalah sebuah tawaran. Sesuai dengan hukum ekonomi. Ada yang menawarkan karena ada yang meminta. Lantas apa enaknya jadi guru di usia muda? Nabung pahala?