KEPINGAN 2

10.2K 553 7
                                        

KEY POV
"Temui aku di tmn blkng. Skrng". Huft. Pasti kena omelan lagi.

"Hay kak", kutampilkan senyum semanis mungkin ke gadis yg tak kalah cantik dengan kak arina. Tapi yg dilihat hanya wajah masam tapi tak mengurangi kecantikannya.

"Lama banget sih, duduk, nih makan", apa sekarang dia ada tamu ya, aneh. "Kakak nyuruh aku kesini cuma buat ngasih ini? Kakak nggk sibuk?". Yg ditanya malah sibuk main hp. Huft.

"Haloww", dia senyum melihatku. "Aku balik deh kak" "gitu aja marah, gak enak ya dicuekin, makanya jangan suka nyuekin aku. Maaf aku sibuk, OSIS masih ngrecokin waktuku terus, gak becus banget kosis sekarang". Yap tahun lalu, gadis cantik tangguh ini menjabat sebagai ketua osis dan juga leader dari tim cherr disekolahku. Kurang apa coba?

"Abisin bekal ini disini, awas gk diabisin", ancamnya seraya berdiri dan sedikit merapikan seragamnya yg sudah rapi. Perfectionist.

"Gak mau ah kalo sendiri, aneh banget kayak anak ilang". Dia kembali menatapku. Tapi sekarang tatapannya berubah dari ancaman kearah kelembutan. Ah nyaman.

"Maaf ya, beneran kali ini gak bisa temenin, aku sibuk, tapi aku pastiin sebelum bel aku kesini, oke, bye key". Kak vega beralu sebelum aku menjawab.

Akhir-akhir ini kak vega aneh, dia semakin perhatian denganku. Dia menelfonku setiap saat hanya memastikan aku sudah makan atau keberadaanku dimana. Hal kecil tapi dilakukan setiap hari, sedikit aneh. Karna memang aku baru dekat dengannya, setelah aku sering berada dikawasan kakak kelas, ditengah kumpulan teman kak arina.

Awal tau dia, yg ku tau dia bernama VEGANZA AUDRE PRIMA seorang ketua osis yg angkuh, tegas, pintar, tapi juga cantik, tinggi langsing karena dia juga ketua cherrs. Tapi setelah mengenalnya, kata angkuh tadi hilang karna dia orang yg baik dan sangat baik.

"Jen", dia menoleh dan mendekat tanpa kusuruh. "Ngapain lo disini?" "Lo udah ngantin?", tanyaku balik tanpa menjawab pertanyaan dia barusan. "Udah tadi sama vero, tapi dia ke toilet lama banget, gue tinggal deh" "dasar"

"Ngapain lo disini? Tumben lo bawa bekal, pink, gokil gila lo", ledeknya melihat warna kotak makan yg dibawakan kak vega. "Kak vega yg bawain gue mana bisa masak". Ternyata kak vega membawakanku bekal sehat, dan ini enak, ah istri idaman. Ck, ngomong apaan lo key.

"Kak vega? Lagi?", yap ini sudah kesekian kali kak vega membawa bekal untukku. Aku mengangguk.

"Kayaknya bener deh gosip itu". "Gosip apaan?" "Gosip kalo... Eh kak vega, siang kak". Jeni menyapa kak vega yg tiba-tiba sudah berada disampingku.

"Hai, siang juga jen. Kamu nggk liat key buang bekalnya kan?". What, bekal enak gini dibuang, nih ludes kak. "Ye, orang enak gini dibuang, sarap kali yg buang, makasi kak, masakan kakak TOP deh, lain kali yg banyakan ya kak hehe". Lagi-lagi gk ditanggepin, yg diajak ngomong malah sibuk sendiri sama hp nya.

"Huft balik yuk jen, males ah dikacangin mulu, sana tuh ngomong sama HAPE", uh biar tau rasa kalo aku cuekin. "Hehe, nih aku taro. Makasi pujiannya, besok mau aku masakin apa?".

Ah senyum kak vega. Dan lihat, matanya, kalo aja cintaku belum mentok ke kak arina, pasti aku udah melting ditatap kak vega sedekat ini.

"Ekhem", dan suara perusak momen berbunyi, aku melupakan keberadaan jeni. "Terserah deh kak, tapi aku mau besok yg ada udangnya lagi pingin makan udang". Dia berfikir sejenak. "Saus tiram udang?". Aku mengangguk cepat. "Oke, tapi temenim belanja, soalnya dirumah gk ada udang". "Setuju".

"Ekhem", lagi-lagi suara deheman jeni, kami melupakannya lagi. "Gue balik duluan deh kayaknya, ngenes banget idup gue cuma jadi obat nyamuk disini. Kak duluan ya, key barusan kak arina disitu, manggilin lu tapi lu gak nyaut, yaudah deh dia balik". What.

Aku menoleh kearah yg ditunjuk jeni, kenapa sampai gak sadar sih. Akh, pesona kak vega mengacau pikiranku.

