2

19.1K 1.6K 72
                                    


"Lama tidak bertemu Park Eunji?" Senyum khas smirknya datang lagi kekehidupan ku.
Aku menatapnya datar, tanpa bertanya lagi aku sudah tau dia siapa.

"Kau yang menjemputku? Ah kalau gitu bawa barang-barang ku" aku menyerahkan koper-koperku yang sangat banyak. Dia menaikkan alisnya.
"Kau punya tangan? Bawa sendiri." jawab namja itu santai, lalu berjalan deluan masuk kedalam mobil.

"Yakk!!" Aku Berteriak menahan emosiku. Haiss namja ini benar benar sialan. Dengan perasaan yang masih kesal aku memindahkan tiga koper besarku sendiri di bagasi.

"Hossh.." aku menarik nafas ku lega, aku capek sekali. Aku menatap namja itu tajam dari luar jendela. 'Ingin sekali aku membunuhmu sekarang.'
Yoongi membuka kaca mobilnya. Dan melihatku tanpa rasa kasihan. Aku menip poniku kasar.

"Sepertinya kau sudah? Masuklah " aku masih menatapnya dengan penuh kebencian. aku membuka pintu mobil di kursi penumpang.
"Yakk tahan tanganmu!" ia keluar dari mobilnya, aku menatapnya bingung.

"duduklah didepan bersama ku " ia memasang ekspresi datarnya itu, aku masih kebingungan.
" jangan percaya diri. aku menyuruhmu didepan karena aku bukan supirmu. " jelasnya yang membuat aku mengangguk. Aku segera berjalan dan duduk di depan bersama dengan Yoongi yang sekarang sedang sibuk menyetir.

Hening itulah suasana kami sekarang, aku bosan. Aku sesekali melihatnya ia masih sibuk dengan pandangan kedepan.
Suasana ini pun bertahan hingga aku sampai dirumahnya.
Rumah yang besar bergaya vintage, wow aku seperti berada di eropa. Banyak sekali patung-patung air mancur juga lukisan yang sangat indah.

"Yak pabo kau meninggalkan tas mu dibagasi" haiss kekaguman ku pada rumah ini sirna sudah setelah mendengar suaranya. Aku berbalik dan menoleh kebelakang.

"Bisakah kau membawakan koper ku? Jebbal aku capek sekali" aku memasang wajah melas. Yah ini sebenarnya bukan akting tapi aku benar-benar capek. Ia menatapku datar kemudian melangkah mendekat kepada ku.
Dia berdiri didepan ku sangat dekat sehingga aku bisa melihat lobang hidungnya.

"kau ingin meminta bantuanku? Kau juga harus mengabulkan permintaanku" aku menatapnya kesal smirk itu kembali terukir diwajahnya.

"Lebih baik aku sendiri saja kalau begitu" aku berjalan melewatinya menuju pintu keluar, dengan sigap ia menarik tangan ku.

"Park Eunji kau tidak bisa pergi begitu saja." Yoongi mengulas smirk lagi. Sekarang aku benar-benar ketakutan aigoo apakah dirumah ini tidak ada orang? jeongmal tolong aku. Ia melangkah mendekati wajahku sambil tetap mencengkram pergelangan tangan ku. Jantungku berdebar entah kenapa aku menutup mataku saat ia mendekatkan wajahnya.
Wajahnya semakin dekat hingga deru nafasnya bisa aku rasakan. Aigoo apa yang akan dia lakukan? Kalau sampai namja ini berbuat macam-macam aku akan benar benar membunuhmu Min yoongi.

Ia membisikan sesuatu tepat diwajahku.
"Park Eunji buatkan aku makanan aku lapar" aku membuka mataku aku tersentak kaget karena wajah kami benar-benar dekat. Aku memundurkan kakiku namun apa daya tangan ku yang ia cengram sangat kuat, sehingga aku tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ck apa kau mendengar park eunji?" Aku menunduk kesal.
"Hais.. baiklah- baiklah lepaskan tangan ku dulu dan tolong keluarkan koperku. " aku memelas kepadanya, Yoongi mengangguk.

"Baiklah akan aku lakukan." Aku menghembuskan nafas lega. Tapi tunggu dulu sudah lima menit tapi ia tidak berpindah dari tempatnya dan masih berdiri mencengkram tanganku dengan wajah datarnya itu.

"Kenapa kau belum mengangkat koperku?"
"Sudah aku lakukan"
"Mwo? Kapan" aku menatapnya bingung. Bagaimana bisa namja aneh ini sudah mengangkat koperku sedangkan ia dari tadi didepan ku.
"Kau terlalu fokus dengan rumah ku paboya, dan satu lagi pikiran mu penuh dengan yadong. Tolong bersihkan itu."
"Yakk!" ia pergi menuju sofa dan menyalakan tvnya. Aku memperhatikannya dari tempatku, 'terlalu fokus dengan rumahnya?' Apa jangan-jangan saat aku terpukau dengan rumanya aku tidak sadar ia membawa koperku? Ah mana mungkin. Ia pasti msnyuruh pengurus rumah ini.

aku tersentak saat yoongi tiba-tiba menoleh kepadaku.
"Pabbo cepat buat kan aku makanan" aku menatapnya kesal kulangkahkan kakiku ke dapur. Aigo seharusnya aku sekarang berada dikamar dan beristirahat dengan tenang. Aku sangat lelah dan langsung disuguhkan dengan pelaratan dapur ini.
Terlintas dipikiranku saat ini aku akan menaruh garam dan cabai sebanyak-banyaknya. Tapi aku mengurungkan niatku, hei aku masih punya hati nurani.

"Cah makanan sudah siap" aku membawa satu porsi nasi goreng ke meja makan. tanpa aba-aba yoongi langsung duduk di kursi dengan sendok dan garpu sudah bertengger ditangannya entah kapan ia mengambilnya. Terlintas dipikiranku dia menggemaskan sekali. Setelah selesai memasak aku putuskan untuk pergi kekamar untuk beristirahat.

"Park eunji mau kemana? Duduk!" Aigoo.. kau sangat seram Yoongi. Tanpa pikirpanjang aku loloskan bokongku untuk duduk dikursi. Yah untuk menemaninya makan.
Ia mulai memasukan satu sendok nasi kedalam mulutnya, tidak ada perubahan yang terjadi. Ekspresinya hanya datar.
'Ck namja sialan apa kau tidak pernah diajarin menghargai seseorang, bilang terima kasih kek atau apalah.'
Tanpa diduga Yoongi memberhentikan acara makannya, kemudian ia terdiam dan menatapku intens.
"Wae?" tanyaku penuh gugup.
"Kau.. sudah makan?" Ck tumben sekali kau mau memperdulikan orang disekitarmu, biasanya kau acuh dan masa bodoh.
"Aniya aku tidak lapar" tanpa perintah apapun, ia menyodorkan piring yang masih berisi penuh nasi goreng yang kubuat.
"Makan lah, aku tidak suka. Makanan ini terlalu aneh" (translate: makanlah makananmu enak tapi kau kelihatan lapar aku tidak tega) Yoongi langsung beranjak pergi menuju kamarnya. "Yakk!" Aku mendengus kesal, seumur hidup belum ada seseorang yang bilang makanan ku ini aneh. Haiss..
Aku memutuskan untuk mencoba masakan yang aku buat.
"Ini enak.. kenapa namja itu hanya makan 3sendok saja haiss.. kau merepotkan ku saja namja sialan" aku memutuskan untuk menghabiskan makanan yang kubuat, dari pada mubazir.

Setelah makan aku memutuskan untuk menuju kamarku. Saat aku sedang asyik berjalan, langkahku terhenti. Aku baru teringat.
"Aku lupa bertanya kamarku dimana? Haiss.." aku mengusap muka ku kasar, dasar pabbo. Dengan telepati aku mencoba mencari kamarku. Berbagai ruangan telah kubuka dan selalu salah. Aku terhenti di depan kedua pintu kamar.
"Apakah kamarku diantara salah satu pintu ini?" aku mencoba meyakinkan diriku, mencari kemungkinan dimana kamarku berada.

" Karena yeoja selalu benar dan benar bahasa inggrisnya right dan right artinya kanan. Jadi pasti di pintu sebelah kanan" entah teori dari mana, mungkin aku pusing dengan teori wings sampai-sampai bisa terbawa disini.
Dengan mantap aku berjalan kearah pintu itu, tanpa mengetuk pintu lagi aku membuka

Ceklek

Pintu terbuka
"Ahhhhh"
"Mwo? Kenapa kau disini?"

Ini apa sih---"

yaudah vote vote vote ayo vote..

My Tsundere Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang