KEPINGAN 19

5.3K 335 15
                                    

AUTHOR POV

PLUKK.

Sebuah bantal unik berbentuk mobil mengenai wajah seseorang yg tengah tertidur pulas.

Tapi karna bantal itu membuat tidur wanita itu terganggu.

"Argh please kak dea! Aku baru tidur, ish!", gerutu wanita itu, dia kembali menyembunyikan wajahnya dibalik selimut.

Dan sang pelaku pelempar bantal itu semakin terlihat geram. Wanita itu masih sibuk merencanakan cara efektif membangunkan wanita yg tidur pulas.

Karna tak ada cara lain, wanita itupun harus mengeluarkan suara merdunya.

"KEY! Kamu bangun apa aku pergi sendiri!", teriak steffy.

Itu bukan pertanyaan tapi sebuah pernyataan yg diucapkan keras.

KEY POV
Ashh sumpah ngantuk. Kak dea ganggu banget sih, kan ini minggu.

Kucoba untuk kembali masuk ke alam mimpiku. Tapi sebuah suara melengking menyadarkanku sepenuhnya.

"KEY! Kamu bangun apa aku pergi sendiri!", teriak orang itu lagi.

Ini bukan suara kak dea, ini suara steffy.

Benar saja, setelah kubuka kelopak mataku, terlihat jelas wajah cantik kekasihku didepan sana. Yahh biarpun dia memasang wajah garang, dia tetap cantik, malah imut menurutku, hahaha.

SHIT. Terlalu asik memandang wajah steffy aku lupa kalau sekarang aku memiliki janji mengantarnya jogging di taman kota.

"Baby, wait a minute", ucapku dan segera berlari ke kamar mandi.

Disinilah aku sekarang, ditengah kerumunan orang yg sedang mencari udara segar taman kota. Ada yg jogging, ada yg cuma jalan santai, bersepeda, atau juga berkedok olahraga tapi cuma buat foto ujung-ujungnya cari sarapan. Noisy.

"Rame banget kek festival huh", ucapku sambil meminum minuman yg dibawa steffy dari rumah.

Aku sudah menemani steffy jogging selama 30 menit, sumpah capek, aku bukan tipe orang yg suka lari.

"Biasa kali key, lu aja yg jarang keluar", ucap steffy santai sambil memberikan handuk kecil untukku.

Aku belum mengambil handuk yg diberikannya, kubiarkan tetap menggantung ditelapak steffy.

"Hya! Ambil nih, tangan gue pegel tau gak, ish", marah steffy.

"Kamu sayang gak sih ama aku, keknya kasar banget kalo sama aku?", tanyaku kesal.

Pletak. Satu sentilan keras didahiku. Yaks, anak ini selalu saja seenaknya.

"Beb, sakit tau!", ucapku sambil menggosok pelan dahiku.

Ah malangnya nasibmu kawan, bertahan lah dahi nanti kau kuberi es.

"Ya lagian tanya aneh segala, kenapa sih?", tanyanya angkuh.

"Ya gimana gak aku tanyain, emang kamu bener-bener kasar. Ngomong aja lo-gue, gak ada manis-manisnya. Dulu aja ngerengek minta perhatian aku, sekarang huh, buyar semua", keluarlah semua kekesalanku.

"Ya ampun key, gitu aja marah. Ya maaf, aku udah kebiasaan pakek bahasa itu sih, tapi AKU usahain deh. Oh jadi sekarang kamu yg takut kehilangan aku nih? Cie yg cinta banget sama gue, ups, aku, haha", ledek steffy saat melihat wajahku.

Benar, itu harus benar.
Aku mencintainya.
Aku mencintainya.
Aku mencintai steffy.
Perasaan ini cinta, harus cinta, kumohon ini harus perasaan cinta.

Kuacak rambut steffy, dan membenamkan wajahnya kepelukanku. Aku berusaha fy, berusaha begitu keras.

"Sampe pake lo-gue lagi, bakal aku gelitik sampe nangis", ancamku.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang