#14 War is Begin [Part 2]

821 49 0
                                    

War is begin.

Seminggu terakhir, aura Nikodemus bernuansa gelap seperti malaikat pencabut nyawa yang sedang berkeliaran dikantornya, belum ditambah kedekatan Ryarey dan Marcelius yang semakin hari semakin lengket seperti lem. Hal itu seperti menyulutkan api pada sumbu keamarah Nikodemus, namun dia tidak tinggal diam, dia bersumpah akan mengambil kembali 'mainan' miliknya yang sudah direbut oleh Marcelius.

"Tuan, Ryarey sudah siap diruangan pemotretan bersama dengan para model." Nikodemus dengan setengah hati beranjak mengikuti kemana karyawannya pergi, pikiran lelaki itu tengah berantakan akibat ulah Ryarey yang mengibarkan bendera perang. Pandangan menyesakkan menyambutnya, tampak Marcelius mengusap ujung kepala Ryarey dan lelaki itu tersenyum bahagia menerima perlakukan darinya.

Dia dengan geram menghampiri kedua lelaki itu dan sesekali berdeham, "Ini masih jam kerja dan ini area kantor." Marcelius langsung menghentikan obrolannya bersama dengan Ryarey, berjalan menuju kearah Nikodemus sembari menepuk pundaknya, "Jangan berani menyentuh milikku." lalu pergi meninggalkannya.

Brengsek,, hanya umpatan dalam hati yang bisa Nikodemus ungkapan. Tak mungkin lelaki berjabatan CEO mengumpat didepan umum, sangat tidak sopan dan bisa menurunkan karismanya. "Semuanya mulai sesi pemotretan."

Dua jam berlalu, sudah beberapa model menampilkan kecantikannya didepan kamera untuk beberapa sesi foto suatu produk sex. "Sudah cukup, kita break time dulu," ucap Nikodemus sambil mengamati foto-foto model sexy tersebut, yang tanpa sadar membuatnya turn on seketika. Shit.

"What the—" umpatnya lirih sambil meninggalkan sang fotografi tersebut yang mendadak bingung dengan tingkah Nikodemus. Dia melangkah cepat menuju kekantornya, sekedar menenangkan dirinya dan juniornya. Hal buruk kembali menyapanya. Kedua matanya menatatap wajah Ryarey tersenyum bahagia disela-sela kegiatan pemotretan. "Shit, please jangan bangun." Dia pun kembali melangkahkan kakinya sebelum nafsu menguasasi pikirannya untuk mem-'perkosa' Ryarey dihadapan orang banyak.

*

Sudah hampir satu jam, Nikodemus duduk didepan meja kerjanya tanpa melakukan apapun. Dia hanya melamun, memikirkan 'mainan'nya yang sejak tadi bercanda ria dengan Marcelius, mendadak membuat hatinya nyeri seperti ada ribuan jarum kecil menghujamnya. Ketukkan pintu seketika membawanya kembali kenyataan, dia pun mempersilahkan masuk sang tamu yang tak lain adalah seketarisnya. "Tuan sudah ditunggu sama fotografernya, beliau ingin membahas mengenai iklan produk sex." Nikodemus mengangguk, lalu mengikuti kemana seketarisnya pergi.

"Saya rasa pasangan lelaki dan perempuan sudah mainstream," Sang fotografer sejenak menghentikan perkataannya, memikirkan bagaimana menyampaikan tanpa membuat CEO dihadapannya ini menjadi jijik dengan keinginannya.

Nikodemus hanya mengangkat alis, seolah dia menunggu kelanjutkan pembicaraan sang fotografer yang sempat menggantung. "Bagaimana kalau kita coba sepasang lelaki, namun didalam iklan tidak akan diperlihatkan wajahnya, anggap saja untuk menghindari kontroversi." Dia bergeming, jujur saja dia shock dengan permintaan aneh dari fotografernya. Ini antimainstream dan mungkin patut dicoba, batin Nikodemus.

"Baiklah saya terima usulannya dan saya akan persiapkan semua foto-foto dari model pria saya," Nikodemus langsung memanggil seketarisnya untuk mempersiapkannya. Selang sepuluh menit, seketarisnya kembali datang dengan membawakan beberapa album foto model pria yang dimiliki oleh perusahaan mereka.

Nikodemus menerimanya, lalu membuka album itu kebagian belakang. "Ini model yang sedang naik tahun tiga bulan terakhir," dengan berat hati dia menunjuk foto Marcelius dan empat model lainnya. "Bagaimana kalau saya pilih terlebih dahulu?" Dia mengangguk, lalu menunggu sang fotografer untuk menjatuhkan pilihannya.

"Saya pilih yang dua model ini," kata fotografer sembari menunjuk dua model tersebut. "Sesi pemoretan bisa berlangsung minggu depan. Saya harus membuat kontrak untuk kedua model tersebut." Mereka berdua saling berjabat tangan, sebagai tanda bahwa keputusan sudah terbentuk, begitu juga dengan peluncuran rencana pertama darinya.

***

a/n:

hai aku kembali lagi.

maaf ya kalau updatenya pendek, sudah memang porsinya segini haha. 

selamat membaca dan votmen tetap ditunggu ya :)) 

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang