Petang itu seperti orang tua dulu berkata, "jangan keluar rumah banyak jin sliweran" tapi aku tak pernah begitu menggubrisnya. Mungkin petang ini nyaris menjadi petang terakhir dimana seorang pengendara tengah dikaburkan pandangannya sehingga..
👧: Dey, awaaaas!Dia tak menengok ke arahku, dia masih asyik mengekor teman-temannya yang lebih dulu menyebrang. Aku (seperti cerita-cerita roman picisan lainnya) berlari ke arahnya, menarik kemejanya.. cukup keras.. nyaris sobek. Dia mengelak dan aku terpental hingga terserempet mobil yang tadi hampir menabrak Dey. Aku pingsan..
👦: Hai, bandel! Kamu kira mau ngapain narik-narik aku? Untung cuma luka dikit!
👧: Dey, kamu ga apa-apa kan? Aku ga luka kok! Mana?Aku memandangi seluruh tangan badan dan kaki tetapi hanya menemukan lecet di tangan dan kakiku agaknya tak parah.
👦: kepala kamu dodol! Tuh!Dey menyentuhkan jarinya ke bagian belakang kepalaku, sakit.. aku baru tersadar mengapa aku sampai pingsan.
👧: yaudah sih bentar juga sembuh. Ini dimana nih?
👦: kosan..
👧: klinik!
👦: dodol udah tau nanya!
Lalu hening..
YOU ARE READING
Memar
General FictionKisah cinta picisan antara Sendu dan Dey. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk saling memberi perhatian. Suasana gagal romantis yang tidak terlalu remaja karena mereka dipertemukan saat tak lagi berusia remaja, namun mereka sering kali tidak be...