Bukannya tersenyum dan tertawa-tawa riang ketika teman-teman menyambut dirinya selepas sidang dengan penuh kebahagiaan, Sendu yang berhasil menyelesaikan sidangnya dengan baik malah tertunduk. Dey menyeruak diantara kerumunan seraya menjabat tangannya dengan penuh semangat dan antusias kemudian menghenyakkan sebuket bunga kedalam pelukan Sendu. Kebahagiaan Dey yang nampak dalam menyambut keberhasilan Sendu tak pelak merubah raut wajah Sendu yang tetap tertegun dan menatap Dey dengan tatapan yang janggal. Kini kedua pelupuk mata Sendu mulai tergenangi air yang meluap dari dalam dadanya.
👦: Ga usah sampe terharu gitu dong, En!
👧: Tau kok kalo kamu bukan yang beliin bunga, mana ada! Jadi aku ga terharu😝
Makasih ya semua temen-temen kesayangan Sendu. 😊Akhirnya senyum itu menghiasi wajah Sendu, Dey tampak puas mendapati hal tersebut. Dan kini mulai tampak bulir-bulir air mata menetes dari ujung matanya. Kemudian semua temannya bergantian memberikan selamat kepada Sendu. Terakhir Dian, sahabat Sendu yang tampak tak kalah bersemangat dari Dey ketika menghampiri Sendu. Sendu memeluk Dian, tersenyu.. namun air mata itu belum berhenti mengaliri pipinya, sejurus kemudian Sendu memicingkan matanya ke tempat dimana tadi dia melihat Dey. Sendu mendapati Dey masih menatapnya sambil tersenyum, namun kini dia berada cukup jauh darinya, Dey disana dibelakang teman-teman yang sedaritadi mengerumuninya. Tanpa permisi maupun persiapan, Sendu melangkah dengan cepat kearah Dey.. menabrakkan dirinya pada Dey, memeluk Dey diikuti tangisan sesenggukan yang ditahannya dari tadi.
👦: Loh?Tangan Sendu masih mengalungi leher Dey yang kini wajahnya bingung, Dey mengusap punggung Sendu membalas rangkulan Sendu. Dey baru menyadari bahwa Sendu tidak sedang bercanda tadi ketika mengatakan bahwa dirinya tak sedang terharu.
👦: Kenapa nangis? Kan harusnya seneng!
👧: mmm.. 😭 gak tau kapan kita bakal ketemu lagi..Suara Sendu masih terdengar parau.
👦: Ih kamu tuh, kayak mau kemana aja!
👧: Kan kamu tau kalo aku emang mau pergi!
👦: Kan masih ketemu pas wisudaan!
👧: Makanya kamu cepet sidang biar kita wisudaan di gelombang yang sama.Sendu melepaskan pelukannya, kemudian menghapus airmatanya sendiri yang tak kunjung berhenti menetes.
👦: Iya, aku kan lagi usaha. Secepatnya, aku juga pengen cepet-cepet kelar kok! Kamu tenang aja, En!
👧: Tapi udah itu kita bakal ga ketemu lama, tau!
👦: Ga apa-apa. Nanti kita ketemu lagi pas reunian. Pas sama-sama udah sukses. Kan kamu sering bilang gitu sama aku!
👧: Aamiin..Dey menepuk-nepuk bahu Sendu, sadar betul apa yang dirasakan Sendu.. tapi tetap menyangkalnya. Sendu masih menatapnya sambil berlinang air mata.. perasaannya kacau dan bercampur aduk.
YOU ARE READING
Memar
General FictionKisah cinta picisan antara Sendu dan Dey. Mereka mempunyai cara masing-masing untuk saling memberi perhatian. Suasana gagal romantis yang tidak terlalu remaja karena mereka dipertemukan saat tak lagi berusia remaja, namun mereka sering kali tidak be...