bagaimana guru bisa mengajak murid bermimpi jika guru tidak punya mimpi?

375 9 0
                                    

Semua orang setuju bahwa sekolah dan cita cita adalah kakak dan adik. Semua orang juga akan mengangguk bahwa setiap murid harus memiliki cita cita. Cita cita digunakan untuk membuat orang semakin terpacu dalam menghadapi hidup. Cita cita pulalah yang menjadi bahan bakar ketika sebuah kebosanan mempelajari materi di kelas meradang otak para siswa.

Tapi apa jadinya jika ternyata guru guru mulai berhenti bermimpi? Sanggupkah mereka mengajak anak anaknya untuk bermimpi lebih jauh sedangkan dirinya sendiri tidak memiliki mimpi? Ia terjebak suasana rutinitas yang itu itu saja dan tak pernah mau berubah.

Kita semua harus bermimpi. Tapi ternyata tak mudah untuk bermimpi. Semakin kita dewasa semakin kita takut bermimpi. Ini disebabkan bahwa realita dan mimpi terkadang berbanding terbalik. Kita takut bermimpi karena kita takut melihat realitas yang seringkali berbanding terbalik dengan mimpinya.

Aku sendiri sebagai guru mulai berhenti bermimpi. Hidupku mulai serba realistis. Terkadang ingin kuteriakkan bahwa menjadi dewasa adalah jebakan untuk hidupmu. Aku belum menemukan rumus yang tepat untuk menyeimbangkan antara mimpi dan realita. Yang umum terjadi adalah kita terlalu banyak bermimpi tanpa melakukan satu tindakan untuk mewujudkannya, untuk memanifestasikan mimpi kita. Jelas. Bermimpi adalah pekerjaan yang paling sulit untuk orang dewasa. Logika kita yang akan selalu menjegal dengan segala perhitungan dan pertimbangan yang ada.

Mari mencoba bermimpi. Mari bangkit. Sudah selayaknya guru guru juga bermimpi dan punya cita cita. Dengan begitu siswa siswi kita akan ikut bermimpi bersama.

Catatan GuruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang