KEPINGAN 18

5.4K 371 7
                                    

ARINA POV
Bahkan sekarang dia sudah benar-benar melepasku, ah bukan, benar kata dia, akulah yg melepaskannya. Dia hanya memberiku jalan, dia mengikhlaskanku dengan pilihanku.

Inilah yg ku mau, tapi kenapa rasanya sangat menyakitkan. Melihat sorot matanya yg penuh dengan sayatan luka.

Tak ada lagi mata hazel yg dulu selalu menenangkanku, tak ada lagi senyum yg dulu selalu menghangatkan hatiku, hanya wajah penuh tekanan dan luka yg tersimpan.

Arina, sejauh mana kamu akan menyakitinya?

Hiks hiks hiks.

"Mama nggk pernah tau kamu akan setersiksa ini. Maafin mama sayang", ucap mama sembari memelukku.

Setelah acara kak riko selesai aku langsung pulang dan meringkuk dikamar. Mama memelukku dan ikut menangis denganku.

"Enggak ma, mama nggak salah, arina yg salah mencintainya", ucapku sesenggukan.

Aku kembali membohongi orang lain dan hatiku sendiri.

"Berhenti sakitin diri kamu, berhenti bohong arina, mama nggak bisa liat kamu kayak gini", ucap mama.

Setelah itu entahlah, semua menjadi gelap.

STEFFY POV
Lihatlah wajah itu, cih, penipu ulung, topeng aktor, hidup drama. Ketawa ketiwi gak jelas, gak inget kemaren apa?

Nangis bombay semaleman, minta temenin, nggk lepas peluk lagi. Dasar jomblo alay.

"Kenapa sih muka lo suntuk amat?", tanya salah satu artis temanku.

"Nggak tidur semaleman!", ucapku sedikit keras.

Kode keras ke key, rupanya dia sadar akan sindiranku. Dia menatapku, tapi ku abaikan.

"Bukannya lo free dari 2 hari kemaren? Lo nggk begadang buat gituan kan hahah", celoteh temanku yg lain.

Ash dasar, otak mesum, kenapa ke arah sana sih mikirnya.

Akupun hanya pasrah saat melihat key menahan tawanya. Dia berjalan mendekatiku.

"Apa?", tanyaku saat key datang dengan senyum palsunya.

"Mau duduk sini aja", ucapnya sambil menarik kursi dan duduk tepat didepanku.

"Yak, disana masih banyak yg kosong, gausah ganggu deh, minggir", ucapku ketus.

"Gausah teriak kali fy, budek nih kuping", bentak temanku.

"Aku udah selesai nih, yuk pulang", ajak key.

"Yaudah pulang aja, gue mau disini dulu", ucapku acuh sambil minum ice coffe yg baru dibelikan asistenku.

Kenapa nih anak, gila kali ya. Ngeliat minumanku kayak belum minum setahun.

Akupun menjauhkan minumanku ke belakangku, key mendekat ingin merebut. Alhasil aku memasang tangan kiri sebagai tameng.

Key tetap ingin merebut minuman itu. Tangan kiri ku tepat menahan dadanya, yaks, posisi ku sudah seperti gadis yg mau diperkosa.

Aku melihat sekeliling, dan para manusia diruangan ini semua melihat ke arah kami, dengan terpaksa kurelakan ice coffe yg baru kuminum seteguk itu, argh.

"Stop bikin envy gue, gak liat disini sekumpulan artis jomblo hah!", maki salah seorang temanku.

"Kapan nih traktiran? Kita butuh asupan gratis haha", tambah mereka.

"Ah ya ya, terserah kalian, gue mau balik, daa", ucapku sambil mengambil tas dan melangkah pergi.

"Ditunggu aja, masih proses, dia masih marah. Yaudah gue balik dulu ya bye", ucap key yg masih bisa kudengar.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang