Kulihat mereka berciuman mesra dengan saling merapatkan tubuh masing-masing.
Ciuman mereka berbeda jika dibandingkan denganku dan dia.
Awalnya hanya si brengsek yg aktif melumat bibir si dia, tapi kemudian si dia membalas ciuman itu.
Akhirnya terjadi sebuah ciuman panas yg membakar mata dan hatiku.
Kuperhatikan mereka lama, inginku melangkah pergi namun kakiku seperti membatu.
Hingga pertunjukan menjijikkan didepan mataku selesai."Kak kamu membalasnya?", tanyaku terbata.
"Sorry, aku cuma mau mastiin aja, ternyata aku nggk lesbian kayak kamu, aku lebih nikmatin ciuman ini dari pada ciumanmu".
"Dan ya, kita putus. Menjauhlah dari hidupku, aku jijik mengingat itu semua. Pergi!", kata kak arina lantang.
Dan semua perkataannya seakan memecut kesadaranku. Air mataku mengalir deras, hatiku teramat sakit, tenggorokanku seakan tercekat, tak mampu menjawab perkataannya.
Aku melangkah menjauh, melangkah ke segala arah. Tapi sejauh aku pergi, suara desahan itu tetap terdengar nyaring ditelingaku, dan adegan tadi seakan film yg diputar otomatis diotakku berulang-ulang.
Aku tak mampu lagi melangkah, aku jatuh bersimpuh disuatu tempat yg kosong.
AAARRGGHHHH.....AUTHOR POV
Franzy membangunkan anaknya yg tengah menjerit keras. Dia menemani anaknya yg sakit semalaman."Key, bangun key, tenang ada papa", ucap franzy.
"Ahh ahh pa, papa kenapa disini?", tanya key bingung.
Key lupa kejadian semalam dimana dia sampai dirumah dengan keadaan pucat pasi. Tak mau bicara tak mau makan. Franzy, papanya bingung harus bagaimana.
Ini pertama kalinya key tidur dalam keadaan kacau, selalu gelisah di tidurnya.
KEY POV
Aku terbangun dari mimpiku, mimpi yg menurutku sangat menakutkan. Tapi jika kufikirkan lagi, dan mengingat kejadian kemarin, mungkin juga mimpiku benar."Aku mau balik pa, besok aku berangkat", ucapku disela beliau menyuapiku.
Terlihat jelas kebingungannya di wajahnya yg lelah. Aku menyusahkan papa.
"Papa nggk usah khawatir, aku baik-baik aja kok, tadi cuma capek aja", kataku menjelaskan.
Selanjutnya papa hanya bisa menganggukan kepala menyetujui permintaanku.
Seharian penuh aku gunakan untuk istirahat dirumah. Aku sama sekali tak menyentuh ponsel, karna ponselku sengaja kumatikan.
RIKO POV
Membaca koran dipagi hari tanpa memikirkan pekerjaan kantor itu sangat sangat menyenangkan.Sabtu minggu adalah dimana hari sejahtera bagi seluruh pekerja kantoran.
Kulihat arina baru turun dari lantai dua. Dia seperti bersemangat untuk pagi ini, ah benar semua menyukai hari ini.
"Semangat bener, mau kemana lo rapi banget?", tanyaku.
"Jalanlah, makanya punya pacar, biar minggu lo gak garing", jawabnya.
"Lo mah rakus punya pacar punya tunangan, tapi santai gue single happy kok, haha", jawabku.
Tak kudengar lagi suara arina, tapi waktu kulihat dia, dia duduk tertunduk disebelahku.
"Kenapa?"
"Gak papa", jawabnya.
"Gue udah hidup sama lo lebih dari 20 tahun, gue tau muka lo itu, kenapa?"
"Kenapa lo bahas itu?", tanyanya.
"Kan emang lo punya pacar key, sama tunangan reno. Lo mau jalan sama yg mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGECUT EGOIS -gxg-
Fiksi UmumHanya cerita pemula yg isinya gak jelas nan aneh. Tidak ada yg salah dari sebuah cinta, hanya bagaimana kita menghadapi anugerah terindah ini. Pergi, menghindar, sakit, pengecut. Atau coba, hadapi, terima, entah nanti bagaimana hasilnya, yg jelas s...