KEY POV
Hidupku sekarang benar-benar berbeda, tak ada lagi kesepian, tak adalagi kesunyian, yg ada hanya tawa, keributan, dan ceria.
Gimana nggak berubah, kalo di apartmenku sekarang tinggal sosok baru yg memiliki 1000 energi yg gak pernah abis, Steffy Zein.
Yap setahun sudah dia memutuskan untuk tinggal denganku, selain dia yg memaksa, orang tuanya juga mendukung saja, dan alasan yg lebih gak logis karna bebeb tinggal deket apartmentku. Katanya biar supir yg jemput gak ribet, hah sekata lo deh fy.
Tapi aku seneng-seneng aja, karna dia energi ku sekarang ini.
Semula ada ruang kosong yg kugunakan untuk menyimpan semua koleksi mainanku, sekarang disulap menjadi tempat kostum dan aksesoris milik Steffy.
Masalah kamar, sebenarnya ada kamar kosong khusus tamu, tapi Steffy memaksa untuk tidur bersama di kamarku, yasudahlah.
Grogi? Banget. Tapi itu cuma di minggu awal, karna selanjutnya hilang sudah rasa grogi itu terganti dengan rasa yg lain. Kalian tau lah.
"Sayang, bangun", sayup-sayup kudengar suara merdu ditelingaku.
Tapi rasanya mata ini masih sulit untuk kubuka.
"Sayang, bangun deh, udah siang ini. Kamu kan ada jadwal. Bangun gak", suara itu lagi.
Tapi sekarang bukan suara merdu melainkan teriakan dengan dibarengi guncangan ditubuhku.
"Argh, aku baru tidur sayang, please deh", ucapku kembali memejamkan mata.
"Tapi kamu ada show jam 8 key!", teriak steffy lagi.
"Ya ampun, aku berani nonton bola karna jadwal aku diundur steffy, argh ngantuk", kesalku.
"Oh yaudah, kalo gitu anterin aku belanja", ucapnya yg tak kuhiraukan.
Tapi kemudian jurus 1000 ciuman mendarat diwajahku. Hehe pagibpagi dapet ginian mah, surga dunia. Tapi, please ngantuk banget sumpah.
Tapi kalo gak bangun, pasti ciuman ini bakal berubah jadi gigitan atau paling ekstrem cubitan, big no. Terpaksa aku bangun, dan masuk kekamar mandi. Sekilas kulihat senyum kemenangan diwajah steffy.
Setelah sejam bersiap, kamipun pergi ke mall. Jam segini masih sepi, dan itu menguntungkan bagi kami. Setelah sarapan, acara penyiksaan untukku dimulai.
Yap, nemenin cewek belanja itu neraka banget. Liat ini itu sana sini, ujung-ujungnya nggk beli kalaupun beli cuma 1, heh.
Steffy? Katanya bentar tapi dia tetep cewek, dan semua cewek masalah belanja sama, luaamaa. Yang beli sepatu lah, tas lah, baju lah, yg paling ngeri beli daleman.
Disinilah aku sekarang, ditengah-tengah benda bergantungan, ada juga yg ditumpuk, beranekaragam warna, dan juga bentuk, toko daleman.
"Yang, bagus yg mana, pink apa ungu?", tanya steffy dengan menenteng 2 buah bra yg ditunjukkan kepadaku.
Aku hanya mendengus kesal, aku sudah hafal betul dengan sifat steffy, jadi kupilih asal aja.
"Ungu", jawabku datar.
"Emm, oke. Aku ambil yg pink deh, tunggu bentar ya, aku bayar dulu", jawabnya dan melenggang pergi.
See. Benerkan? Rugi jawab tau gak. Kenapa harus tanya dulu, kalo jawaban itu pun gak guna.
Kulihat dia menerima telfon, dia celingukan kearah luar.
"Kamu mau nemenin aku lagi apa pulang aja? Soalnya kak alya minta aku nemenin belanja", tanyanya setelah membayar belanjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGECUT EGOIS -gxg-
Narrativa generaleHanya cerita pemula yg isinya gak jelas nan aneh. Tidak ada yg salah dari sebuah cinta, hanya bagaimana kita menghadapi anugerah terindah ini. Pergi, menghindar, sakit, pengecut. Atau coba, hadapi, terima, entah nanti bagaimana hasilnya, yg jelas s...