"Aku menyukaimu."
Semua perkataan Nikodemus membuatnya hening sejenak, seolah sedang memproses perkataan lelaki itu. Seperti blank sesaat.
"Kau pasti bercanda." jawab Ryarey sambil memaksa menarik sudut bibirnya untuk tersenyum tipis. Lelaki itu menggeleng cepat, "Aku tidak sedang bercanda." Mendengar itu tubuh Ryarey menegang seketika. Berarti dia bersungguh-sungguh? Hati dan pikiran Ryarey sudah tidak saling singkron satu dengan yang lain. Senyum Ryarey hilang sesaat, tergantikan raut wajah tegang. Memang benar, lelaki dihadapannya sedang tidak bercanda, terlihat dari kedua iris matanya yang menatatap dirinya dengan penuh kesungguhnya.
"Aku tidak bisa, tidak bisa menerimamu." ucap Ryarey lirih dan berharap lelaki itu mengerti mengenai keadaannya. Apa yang diharapkan oleh Ryarey tidak terwujud, Nikodemus memaksanya untuk menjadi kekasihnya. Dia mencengkram lengan Ryarey, seolah tak ingin melepaskannya meskipun hanya sedetik. Ryarey meronta-ronta minta untuk dilepaskan, namun semakin dia meronta, cengkraman itu akan semakin kuat dan membuatnya kembali meringis bahkan berteriak kesakitan.
"Tidak. Kau harus menjadi milikku. Hanya Nikodemus seorang. Akan kurebut dari Marcelius." Tangan lainnya menarik kepala Ryarey mendekat padanya, dengan kasar bibir Nikodemus melumat bibir sexy milik Ryarey, lidahnya mencoba menerobos pertahanan Ryarey dan tak selang lama pertahanan Ryarey runtuh. Dengan liar lidah Nikodemus mengeksplor seluruh isi mulut Ryarey, mengajak menari lidah Ryarey dengannya hingga lelaki yang dihadapannya kehabisan nafas.
"Brengsek." Itulah yang diucapan pertama kalinya sesudah Nikodemus mengakhiri ciumannya dan kembali menjalankan mobil menuju kantor mereka. Air mata Ryarey mulai mengalir dari pelupuk matanya, dirinya merasa seperti mengkhianati Marcelius dengan kejadian yang barusaja terjadi. Ingin rasanya Ryarey meloncat keluar dari mobil ini dan berlari sejauhnya. "Jangan pernah berpikiran untuk meloncat." Nikodemus mempercepat laju mobilnya membuat dirinya menepis rencananya untuk melompat dari mobil.
Arg shit, umpat Ryarey sambil memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut. Sedangkan Nikodemus diam-diam tersenyum penuh kemenangan. Untuk saat ini nilai antara dirinya dan Marcelius imbang. Babak kedua akan dimulai, buddy.
*
Nomer yang anda tuju sedang berada diluar jangkauan, silahkan coba beberapa saat lagi. Sudah kesepuluh kalinya, Marcelius menghubungi ponsel Ryarey namun selalu saja suara operator yang terdengar diujung sana. Firasat buruk sudah memenuhi benaknya, membuatnya menjadi panik dan khawatirnya semakin menjadi-jadi. "Semoga dia baik-baik saja." berdoanya sambil menyambar jaketnya, kemudian berlari kearah sepeda motornya yang terpakir diteras rumahnya untuk menyusul Ryarey kekantor.
Laju motor yang dikendarinya semakin cepat, dengan lincah menyalip banyak mobil dari sisi kiri ke sisi kanan maupun sebaliknya, membuat para pengendara mobil membunyikan klaksonnya bahkan ada yang mengumpat kata-kata kotor padanya. Tapi Marcelius tidak mempedulikannya, justru menambah kecepatan laju motornya agar segera tiba dikantor Ryarey.
