"Ya, sekali lagi kuucapkan selamat datang ke duniaku. Dan setelah ini kau akan ada sesi pemotretan. Aku ingin melihat kemampuanmu."
Oh, jadi dia meragukanku? Baiklah akan kubuat dia tercengang dengan hasil pemotretan nanti. Ryarey bertekad untuk memberikan hasil pemotretan yang terbaik dan membuat lelaki itu diam seribu kata.
Nikodemus berjalan menuju meja kerjanya, membuka laci, dan mengeluarkan sebuah kotak. "Heii, berikan ponselmu." Ryarey hanya menaikkan alis saat mendengar perintah bos barunya itu, dengan jengkel Nikodemus berjalan mendekatinya kemudian merabah kedua sakunya untuk mencari ponselnya.
"Dimana ponselmu? Sudah berani membantah?" Nikodemus berjalan membelakangi Ryarey, kedua tangannya dengan usil merabah bongkahan pantat kenyal milik Ryarey sontak membuat lelaki turunan Amerika Prancis tak sengaja mendesah. "Masih tak ingin menuruti perintahku?" Nikodemus semakin gencar meremas-remas pantat Ryarey.
Ryarey menghela nafas dalam-dalam melihat prilaku bos barunya yang begitu bajiangan terhadap dirinya. Dengan sigap, lelaki itu membalik badannya dan melayangkan salah satu kakinya kearah muka Nikodemus. Lelaki itu mundur beberapa langkah sambil memegang ujung bibirnya yang sudah mengeluarkan darah.
Benar diluar dugaan. Tapi ini akan semakin menantang bukan? Batin Nikodemus ketika menatatap Ryarey yang tengah memasang kuda-kudanya untuk berjaga-jaga jika dirinya menyerangnya kembali. "Sungguh menantang bukan?" Perlahan Nikodemus mendekati dengan menyembunyikan kedua tangannya dibelakang punggungnya.
Rasa emosi yang meluap membuat Ryarey lupa diri dan melayangkan satu gengaman kearah Nikodemus. "Kalau salah telah meremehkan aku, Ryarey Fournier." Sengatan listrik bertengangan cukup tinggi muncul dari alat stun gun yang dibawanya dan langsung bersentuhan dengan kulit leher Ryarey membuat tubuhnya menjadi lemas tersungkur dihadapan Nikodemus.
"A-Apa yang kau lakukan, brengsek?" Hanya itu yang bisa diucapkannya sebelum semuanya menjadi gelap.
Dirinya berjongkok dihadapan wajah Ryarey. Sejenak dia menandangi wajah cantik yang dimiliki Ryarey, kemudian menyentuhnya. "Aku tak akan menyakitmu, selama kau mau mematuhi semua peraturan yang sudah aku buat." Diraihnya collar dalam sakunya dan memasangkan pada leher Ryarey sebagai tanda identitas, lebih tepatnya identitas propertinya.
Memang aneh tapi inilah peraturan yang sudah dibuat olehnya. Semua karyawan wajib mengikutinya, jika tidak pintu keluar selalu terbuka lebar untuk mereka. Mereka tak ingin melewatkan kesempatan bekerja diperusahaan bergengsi seperti La View ini, meskipun sedikit freak namun perusahaan ini selalu menghasilkan sesuatu yang diluar pemikiran pada umumnya.
Dua puluh menit kemudian efek sengatan itu sudah mulai memudar, Ryarey membuka matanya secara perlahan. Sosok Nikodemuslah yang ada dihadapannya."Sudah sadar? Sekarang cepatlah bekerja-ah sebelum bekerja pakailah pakaian formal karena aku tak ingin orang lain melihat tubuhmu." Nikodemus tersenyum licik ketika melihat tubuh Ryarey yang hanya berpakaian ketat hitam, Ryarey langsung menatap sekujur tubuhnya. "Apa yang kau kenakan padaku?"
"Tubuhmu indah." Lagi-lagi Nikodemus hanya tersenyum tipis melihat lekuk tubuh Ryarey terukir dengan jelas saat menggunakan pakaian ketat tersebut, termasuk bagian putingnya dan bagian bawah terlarangnya. Dengan sigap, diambilnya seluruh pakaian yang telah dilempar sembarangan oleh Nikodemus lalu pergi meninggalkannya.
*
Bilik kamar mandi adalah tempat persembunyian yang tepat dari kejaran bos bajingan seperti Nikodemus. Ryarey sejenak berdiam diri, menyetabilkan nafas terengah-engah. Suara hentakan sepatu yang memasuki toilet kembali menyita perhatiaannya. "Aku harap bukan bos bajingan itu," gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile For Me
Romance[TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] [YAOI ; MxM ; END] Dejavu. Itulah perasaan yang dirasakan oleh Ryarey Fournier lelaki keturunan Prancis Amerika dan seorang fotografer majalah, ketika bertemu kembali dengan Marcelius Hernandez yaitu cinta pertam...