"Kenapa lo gk kasih tau gue jen, ck", kataku kesal. "Ye, lo nya aja yg budek, orang dari tadi gue kodein lo nya budek", kode apaan, batuk kecil tadi kode? Mana gue paham dodol.

"Yaudah kak, nanti aku jemput dirumah jam 3 ya, aku ke kak arina dulu, siapa tau penting, jen yuk ikut gue", kulihat kak vega hanya mengangguk lalu pergi mendahuluiku tanpa berkata sepatah katapun.

"Ogah, gue gak mau dengerin kata sok manis lo ke kak arin, jijik gue" "ah tega lo, lo tau ndirikan kalo kak arin gk dirayu gitu dia pasti nyuekin gue, dia kan keras kepala banget". Yap sikap keras kepala kak arina tidak ada yg menyaingi. Alay deh key.

"Tapi lo tetep cinta kan?", hehe jeni benar, apapun dan bagaimanapun dia aku tetap cinta kak arina. Jeni sahabatku juga, jadi dia juga tau perasaan beda ku ini.

ARINA POV
Yg kulihat di taman tadi sudah berlangsung selama 2 minggu ini. Key makan bersama dengan bekal yg dibawa vega. Entah karena apa aku tak suka melihatnya, tatapan vega ke key itu beda. Ya sangat beda. Dan lagi kenapa juga key menatap vega seperti itu, aku tak suka melihat key dekat dengan vega. Karna aku sekarang yakin tujuan vega mendekati key, yaitu karna vega menyukai key.

Aku tak akan membiarkan key masuk ke zona terlarang itu dengan vega.

Gara-gara memikirkan key, pelajaran yg seharusnya ku simpan dengan baik diotak semuanya buyar. Tak satupun yg masuk diotakku.

Sampai bel pulang, hanya key yg berputar diotakku. Reno yg sejak tadi berbicara denganku tak kutanggapi, tau-tau sekarang aku sudah diparkiran.

"Kak", kulihat key turun dari motornya. Dia cantik bukan dia tampan dari sisi ini, dengan jaket hitam dan celana jeans yg sudah dipakai untuk mengganti rok sekolahnya.

"Pulang yuk kak", senyum itu, kenapa aku suka sekali melihatnya.

"Arina aku yg nganter, kita mau ke toko buku dulu, yakan rin?", Ha? Benarkah aku berkata seperti itu, aku tak ingat.

"Yuk rin, duluan ya key", aku hanya menurut waktu tangan ku genggam reno dan ditariknya masuk ke mobil reno. Yg terakhir ku lihat hanya wajah datar key, dia masih berdiri mematung disana.

Kenapa aku? Kenapa aku tak enak hati meninggalkannya begitu? Kenapa juga aku gk ngomong apa-apa tadi? Ah, lemot, arina lemot.

"Arina?", tanya orang disebelahku, reno. "Ah iya?" "Kamu kenapa, kok nglamun?" "Oh enggak kok" "kamu nggk suka ya jalan sama aku? Apa mau balik sekarang?". Wait.

Jalan? Dia bilang jalan? Jadi dia tadi bohong bilang ke key? Astaga aku tertipu, kenapa tadi aku diem aja sih?

Arina bego, bego banget.

"Aku masih suka sama kamu, kamu mau nggk kali ini terima aku. Aku pasti ngasih yg terbaik buat kamu".

Helooo, ini bukan waktu yg tepat buat nembak.

"Maaf lancang, tapi aku cinta kamu dari dulu. Aku kira setelah kamu tolak, cintaku bakal hilang, tapi salah. Malah aku makin cinta sama kamu". Jelas reno panjang lebar. Entah bagaimana tanganku sekarang sudah berada digenggaman reno. Lembut. Dan lagi aku nggk sadar kapan mobil ini berhenti dan menepi dipinggir jalan.

Aku hari ini kenapa aneh gini?

"Arina, please, kasih aku kesempatan, kita jalanin dan liat nanti kedepannya gimana. Kalo toh kamu nggk nyaman, kita bisa putus baik-baik".

Hei, ini perasaan, aku nggk mau ngejalanin tanpa ada rasa, ya walaupun ada sih sedikit. Tapi ini bukan kemauanku, ini seperti permintaan yg harus aku lakuin tanpa bisa aku tolak. Nggak aku gak mau.

"Arina? Please". Kulihat wajahnya sekali lagi, jujur, semoga ini bukan wajah palsu memelasnya. Tak tega juga menolaknya seperti ini. Toh nanti jika memang tak bisa, kan bisa putus baik-baik.

"Em oke, aku mau kasih kesempatan. Tapi satu, pegang janji kamu". Terlihat seutas senyum mulai muncul diwajahnya yg muram.

"Oke aku janji, makasih arina".

Dia memelukku, aku yg kaget hanya bisa diam tanpa penolakan atau mencoba membalas.

Semoga yg kulakukan ini benar, tanpa menyakiti perasaan orang lain.

Next tunggu ya.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang