KEPINGAN 24

6.3K 377 25
                                        

KEY POV

Ah lelahnya.
Aku banyak mengeluh? Memang, ya bagaimanapun juga bidang ini bukanlah keahlianku, sumpah bosan berkutat dengan setumpuk kertas dan layar komputer.

Yap selesai. Ku unggah satu fotoku dengan caption "Lama tak muncul. Apa kabar semua?"

Ternyata akunku masih dibanjiri dengan para fansku. Buktinya, tak butuh waktu lama banyak yg menglike atau mengomentari.

Dari para sahabat, artis, dan juga fans, ah ternyata mereka tidak melupakanku.

Banyak yg bertanya kemana aku selama 4 tahun ini, kujawab seadanya untuk mewakili pertanyaan mereka semua.

Cukup lama aku membalas satu persatu dari mereka, akhirnya aku memutuskan mencari makan siang karna perutku sangat lapar.

Fast food pilihan yg tepat, aku ingin memanjakan cacingku yg diperut, haha. Lumayan ramai disini, setelah memesan aku mencari tempat duduk yg dekat dengan jendela.

Saat asik meminum cola, aku melihat seseorang yg kukenal. Dia berdiri memesan makanan didepan sana.

"Hay bang", sapaku ketika dia melewati mejaku.

"Loh key?", dia terlihat kaget.

"Haha lama nggk ketemu, bang riko makin seger nih", candaku melihat perutnya yg sedikit buncit.

"Wah elo ngledek gue nih critanya, ya gini badan suami yg hidup bahagia sama istri, gak kayak lo yg cungkring, haha", balas bang riko.

"Sama siapa liburan disini bang?", tanyaku lagi.

"Liburan? Oh gue udah pindah kesini sama sekeluarga, deket kerjaan gue", jawab bang riko.

"Wah udah sekeluarga aja, udah ada berapa nih riko junior?", candaku.

"Om iko!", teriak anak kecil kearah bang riko.

Tunggu, bukannya dia bocah waktu itu. Kalau dia manggil bang riko "om", berarti dia?

"Ya ampun gue sampe lupa kalo beliin ponakan gue makan. Kenalin itu sean, anaknya arina", jawab bang riko enteng.

Jadi bocah itu, anak kak arina? Kak arina tinggal disini? Dan aku hampir nabrak bocah itu, mampus kalo mereka tau.

"Bocah nakal",

"Om peniru",

Ucap kami bersamaan. Bang riko terlihat bingung dengan panggilan kami. Dan kemudian aku ikut duduk di meja mereka setelah melihat mereka berdua sudah duduk.

"Lo kenal sean?", tanya bang riko.

Aku mengangguk dan masih tetap melihat bocah itu makan dengan lahap tanpa gaduh, dia anak pintar.

"Dimana?", tanya bang riko lagi.

"Dijalan, wak...",

"Dijalan om, yg waktu itu aku ceritain ke om iko, om peniru yg hampir nabrak aku", potong sean.

Mati aku, kini mata bang riko menatapku tajam.

Pletakk.

Satu sentilan keras mendarat didahiku, tersangkanya hanya teratwa geli dan diikuti sang ponakan.

"Sorry bang, gue beneran lagi banyak pikiran, untung gue ngerem masih bisa hehe". Jelasku.

"Kalau sampe ponakan gue yg unyu ini kenapa-kenapa, mampus lo ditangan gue haha", canda bang riko.

Kami tertawa banyak karna mendengar celoteh sean.

"Hey sean, tapi kenapa kamu panggil dia om peniru. Namanya kau taukan, key, dan lagi dia perempuan sean", jelas bang riko.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang