#4 Signing Contract

2K 131 0
                                    

Ryarey Fournier, aku tertarik padamu

"Ace Denmaris, kenapa masih berdiri disitu? Kembali bekerja." Sentakan Nikodemus cukup membuat lelaki itu terkejut dan langsung meninggalkan bossnya itu.

Tatapan Nikodemus kini berahli pada Ryarey yang masih bercakap-cakap dengan Elita, lelaki itu berdeham berkali-kali hendak menghentikan pembicaraan mereka berdua. Elita mengerti maksud dehaman bossnya itu, namun sengaja Elita tidak mendengarkan dan terus berbicara dengan Ryarey.

"Elita Blanc, kau tahu ini masih jam kantor? Yang lain sudah kembali bekerja, tapi kau masih disini. Kembali bekerja," usir Nikodemus yang membuat Elita dongkol.

Bicara baik-baik bisa kan?  Dasar  arogan,  batin Elita sambil melambaikan tangan pada Ryarey dan pergi meninggalkan kedua lelaki itu.

"Ikut aku. Ada yang harus kau lakukan sebelum memulai sesi pemotretan." Tangan kekar Nikodemus dengan kasar menarik baju Ryarey, lelaki itu mendesah akibat baju ketat itu menarik masuk kesela-sela bongkahan pantatnya. Mendengar itu, Nikodemus justru memperkuat tarikannya agar membuat Ryarey mendesah kembali.

Kini mereka tiba didepan ruang meeting. Sebelum memasuki ruangan tersebut, Nikodemus sejenak merapikan pakian Ryarey yang agak lungsut akibat perbuatannya. "Saya bisa sendiri, boss."

Nikodemus tidak menghiraukan ucapan lelaki itu, dia masih berfokus membenarkan krah kemeja Ryarey. "Selesai."

Kedua lelaki itu berjalan memasuki kedalam ruangan, Nikodemus yang pertama masuk dan Ryarey mengekorinya. "Maaf menunggu Mr. Josh," ucap Nikodemus sembari menjabat tangan lelaki setengah baya.

Mr. Josh tersenyum, "Tak apa. Saya baru saja tiba." Nikodemus segera mempersilahkan Mr. Josh duduk kembali, Nikodemus dan Ryarey memilih duduk berhadapan dengan lelaki tersebut.

"Ini fotografer yang saya janjikan untuk anda, saya harap dia dapat bekerja sama untuk anda." Sejenak Mr.Josh mengamati sosok Ryarey yang sejak tadi menunduk menatatap meja.

Dikeluarkan map merah berserta pasangannya, yaitu bolpen dari dalam tas kerja Mr.Josh lalu menyodorkan dihadapan Ryarey. "Ini surat kerjasamanya. Tolong ditanda tangani."

Melihat map merah dihadapannya, sontak membuat Ryarey mengedarkan pandangan blank pada Mr.Josh maupun Nikodemus, bossnya. "Cepat tanda tangani," bisik Nikodemus namun Ryarey tak merespon.

Tangan kekar Nikodemus mulai melancarkan aksi brutalnya, diawali dengan belaian pada paha lalu pada bagian terlarang milik Ryarey yang perlahan sudah mulai mengeras.

"Cepat tanda tangani atau akan kubuat lebih daripada ini," sekali lagi Nikodemus berbisik pada Ryarey dengan nada mengancam dilengkapi dengan cengiran licik diwajahnya. Detik demi detik, belaian tangan Nikodemus semakin brutal membuat Ryarey menengang beberapa menit.

Tangan Ryarey dipenuhi oleh keringat dingin dan rasa nikmat memenuhi dirinya. Dia sudah tak tahan, dengan segera disambarnya bolpen dan digoreskan pada selembar kertas membentuk goresan-goresan. "Terima kasih sudah bekerjasama dengab kami." Nikodemus menghentikan tindak tanduknya dan berahli menjabat tangan Mr.Josh diikuti Ryarey.

Sepeninggalan Mr.Josh berserta surat perjanjiannya, Nikodemus beranjak keluar dari ruangan tersebut namun lengan tangannya tertahan. "Berani-beraninya kau. Bajingan, kau akan mendapatkan balasannya."

Hanya senyuman arogan yang ditampilkan oleh Nikodemus saat mendengarkan ancaman dari Ryarey. Baginya ancaman Ryarey tidak berarti apa-apa untuknya, yang terpenting Nikodemus dapat mengikat Ryarey agar disisinya selalu.

