Author pov
Sejak malam dimana key menyuruh pulang arina dan vega, key seperti menghilang.Arina dan vega sudah mencari dimana biasanya key menginap, tapi tak pernah sekalipun menemukan key.
Arina memberanikan diri untuk menelfon om franzi, papa key.
ARINA POV
"Halo", terdengar suara berat disana menjawab, suara khas pria dewasa, om franzi. "Halo om, ini arina temen key, om apa kabar?", tanyaku sopan."Oh hay gadis manis, kabar om baik, kamu gimana? Key nggk usilin kamu kan?", ucap om franzi ramah, beliau memang ramah.
"Arina baik om, emm, om boleh tanya nggak?", tanyaku sedikit gugup. "Oh silahkan, mumpung om juga lagi free, mau tanya apa manis?", respon baik om franzi.
"Em gini om, apa key punya tempat yg sering dia datangi? Semacam tempat pribadi gitu?", tanyaku pelan. "Kamu ada masalah sama key?".
Kenapa orang tua selalu bisa menebak benar apa yg anaknya rasakan. Huft.
"Halo nak?", suara om franzi ditelfon menyadarkanku dari lamunan.
"Nggk tau sih om, cuma tiba-tiba key ngehindar dari aku om", jawabku jujur. Terdengar helaan nafas disana, apa aku baru saja berkata salah?
"Om punya banyak waktu buat denger ceritanya, apa kamu mau cerita?", tanya om franzi lembut.
Akhirnya aku menceritakan semuanya, awal dia menghilang dipestaku sampai menghilangnya satu minggu ini. Dan om franzi setia mendengar ceritaku tanpa memotong perkataanku sedikitpun.
Akhirnya om franzi memberi tahuku tempat biasa key berlibur. Yaitu tempat key menyendiri. Sebuah villa dipuncak dan jauh dari kebisingan kota.
Aku pergi kesana dengan diantar supirku. Perjalan cukup jauh dan memakan waktu yg lumayan lama.
Setelah turun dari mobil, yg kulihat adalah villa yg besar dengan pemandangan yg indah didepannya dan ini tempat persembunyian key.
Aku berjalan mendekati gerbang. Tapi apa yg kulihat didepanku membuat langkahku terhenti.
Dengan berdiri didekat ayunan, dihiasi cahaya matahari tenggelam, terbentuklah siluet 2 orang manusia yg tengah berpelukan.
Aku tahu betul, orang berbadan tinggi yg memeluk perempuan berambut sebahu itu key, ya key yg seminggu ini kucari, dan kurindukan.
Entah kenapa melihatnya memeluk perempuan itu membuatku meneteskan air mata.
Air mata sialan? Apa yg kau lakukan, kenapa kau keluar tanpa tujuan? Apa maksudmu keluar dari mataku?
Tak tau mengapa aku merasa sesak melihat adegan 2 orang itu, dan langkah kakiku membawaku kembali ke mobil.
"Tunggu! Tunggu kak!", teriak orang itu. Suara itu suara yg kurindukan.
Dia menarik tanganku, dan langkahku terhenti karenanya. Dia membalikkan tubuhku, memandangku lekat dengan kedua mata hazelnya. Dan karena itu, air mataku semakin deras mengucur keluar. Aku tak tau penyebabnya.
Setelah puas dia memandangku, dia memelukku erat. Seperti kepada perempuan dibelakang sana.
Dan anehnya, aku semakin menangis karena pelukan ini. Yg awalnya kesal entah karena apa, aku merasa bebanku luruh dengan merasakan pelukan ini. Pelukan yg kurindukan, pelukan key.
"Hah, aku rindu pelukan ini", ucap key didekat telingaku. Merinding.
"Mau balas dendam huh?", dia semakin memelukku erat, aku susah benafas. "Lepasin key, aku nggk bisa nafas, ah", jeritku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGECUT EGOIS -gxg-
Fiksi UmumHanya cerita pemula yg isinya gak jelas nan aneh. Tidak ada yg salah dari sebuah cinta, hanya bagaimana kita menghadapi anugerah terindah ini. Pergi, menghindar, sakit, pengecut. Atau coba, hadapi, terima, entah nanti bagaimana hasilnya, yg jelas s...