[THE END]
#13 in Short Story (2017.06.07)
#24 in Short Story (2017.19.03)
#30 in Random (2017.08.06)
#59 in Fanfiction (2017.17.02)
#62 in Fanfiction (2017.14.02)
#69 in Random (2017.06.06)
Note: Kalau ada kata-kata yang salah atau typo berteba...
Sung Jae sudah sangat geram. "Kau bisa-bisa bersikap tenang saja saat Nuna sudah meninggal!" Sung Jae menarik kerah baju Aboeji.
Aboeji sendiri terkejut mendengarnya.
"Dulu aku tidak melawan karena aku masih menghormati mu berbagai uri Aboeji, tapi tidak untuk sekarang!" tangan Sung Jae sudah melayang di udara siap mendarat di wajah Aboeji.
"Hajima(jangan)!!" Teriak Se Na yang masuk kedalam.
Sung Jae berbalik melihat Se Na yang berdiri di depan pintu dengan khawatir.
"Jangan lakukan itu Choi Sung Jae, bagaimana pun dia ayahmu, jangan terkendali oleh emosi mu"
Sung Jae menatap Se Na yang di balas anggukan oleh nya. Tapi Sung Jae sudah tidak bisa di cegah, satu pukulan mendarat di wajah Aboeji.
"Mianhae Yoo Se Na, kau harus melihat anak yang memukul ayahnya" Sung Jae menatap Aboeji.
Lalu ia pergi menarik Yoo Se Na keluar, Aboeji terdiam mematung seorang sekretaris masuk dan terkejut melihat darah tergores di bibir nya.
"Tuan Choi apa anda tidak apa-apa?"
Aboeji hanya menangis tersedu membuat sekretaris nya bingung.
**
Sung Jae masih menarik Se Na keluar dari kantor yang besar itu. Tiba-tiba Se Na berhenti berjalan.
"Jangan suruh aku minta maaf padanya" ucap Sung Jae sembari berbalik.
Se Na mengkerutkan kening nya.
"Kunci"
"Hah?" Sung Jae kebingungan.
"Berikan kuncinya, aku yang akan menyetir, aku tidak mau mati bersama mu"
Sung Jae mendelik kesal dan melemparkan kunci yang ada di saku celananya. Sung Jae sudah akan membuka pintu di samping Se Na, dengan cepat Se Na menutup pintunya.
"Ani(bukan) tempat mu di belakang"
"Mwo(apa)?"
"Kau jadi tuli sekarang? Ku bilang duduk di belakang, kalau kau duduk di depan membuat konsentrasi ku buyar"
Bukan Sung Jae namanya jika langsung menurut, ia masih bersikeras untuk duduk di depan tapi Se Na terus mengganggunya supaya Sung Jae duduk di belakang. Sung Jae sudah sangat kesal apalagi dengan sengaja Se Na menempelkan tubuh nya di pintu mobil, membuat Sung Jae tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan emosi yang meluap Sung Jae duduk di bangku belakang, Se Na hanya tersenyum tipis lalu masuk kedalam mobil.
Se Na mulai menjalankan mobilnya, seperti biasa tidak ada pembicaraan di antara mereka. Se Na sibuk menyetir dan Sung Jae sibuk melihat keluar jendela. Tanpa sadar Sung Jae menitikan air mata, mungkin saat ini hatinya sangat hancur setelah kehilangan kakaknya, di tambah kabar pahit yang harus ia terima bahwa ayah yang selama ini bersama nya bukan ayah kandung nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.