3 tahun kemudian.
Arina kuliah disalah satu unv.negeri yg berada dekat dengan perumahannya.
Dia berpisah dengan 3 sahabatnya, karena mereka semua masuk ke unv. yg berbeda-beda.
Vega kuliah sambik berkerja, dia membantu mamanya di butik dan menjadi model pakaian yg dijual dibutiknya yg terbilang sukses.
Semenjak key pergi, arina dan vega sama-sama bungkam. Seperti tidak mau mengungkit masalah kepergian key.
Arina dan vega kebetulan satu kampus tapi beda jurusan, takdir selalu kuat.
ARINA POV
"Meet up yuk guys", ketik arina di grup chat dengan ketiga sahabatnya, citra, qila, bella."Kapan jeng, bella always free 😂", balas bella cepat.
Kerjaan anak ini apa sih, selalu fast respons, tapi aku suka. Apa dia di DO ya?
"Ah elu bell, lu DO ya. Tiap wktu free mulu, kerjain tgs gue nih. Eh baby arina, kpn ya gw msh full nih. Gmna klo seminggu lgi kta ktmuan di ATAP, kngn bgt nih", selalu citra mendahului apa yg ingin aku bicarakan.
"Oke beb, minggu depan jam 4 ya. Eh tapi qila mna nih?. Kemana nih anak, biasa juga langsung rempong.
"Aku hadir beb, minggu dpn fix oke", balas qila.
Hampir sejam kita ngegosip lewat chat, awalnya citra pamit nugas jadi semua ikut udahan chatnya.
Hampir 3 tahun aku hanya berhubungan sama mereka lewat chat, tanpa sekalipun ketemuan.
Karna setiap kali aku libur yg lain sibuk dan sebaliknya, tapi akhirnya kali ini bisa. Ah sumpah kangen ceriwis mereka bertiga.
Sampai rumah aku melihat papa dan kak riko duduk diruang tamu. Sesuatu yg luar biasa, karna mereka sama-sama sibuk dan jarang ada dirumah.
"Hai pa kak, tumben dirumah?", kucium pipi papa dan kakak, itu kebiasaan kami dari kecil.
"Ye, nggk seneng kakak pulang, apa kabar reno?", tanya kak riko yg langsung membuat moodku jelek.
"Yg adik kakak siapa sih?", ucapku sambil manyun.
Kak riko langsung memelukku, aku tau dia kangen, hehe.
Kami bercanda bersama, ditambah dengan biskuit dan teh hangat buatan mama, uh nikmat. Bahagiaku ya ini, keluarga.
"Pa, aku mau ajak arin keluar bentar nyari sepatu, ya", kata kak riko.
"Yaudah, makan malem bareng apa kalian makan diluar?", tanya papa.
"Em kayaknya diluar deh pa, papa mama makan malam duluan aja deh", jawab kak riko.
Aku dan kak riko sampai di mall biasa kami jalan, dia langsung ketoko sepatu.
"Gimana kabar key?", tanya kak riko tanpa melihatku, dia tetap memperhatikan sepatu-sepatu didepannya.
Key. Nama itu.
Aku sering mendengar namanya, tapi belum pernah ketemu dengan orangnya setelah 3 tahun ini.
Dia menghilang bagiku, tapi muncul sebagai idola semua orang.
Sumpah aku kangen dia.
"Dek?", tepukan pelan dibahuku menyadarkanku.
"Iya kak, baik kayaknya", jawabku.
"Kok kayaknya? Gak pernah ketemu?", tanya kak riko.
Jangankan ketemu, chatting aja gak pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGECUT EGOIS -gxg-
General FictionHanya cerita pemula yg isinya gak jelas nan aneh. Tidak ada yg salah dari sebuah cinta, hanya bagaimana kita menghadapi anugerah terindah ini. Pergi, menghindar, sakit, pengecut. Atau coba, hadapi, terima, entah nanti bagaimana hasilnya, yg jelas s...