Pagi ini aku tiba di Bandara Incheon - Korea Selatan. Seperti biasa aku mencari seseorang yang sudah siap menanti dengan kertas karton bertuliskan namaku di pintu kedatangan. Luar biasa kertasnya berwarna warni.. maksudku, kertas karton yang bertuliskan namaku berwarna pelangi dengan degradasi warna yang unik dan mencolok! Tunggu, bahkan aku menemukan aksen glitter menghiasi namaku. Baiklah..
Kali ini wanita yang memegang karton tersebut. Aku menghampirinya, kami berjabat tangan saling memperkenalkan diri. Seperti sebelumnya aku diantarkan hingga ke kondominium yang berlokasi tak jauh dari kantor perusahaan tempatku bekerja, kemudian aku dan dia berpisah. Tak berpisah dalam arti tak bertemu lagi, tentu saja besok, di kantor kami akan bertemu dan akan sering bertemu. Nah pe-er yang aku dapatkan saat ini adalah memperlancar bahasa Korea-ku karena disini aku akan banyak berpresentasi. Untung beberapa bulan sebelum keberangkatanku ke sini aku sudah mengikuti kelas bahasa Korea di Thailand. Jadi aku tak begitu canggung dengan bahasa di tempat baruku.Sampai juga ke kamarku yang..
Lebih luas dari kondoku sebelumnya. Aku meregangkan badan dan menikmati kasur baruku. Kali ini aku segera bangkit sebelum tertidur seperti di Thailand. Aku segera menata baju-bajuku setelah itu aku segera mengatur jam tanganku agar sesuai dengan waktu Korea Selatan. Baiklah, sekarang jam sepuluh pagi. Aku menggantungkan tas tanganku pada tali panjangnya ke bahuku kemudian menuju supermarket atau minimarket terdekat. Berjalan kaki.. tentu saja, aku bukan akan pergi ke mall. Kali ini aku akan terlebih dulu mempersiapkan tempat tinggalku dengan nyaman dan lengkap berisi makanan, sesudah itu barulah aku akan menikmati sedikit waktu luangku sebelum padatnya pekerjaan menyambutku besok.☆☆☆☆☆
Tempat tinggal baruku sudah siap beserta dengan isinya. Aku juga sedang menghangatkan makanan beku yang aku beli tadi untuk makan siangku. Kini sudah jam 2 siang, sesekali terdengar bunyi perutku. Aku menanti makananku siap sambil duduk di depan meja pantry seraya membuka ponselku lalu membuka aplikasi videocall.
Aku menekan kontak bertuliskan "nona Dey"
Videocalling..Tak lama kemudian tampak Dey di layar sedang menyeruput segelas limun yang gelasnya berembun sangking dinginnya minuman itu.
👦: Hai!
👧: Gak lagi kerja kan?
👦: Lagi istirahat. Kamu udah sampe, dol?
👧: Apaan dol?
👦: Dodol.. hahahahaDey tergelak dan kemudian terbatuk.
👧: Rasain!! Keselek kan!
👦: Tumben ngevideocall? Ah kamu mah awal-awalnya doang ngevideocall terus lupanya setahun.. kayak waktu di Thailand!
👧: Waduuuh.. maaf.. ga lagi deh. Disini bakal rajin ngehubungin kamu deh.
👦: Iya nanti aku angkat kalo aku ga sibuk!!😜 wekk
👧: Bebaslah.. beda sih kalo orang sibuk kayak kamu😑
👦: Dih ngambek.... becanda Sendu!!😘
👧: Apaan monyong-monyong gitu?
👦: Cium jauh maksudnya!
👧: Haish dasar teaser!!
👦: Apa?
👧: Gak, lupakan lupakan..
👦: ok, skip. Eh ngomong-ngomong makan siang pesanan aku udah dateng nih. Kamu udah makan?
👧: Belom.
👦: Loh, emang beda berapa jam sih? Belom waktunya makan siang gitu?
👧: Udah jam 2 siang disini.
👦: Oh beda dua jam... terus kenapa belom makan? Makan sanah!!
👧: Mau, tuh microwavenya baru kedip-kedip. Tadi dari supermarket, sambil nunggu makanannya anget aku ngevideocall kamu.
👦: Nah sekarang kan makannya udah siap tuh. Sana makan!
👧: Dih tau darimana?
👦: Kan kedengeran bunyinya "tut tut tut" terus kata kamu tadi microwavenya kedip-kedip. Berarti kan udah siap dodol!
👧: Eh pinter kamu sekarang! Udah ga katro lagi.. 😅
👦: Haish tega! Yaudah ih aku juga mau makan.
👧: Ok. Nanti-nanti kita videocall lagi ya?
👦: Iya. Siap.. selamat makan!
👧: Selamat makan juga. See you!
👦: See you juga!Dey melambaikan tangannya sambil tersenyum, aku membalas lambaiannya lalu mematikan sambungan videocall. Kami menikmati makan siang kami masing-masing di tempat yang berbeda dengan bersamaan.
YOU ARE READING
Memar
General FictionKisah cinta picisan antara Sendu dan Dey. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk saling memberi perhatian. Suasana gagal romantis yang tidak terlalu remaja karena mereka dipertemukan saat tak lagi berusia remaja, namun mereka sering kali tidak be...