*

Hari ini, hari kedua bagi Ryarey bekerja perusahaan La View. Dia menghela nafas sebelum memasuki lobby kantor. Semoga bajingan itu tidak menyuruhku mengenakan apapun, batinnya sambil melangkah masuk.

Dalam perjalanan dari lobby menuju kantor Nikodemus yang berada dipaling atas, Ryarey terus memanjatkan doa-doanya agar hari ini berjalan senormal mungkin, seperti dirinya bekerja di La Beauty.

Perlahan namun pasti, Ryarey mengetuk pintu kantor bossnya. Hanya terdengar kata "masuk" dari dalam ruangan, menandakan dia harus menguatkan mentalnya lebih sebelum bertemu bajingan kelamin itu.

"Selamat pagi, Ryarey Fournier. Apa kau siap bekerja untukku dihari kedua ini?" Ryarey menelan air liurnya dengan kasar diliputi rasa takut.

Collar, benda itu lagi yang disodorkan dihadapannya. "Tak mau pakai?" Ryarey tertohok mendengar pertanyaan bossnya, karena pertanyaan itu sama seperti yang tengah dipikirkannya. Dirinya tak ingin memakainya.


Lelaki itu beranjak dari kursinya, berjalan perlahan mendekati Ryarey. Tapi lelaki itiu justru mengambil satu langkah mundur, entah ada aura kegelapan dalam diri Nikodemus yang selalu membuat Ryarey menjauh darinya. "Berhentilah menjauh dariku," bentaknya dongkol.

Dengan kasar, tangan meraih lengan Ryarey dan ditariknya mendekat padanya. "Diamlah—Atau akan kubuat mendesah kembali seperti kemarin? Atau kau justru menginginkannya?" Senyum licik wajah Nikodemus saat melihat wajah Ryarey memerah perlahan.

"Baiklah akan kupakai. Berikan padaku." Nikodemus tidak memberikan benda itu, namun kedua kakinya kini melangkah mendekat pada Ryarey dan memasang collar dilehernya. "Silahkan bekerja, kau sudah ditunggu Mr.Josh ditempat pemotretan dilantai empat. Dan jangan biarkan orang lain menyentuhmu."

Ryarey hanya mendengus kesal, lalu menginggalkan boss bajingannya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kini hatinya berdetak kencang, entah apa yang membuatnya merasakan nervous yang luar biasa, padahal ini bukan kali pertamanya dirinya melakukan pemotretan. Fokus. Pasti sukses hari ini, Ryarey menyemangati dirinya sendiri sembari berjalan lift.

Setibanya dilantai empat, semua kru sudah berlalu lalang mempersiapkan peralatan mulai dari perabotan yang hendak dipakai hingga lighting yang akan dipergunakan. "Ryarey segera persiapkan kameramu," teriak kru dari ujung.

Secepat kilat Ryarey melangkahkan kakinya kedepan prabotan yang akan digunakan untuk pemotretan. Dikeluarkan seluruh peralatan kameranya dan mempersiapkan segera mungkin.

"Bounjour Monsiuer. Bounjour Madame." Lelaki setengah baya itu memasuki ruangan pemotretan sambil melambaikan tangan pada seluruh kru dan termasuk pada Ryarey. Setalah melambai padanya, lelaki setengah baya yaitu Mr. Josh yang langsung menghampiri Ryarey dan menjabat tangannya dengan tak henti-hentinya memamerkan gigi putihnya.

"Terima kasih, anda sudah bersedia untuk menjadi fotografer untuk majalah ini." Ryarey hanya bisa mengangguk-angguk sambil tersenyum. "Oh ya, sebentar lagi modelnya akan datang." Lagi-lagi hanya anggukan kepala Ryarey yang menjadi jawabannya.

Semua peralatan sudah pada posisinya, untuk kesekian kalinya Ryarey mengatur fokus kameranya. Kedua matanya terbelalak ketika sosok dari lensa kameranya yang telah lama dihapuskan dari pikirannya muncul kembali.

"Perkenalkan Marcelius Hernandez adalah model kita hari ini—" Mendengar nama lelaki itu, Ryarey langsung mengadahkan kepalanya dan menatatap lelaki itu dengan sorot penuh kebencian

***

Smile For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang