Next

38 1 0
                                    

Hari ini aku akan berangkat menuju Korea Selatan dari bandara Don Mueang- Thailand. Tentu saja Nutt mengantarkan aku hingga bandara kemudian aku berpamitan padanya.
Nutt segera kembali menuju kantor selepas aku menjabat tangannya dan dia membalasnya dengan sopan kemudian dari kejauhan Nutt kembali melambai dan tersenyum sambil mulutnya tampak mengucapkan "see you!" Tanpa suara dari kejauhan, aku yang menyadarinya mengangguk dan tersenyum.

Tiba-tiba dari sampingku terdengar suara Manfred yang entah sejak kapan telah berdiri di sampingku.
👴: Dia baik ya? Takkah kau menyukainya? Karena diakah kamu menghindari perasaanku?

Aku menoleh padanya seraya mengejap-kejapkan mata sambil tersenyum menahan geli.
Dia cemburu?
👧: Kamu becanda? Dia partner terbaikku di sini! Hahaha
👴: Syukurlah aku tak harus berurusan dengan sesama pria Thai. Hehehe
👧: Maksudmu?
👴: Lupakanlah...
👧: Kamu ngapain di sini? Kau selalu muncul mendadak. Mengikutiku?
👴: Inginnya sih begitu. Tapi aku ke bandara untuk urusan lain.
👧: ...
👴: Tebak!
👧: Aku tak mau.
👴: Baiklah aku beritahu. Aku akan ada jumpa fans di negara lain.
👧: Aku tak bertanya!!😅
👴: Serius? Kau tak ingin tahu?
👧: Sebenarnya aku sudah tau. Kau pernah memberitahuku sebelumnya. Kau pasti lupa!
👴: ... 😲

Kami berdua tertawa, membuat beberapa pasang mata memandang ke arah kami. Dan mereka menyadari keberadaan Manfred. Aku segera menuju pintu boarding. Ah, setidaknya di dalam sana aku tak akan terlalu dikelilingi oleh fansnya Manfred.
👴: Kapan kita bisa bertemu lagi?

Manfred mengekorku melewati gerbang detector logam.
👧: Entahlah?
👴: Ok, aku akan mengunjungimu di Korea.
👧: Aku akan senang bertemu kamu lagi, Manfred!
👴: Nah begitu, tersenyum! Kau tampak bahagia setiap akan berpisah denganku..😅

Aku tetap mempertahankan senyumku hingga akhirnya ponselku bergetar dan lampu lednya berkedip pertanda ada chat yang masuk sehingga aku bisa berpaling dari tatapan Manfred.
👦: Hai, maaf aku baru ngechat kamu. Sehat?
👧: Hai.. sehat. Kamu memang biasa seperti itu kan?
👦: Demi apalah, bahasa kamu jadi baku gitu? Please ga usah sok resmi sama aku. I am not your business partner!
👧: ahahaha.. siap!
👦: Gimana Thailand?
👧: Sejauh ini baik-baik aja. Kenapa? Oiya, kamu sendiri apa kabar?
👦: #mengirimfoto nih aku ok. Ganteng kan? Seperti biasa!
👧: Haish, gimana kamu aja!
👦: Lagi sibuk?
👧: Engga. Ini lagi nunggu keberangkatan.
👦: Loh mau kemana?
👧: Korea.
👦: Asli?
👧: #mengirimfoto nih tiket dan tujuannya.

Kemudian tampak keterangan di chat bahwa Dey telah membaca pesanku. Kemudian dia mengirimkan emote mata berbinar.
👦: Ya udah hati-hati di jalan ya.. safe flight 😉
👧: Makasih Dey, mau kemana.. kok ya udah?
👦: Mau lanjut kerja.
👧: Kirain lagi libur!
👦: Sa ae! Pengennya gitu! Yaudah see you..
👧: See you..

Lalu muncul emote tos yang dikirimkan oleh Dey. Aku tak membalasnya. Membiarkan chat tersebut. Biar saja, setelah sekian lama. Dia akhirnya baru ingat lagi padaku. Ah, mungkin diapun sibuk. Lagi pula memang setahun ini aku tak menghubunginya via videocall. Aku selalu tertidur setiap sampai di kondo tepat setelah membersihkan badan karena lelah seharian beraktivitas. Mungkin nanti di Korea, aku akan menyempatkan diri untuk menghubunginya. Kalau sempat, namun di sana nanti kami terkendala perbedaan waktu. Ya sudah, lihat saja nanti. Aku hanya tak ingin merindukannya lebih parah lagi.

Lima menit sebelum aku menuju pesawat yang akan membawaku, Manfred sudah lebih dulu mengucapkan perpisahan kepadaku karena dia akan menuju Filipina. Kami bertukar senyum dan berjabat, berpelukan beberapa detik kemudian dia berjalan menjauh lalu berbalik dan melambai padaku sambil melayangkan senyum menawannya. 45 menit kemudian aku menaiki pesawat yang sudah tertera pada tiketku. Perjalanan ke Korea Selatan pun dimulai. Babak baru dari jenjang karirku telah dimulai. Ok, Korea i am coming!

MemarWhere stories live. Discover now