Tak selang lama, motor itu sudah berada didepan lobby kantor milik Nikodemus. Tanpa mengindahkan teriakan satpam yang menyuruhnya memindahkan motor ketempat seharusnya, Marcelius langsung masuk menuju lobby dan seenaknya masuk menerobos kearea khusus pegawai perusahaan. Lagi-lagi dirinya tidak mengindahkan teriakan wanita resepsionis lobby, yang memanggilnya berulang kali. Beberapa satpam bergerak cepat menghimpit tubuh Marcelius yang meliar, berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman kedua satpam itu sambil meneriakkan nama lelaki yang dicintainya. Ryarey Fournier.
"Lumpuhkan dia dan bawa kekantor saya."
Terdengar suara perintah dari earphone yang bertengger ditelinga kedua satpam itu, refleks salah satu dari mereka mengeluarkan stungun dan mengarahkannya pada tengkuk Marcelius, aliran listrik langsung menyapa kulit mulusnya dan membuat seluruh anggota geraknya lemas, pada akhirnya semua menjadi gelap seketika.
Setengah jam sudah berlalu, perlahan Marcelius membuka matanya. Kedua irisnya memandang sekitarnya, terlihat asing dan perlahan menjadi panik. Sejauh matanya memandang hanya kegelapannya yang dapat dilihatnya. Ketika anggota geraknya digerakkan rasanya begitu tak bisa bergerak secara leluasa. Ikatan tali begitu membelenggunya serta membatasi ruang geraknya. "Good morning, Marcelius. Hari ini kita akan sesi foto untuk produk obat luar."
"Nikodemus, lepaskan semua ini." teriak lelaki itu, meskipun matanya sudah tertutup namun masih dapat dirasakan emosinya tengah meluap-luap meskipun hanya dari nada suaranya. Nikodemus hanya tertawa, "Tapi kita akan melakukannya dengan cara BDSM. Kau pasti tertantang bukan?"
"Oh shit, jangan bermain-main. Lepaskan semua ini atau—"
Nikodemus mencondongkan kepalanya disamping telinga lelaki itu, "Atau aku akan menikmati tubuh indah milik Ryarey apabila dirimu tak ingin menurutiku." ancam Nikodemus dengan memberikan satu signal untuk merubah posisi Marcelius yang semula duduk, menjadi berdiri dan kedua tangan diikat keatas.
Tubuh mulus milik Marcelius bak dewa Yunani yang terpampang membuat semua para kaum hawa meneteskan air liurnya. Sixpack, kulit putih dan kedua puting yang berwarna kemerahan membuat air liur kaum hawa semakin deras, terkecuali Ryarey yang melihat kearah lain yaitu kearah junior milik Marcelius.
Oh shit, kenapa aku harus melakukan ini, batin Ryarey saat Nikodemus mulai berdiri dibelakangnya. "Kau masih mempunyai beberapa menit sebelum benar-benar aku menyiksanya hingga tak bernyawa sekalipun." Ryarey menelan air liurnya dengan kasar, memaksa otaknya untuk segera mengambil keputusan yang sangat bertentangan dengan hati nuraninya. "Waktu terus berjalan," Nikodemus terus menekan batin Ryarey hingga akhirnya dia menghela nafas serta memejamkan kedua matanya, berdoa agar keputusan yang diambilnya benar.
"Akan kuikuti seluruh keinginanmu, tapi kumohon jangan sakiti Marcel." Senyum kemenangan mengembang diraut wajah Nikodemus dan seluruh lampu penerangan padam seketika.
***
a/n:
Hai saya kembali, maaf ya lama update ceritanya :))
Spesial cerita ini diperuntukkan pada vhieee_e maaf kalau cerita ini agak aneh gimana gitu :v
[ kalau pingin dinotis tinggalkan jejak sepertinya XDD ]
Selamat membaca. Silahkan vonment apabila ada masukan
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile For Me
Romance[TOLONG BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN] [YAOI ; MxM ; END] Dejavu. Itulah perasaan yang dirasakan oleh Ryarey Fournier lelaki keturunan Prancis Amerika dan seorang fotografer majalah, ketika bertemu kembali dengan Marcelius Hernandez yaitu cinta pertam...