Live in mengajarkan aku banyak hal. Mengajarkan pula murid muridku banyak hal pula. Entah mengapa aku sendiri juga malah banyak belajar dari muridku yang sedang live in. Masalah adaptasi di lingkungan pedesaan aku sama sekali tak mengalami masalah. Tapi aku justru tersenyum dan bangga tatkala muridku yang notabene anak anak kota turut bermain bola bersama bocah kampung yang lugu. Atau dengan lugunya anak kota itu merasakan jeruk yang kecut bukan main.
Mereka adalah inspirasiku untuk menulis. Aku sejenak melupakan masalah masalah pribadi dalam hidupku. Yang jelas aku tersenyum melihat mereka. Aku tak tahu apa yang akan terjadi dalam 4 hari ke depan. Percampuran budaya kota dan aroma pedesaan dalam anak anak yang mencoba dewasa. Mencoba menikmati hidup di desa. Lucu. Mereka kagok. Ya memang klise kalo cuma diceritakan. Tapi apa yang aku saksikan sungguh menggelikan. Ada yang takut dengan segala jenis hewan. Ada pula bocah yang dengan energik ingin membantu semua kegiatan tanpa lelah. Tapi mereka semua sedang menghadapi diri sendiri.
Pertanyaannya sederhana, bagaimana dengan aku sendiri? Bisakah aku menikmati kesempatan libur yang singkat ini? Atau kejutan apa yang akan Tuhan berikan dalam live in kali ini? Entahlah. Mari kita tunggu.