"Key jmput dong di citos, ada yg mau aku omongin nih", isi pesan arina ke ponsel key. "Otw kak". Key yg sejak pulang sekolah tadi cuma muter-muter tanpa arah, akhirnya dia pergi ke tujuan yg diminta arina.
ARINA POV
Semoga saja ini benar, tapi seharusnya tadi aku tanya key dulu mungkin bisa membuat perbedaan.Ah bodo banget deh. Key kan paling pinter nanggepin masalah ginian, yap key harus tau ini.
Itu dia. Dia masih memakai seragam, jadi dia belum pulang dari tadi. Selalu saja maen dulu. Aku melambaikan tangan untuk memanggilnya, dia merespon.
"Mau makan apa?". Tanyaku pelan setelah key duduk. Wajahnya terlihat sangat lelah, gak biasanya dia seperri ini. Biasanya key selalu memasang wajah cerianya ketika denganku, walaupun aku tau dia berbohong.
"Terserah kakak". Jawabnya lesu. Aku menempelkan punggung tanganku ke dahinya. Dia sakit.
"Kamu kurang istirahat? Apa ada yg dipikirin?". Mungkin ini bukan waktu yg tepat untuk cerita ke key. Aku nggak mau nambah beban pikirannya.
Dia hanya menggeleng pelan. Tiba-tiba dia menarik tanganku, dan menjadikan telapak tanganku sebagai bantalan kepalanya, agar tidak langsung menyentuh meja makan yg keras dan dingin. Dan aku membiarkan itu, malahan satu tanganku ikut mengusap rambut pendeknya, untuk membuatnya lebih nyaman.
"Aku cuma butuh ini, cuma butuh kakak disampingku", ucapnya lirih tapi masih cukup jelas tuk kudengar.
Manja. Jarang sekali sifat ini dia keluarkan, terakhir ku lihat itu waktu dia bersama papanya di rumahnya, 4 bulan yg lalu. Sebelum papanya tugas lagi duluar kota.
Drt drt. Dia terbangun, siapa pengganggu itu, ini belum 10 menit.
"Ada apa kak?". Pasti vega. "Oh god, maaf kak, aku langsung kesana, tunggu bentar ya". Ucapnya. Kenapa dia panik.
Shit. Dia mengumpat. Ini aneh, ada apa sih?
"Key, ada apa?", kuhentikan geraknya. "Aku lupa kalo sekarang mau nemenin kak vega, dia udah nunggu, what ini terlalu lama, 2 jam". Dia mencari kunci motornya mungkin?
"Kunci motor?". Tanyaku. Key mengangguk tanpa menoleh. "Nih, tadi jatuh", dia menatapku dengan tatapan aneh.
"Apa apa?", tanyaku menantangnya. "Huft, nggak. Yaudah aku pergi kak", ucapnya lalu berdiri. "Trus makanan ini?", tunjukku pada meja yg penuh makanan yg masih utuh dan banyak.
"Aku yg bayar deh kak", bukan itu yg aku maksud, "kamu belum makan key, aku lihat badan kamu juga anget, kamu butuh istirahat. Gak bisa batalin apa janjiannya?", tanyaku beruntun.
"Kak vega udah nunggu kak, kasihan dong", jawabnya. "Trus kamu nggk kasihan sama tubuh kamu? Aku ikut, kita makan disana bareng vega".
Dia akhirnya mengangguk. Setelah membayar makanan yg belum sedikitpun kita makan, kita pergi menemui vega. Sepenting itukah vega dimata key?
KEY POV
Shit. Kenapa bisa lupa sih.Setelah debat cukup panjang dengan kak arina, akhirnya kita pergi berdua ketempat kak vega. Kak arina ikut.
Dan ini pasti jadi momen akward lagi. Karna pertemuan antara kak arina dan kak vega yg lalu juga seperti itu. Ada apa sih diantara mereka? Aku gak pernah lihat mereka punya masalah, tapi kenapa setiap ketemuan selalu menjadi momen akward. Ini alasan kenapa aku gak mau ngajak jalan mereka berdua, bareng.
Kulihat kak vega terkejut melihat kedatanganku dengan kak arina. Tapi dengan cepat pula dia menggati raut wajah keterkejutannya itu.
Kak arina? Jangan tanya lagi, setelah hanya diam ketika dijalan tadi, wajahnya semakin datar setelah bertemu dengan kak vega.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGECUT EGOIS -gxg-
Ficción GeneralHanya cerita pemula yg isinya gak jelas nan aneh. Tidak ada yg salah dari sebuah cinta, hanya bagaimana kita menghadapi anugerah terindah ini. Pergi, menghindar, sakit, pengecut. Atau coba, hadapi, terima, entah nanti bagaimana hasilnya, yg jelas s...