KEPINGAN 6

7K 474 12
                                        

ARINA POV
Kami sampai di cafe yg terbilang biasa, karna aku tidak ingin makan malam ini semakin formal karena dilakukan di resto mahal. Dengan hadirnya mama papa sudah membuat moodku berantakan, aku tegaskan, hubungan ini hanya coba-coba.

Disaat memasuki cafe aku melihat kak riko duduk disana, dengan seorang cowok.

Ah bukan, dia key, dia tampan. Padahal dia masih sama seperti yg tadi, waktu mengantarku.

Semakin aku mendekat, semakin jelas pula apa yg mereka bicarakan.

Nggak, ini nggak mungkin. Aku mohon ini hanya mimpi, key kamu bercandakan?

"Riko!", bentak papa. Kumohon papa jangan, jangan.

"Papa" "Om", ucap kak riko dan key bersamaan.

Papa melangkah mendekati key, PLAK. Satu tamparan keras mendarat dipipi kiri key.

"Pa", teriakku berasamaan dengan kak riko. Tapi papa tidak menghiraukan. Dia sekali lagi menampar key.

Aku tak tega melihatnya, tamparan itu pasti sangat sakit. "Pa cukup!", bentakku ke papa dan berdiri didepan key untuk menutupinya dari kemarahan papa. "Apa? Kamu belain anak sinting ini? Minggir!", bentak papa keras.

"Enggak, dia key pa, sahabat aku, papa gak berhak nampar dia", aku memegang tangan key. Dia hanya diam menunduk.

PLAK. Sekarang giliran kak riko yg terkena amukan papa. "Kamu riko, kamu mau jerumusin adik kamu ke hal menjijikkan seperti ini? Kakak macam apa kamu ha!". Bentak papa.

Keadaan semakin kacau saat mama dan reno datang.

"Ada apa ini?", tanya mama penasaran. "Pa kita selesain diluar, gak enak kita ganggu pengunjung lain", kak riko menarik paksa papa dan aku juga menarik key.

Saat ku lihat key, tersirat kesedihan yg sangat nampak diwajahnya. Dan akibat tamparan keras tadi membuat sudut bibirnya berdarah.

Tanganku ditahan key saat aku ingin mengusap darah itu. Dia tersenyum, key tersenyum paksa. "Ayo, aku mau selesain ini", ucap key penuh tekanan.

Diparkiran mobil, wajah mama dan reno sudah berubah, ku taksirkan mereka sudah tau hal ini.

PLAK. Ah tidak, kumohon hentikan. Kali ini mama yg menampar key. "Mama nggk nyangka, kami sudah anggap kamu keluarga, tapi kamu ingin menghancurkan hidup arina. Arina lepas dia!", reno menarikku paksa. Berontakpun percuma, tenaga ku tak sebanding dengan reno.

"Kamu sudah papa anggap anak sendiri, tapi kelakuan kamu ini menjijikkan. Jauhi arina, pergi dari hidup arina! Dan jangan pernah muncul didepan kami, pergi!", usir papa kearah key. Key hanya menunduk tak bereaksi.

"Maafin key yg lancang, maafin key yg sudah berani mencintai arina. Papa benar, perasaan ku ini menjijikkan. Aku udah siap untuk sikap papa yg seperti ini. Aku akan pergi sesuai permintaan papa, karna papa sangat kuhormati. Bang, maafin aku, karna aku bang riko kena masalah, dan untuk arina, maafin aku, aku ngerusak persahabatan kita. Tapi, selamat untuk pertunangannya", setelah berkata seperti itu key melangkah pergi. Dia memasuki mobilnya dan menyetir cepat.

Aku masih tidak habis pikir dengan semua ini. Key mencintaiku? Kenapa? Kenapa harus key?

Dan apa tadi, pertunangan? Aku? Sama reno? Bodoh, apa yg dia pikirkan, aku gak mungkin tunangan sama reno, dan gak akan.

Aku harus bicara empat mata dengannya, meralat tentang pertunangan, dan kejelasan tentang hal yg baru saja ku ketahui itu.

Aku harus tau semua, karna pasti ini salah. Pasti key salah bicara, atau mungkin dia kerasukan setan, ya pasti benar begitu.

PENGECUT EGOIS -gxg-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang