Aku terbelalak melihat isi dari kotak kado itu. Sebuah gaun musim dingin yang cantik berwarna merah lembut lengkap dengan jubah tipisnya yang hangat. Aku segera menarik mereka keluar dari kotak seraya membentangkannya di depan diriku lalu berlari dengan terburu ke hadapan cermin. Aku menggumam "emangnya ukurannya pas?". Kemudian aku mencoba memakainya dengan penasaran.
Cukup! Wow! Thanks Byul..
Tunggu, apa ini di bagian dalam jubah yang menggantung dan terasa sedikit mengganggu?
Jangan-jangan harganya masih tertinggal! 😆😆😆
Aku melepaskan jubah yang aku coba kenakan diluar dress yang membalutku. Tepat, disana ada yang masih menggantung.. aku membacanya. Ok hanya merek tanpa harga. Tanpa aku sadari tanganku merogoh saku bagian dalam jubah itu, mencaritahu sesuatu seperti yang intuisiku perintahkan dan menemukan kertas lain, bon? Bukan.. surat lainnya!
*Berbahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia berbunyi:
Aku harap kau menemukan suratku yang ini sebelum kita bertemu. Dan aku juga berharap kau berkenan mengenakan gaun ini ketika menemuiku nanti malam, semoga ukurannya pas.. Bila tidak pas, jangan kau pakai! Aku akan meminta mereka untuk membuatnya pas padamu setelah kita bertemu.
Kali ini aku tidak menemukan keterangan apapun selain beberapa kalimat tersebut. Haruskah kukenakan gaun ini? Aku kembali menatap diriku di cermin. Lalu aku menghampiri meja dan mengambil ponsel, aku akan mencari tahu harga gaun ini. Dan aku menemukan bahwa ini adalah salah satu koleksi terbaik dari butik di Seoul yang harganya, baiklah coba terka sendiri.. dan jika aku sendiri yang harus membelinya, aku takkan menghabiskan uangku hanya untuk membeli pakaian. Aku akan memakainya, bukan karena harganya. Aku memakainya untuk menghargai orang yang memberikannya tentu saja disamping itu, gaun ini cantik dan pas dengan ukuran badanku.
Aku melirik jam di tangan, jarumnya kini menunjukkan pukul setengah 7. Baru setengah tujuh malam? Aku tak yakin dan segera memeriksa jam di layar ponselku, waktu yang sama dengan jam tanganku.. mengapa waktu berjalan sangat lambat? Boleh tidak ya aku ke rooftop lebih awal, aku sangat penasaran dengan "byul"!
Tapi tampaknya terlalu dini bila aku ke rooftop sekarang. Jangan-jangan justru dia belum datang! Kalau begitu aku akan melakukan panggilan video kepada.. siapa lagi kalau bukan Dey?
Memanggil..
Diangkat!
👧: Hai Dey! Selamat sore!
👦: Hai sore! Eh.. di kamu mah malem ya? Met malem dodol! 😆
👧: Ih!! Nona!
👦: Kamu tuh yang keliatan nona banget hari ini, tumben. Mau kemana?
👧: Ke rooftop!
👦: Restaurant?
👧: Rooftop kondo, nona!
👦: Aih, ngapain? Oh.. lihat kembang api ya? Emang disana kalo lihat kembang api doang harus pake dress?
👧: Engga juga sih.
👦: Lah, kenapa bajunya terus dandan kayak gitu kayak mau ke undangan?
👧: Ya emang diundang orang ke rooftop.
👦: Siapa? Cie!!
👧: Byul, tapi aku ga tau dia siapa?
👦: Pesen aku.. hati-hati ya Sendu. Disana kan kamu sendiri, jangan dodol kayak kalo disini..!
👧: Siap komandan!
👦: Inget! Pesan kolot!
👧: Siap komandan kolot!
👦: Haish, rasanya tuaan kamu deh!
👧: Tapi muka kan tuaan kamu!
👦: Mulai...
👧: Dih, kan kamu yang mancing.. 😅
👦: Ikan kali dipancing! Hahaha
👧: Skip. Kamu tahun baruan kemana?
👦: Paling kalo temen-temen ngajakin main ya ikut.
👧: Tetep ya.. ga punya tujuan..😆😆
👦: Hush!
👧: Hahaha.. kita ge-je ya!
👦: Biarlah.. udah biasa..
👧: Temenin ngobrol lah.. setengah jam ya?
👦: Katanya mau ke rooftop?
👧: Masih lama tau, nanti jam 8.
👦: wah, baru tau da aku tuh kalo disana pergantian tahunnya jam 8! 😆😆😆
👧: Ish, engga! Dia ngajak ketemunya jam 8.
👦: Kenapa bisa ngajak ketemu tapi kamu ga tau orangnya? Temen chat?
👧: Bukan..
👦: Temen kantor?
👧: Bukan.. (menggeleng)
👦: Temen hangout?
👧: Kagak ada. Buset!
👦: Lah, gimana bisa kenal? Gimana ngajak ketemunya?
👧: Bentar!
Aku masih menggenggam ponselku, membawanya ke tempat tidur dan memperlihatkan secarik surat berwarna salem.
👦: Aku mah ga ngerti bahasa korea ih! Hanacaraka aja kalo disuruh baca ga ngerti!
👧: Aku artiin aja langsung ya?
Kemudian aku menunjukkan juga surat yang terselip di saku jubah pasangan dari gaun yang aku kenakan. Aku menceritakan segalanya yang terjadi sore ini kepada Dey.
👦: Mungkin dia fans kamu dol!
👧: Aih, kayak artis aja udah pake fans segala!
👦: Pemuja rahasia atuh?
👧: Hih.. ngeri dong?
👦: Makanya hati-hati! Awas tau-tau didorong dari rooftop malah koit!
👧: Aih kejam ngomong te!
👦: Amit-amit dol! Makanya aku ingetin. Pokoknya hati-hati, minta anterin security aja kalo bimbang mah. Biar lebih aman kamunya!
👧: Ide bagus!
👦: Nah.. udah lebih dari 30menit dol!
👧: Itungan banget sih?
👦: Kan kamu ditungguin byul?
👧: Sekarang baru jam 7 lebih 5 menit nonaaa!!
👦: Eh, kirain?
👧: Kenapa udah bosen?
👦: Engga kok, kalem aja.
👧: Hehehe ??😅
Sejurus kemudian kami hanya saling pandang dari layar ponsel masing-masing. Aku memandangi Dey yang menghisap lintingan tembakaunya yang menyala, dia sesekali mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tiba-tiba kami terjebak dalam keadaan canggung seperti orang yang baru saja berkenalan, tak satupun dari kami membuka topik baru. Kami sesekali memeriksa layar ponsel satu sama lain mendapati kami yang tidak sengaja bertemu pandang lalu saling bertukar senyum.
👦: Ngomong dong! Diem aja?
👧: Hehehe..
👦: Kenapa sih?
👧: Lagi liatin kamu!
👦: Kenapa diliatin aja? Kangen ya?
👧: Iya..
Dey yang tampaknya sudah tahu apa yang akan aku jawab untuk pertanyaannya yang terakhir hanya menanggapi dengan tersenyum penuh kemenangan. Kami sama-sama terdiam kembali dan sesekali bertukar senyum ketika bertemu pandang dalam lensa ponsel masing-masing. Hal janggal yang tidak biasa ini berlangsung hingga 15 menit tanpa kami sadari.
👧: Dey, udah setengah 8. Aku mau ke security dulu ya?
👦: Ok.. take care ya!
👧: Siap laksanakan!
👦: Satu lagi..
👧: Apa?
👦: Cantik..👌
Dey mengisyaratkan dengan jarinya dan tersenyum. Kemudian dia melambai.
👧: Makasih.. see you..!
👦: See you!
Aku balas melambai dan melemparkan kissbye. Dia membalasnya! Dasar teaser! Hahaha.. tapi aku senang sekali dia melakukannya. Nona Dey-ku, i miss you!!
Aku mengenakan jubah tipis pasangan gaunku ini, setelah itu menggenggam tas tanganku, lalu memakai sepatu, kemudian menuju security desk. Seperti saran Dey..
YOU ARE READING
Memar
General FictionKisah cinta picisan antara Sendu dan Dey. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk saling memberi perhatian. Suasana gagal romantis yang tidak terlalu remaja karena mereka dipertemukan saat tak lagi berusia remaja, namun mereka sering kali tidak be...