6

2K 166 16
                                    

In Sehun eyes

Aku berdiri didepan Pohon kehidupan yang sangat dikramatkan dekat istanah kami, konon pohon kehidupan ini menyimpan kekuatan yang sangat dasyat hingga dapat mengalahkan prajurit kegelapan. Kukepalkan tanganku, terasa akar pohon bergetar dibawah kakiku. Pohon – pohon disekitarku berdiri menari – nari dan mengotori pundakku dengan daun – daun hijau pucat berkilau. Seekor burung bluebird melesat didepanku, berputar – putar dalam satu pertunjukkan akrobat seakan menghiburku, sedangkan seekor tupai meloncat dari dahan satu kedahan lainnya mengoceh padaku dengan nada riang. Kulihat tanganku yang berpendar, kulitku terasa hangat sampai keujung jari merasakan kekuatan yang mengalir disetiap urat nadiku setelah pentahbisan bulan lalu. Sensasinya sangat menakjupkan walau aku harus mengemban tugas berat setelah ini sebagai Pangeran Bintang Fajar generasi terakhir suku terang. Menarik nafas dalam dan kuhembuskan lagi itulah yang kulakukan sedari tadi setelah acara kabur dari makan malam yang konyol itu akibat rencana Dad yang membuatku muak. Aku memejamkan mata mencari ketenangan hingga sebuah suara ranting yang terinjak membuatku tersadar dan menatap waspada sekitar.

“ siapa itu, cepat keluar sebelum kau menyesal telah berhadapan denganku “ ancamku sambil melirik kearah sumber suara. Perlahan dari balik pohon muncul seorang pemuda yang wajahnya tak asing bagiku, walau disinari cahaya bulan aku masih dapat mengenalinya karena penglihatanku yang sangat tajam.

“ Kai apa yang kau lakukan disini ?” aku berjalan menghampirinya yang masih diam dibawah pohon tempatnya bersembunyi tadi, entahlah dia yang sembunyi atau aku saja yang tidak menyadari kedatangannya karena terlalu banyak berfikir padahal biasanya aku bisa mendeteksi orang yang mendekat kearahku dari jarak hampir 1 km, hanya beberapa orang yang bdapat menggunakan kekuatan tertentu yang tidak dapat kudeteksi kehadirannya.

“ tidak, aku tadi merasakan kalau pohon – pohon dihutan bergerak – gerak mencurigakan, apa lagi dipohon yang paling besar ini. Aku kira ada apa ternyata ada. . . pangeran “ suara Kai memelan di akhir kalimat.

“ jadi kau sudah tau kalau aku pangeran dari kerajaan Rouler ?” Kai mengangguk “ aku melihat saat pentahbisanmu kemarin, selamat karena kau telah menjadi Pangeran Bintang Fajar menggantikan posisi Ratu Sera “ Kai tersenyum tulus dan mengulurkan tangannya kepadaku. satu alisnya terangkat saat aku tak kunjung menerima uluran tangannya “ kenapa ? apa kau tak mau berjabat tangan dengan seorang pelayan ?” ia bertanya dengan raut wajah yang tidak dapat terbaca, aku segera meraih jabatannya “ bukan begitu Kai hanya saja caramu mengucapkan selamat sangat berbeda “

“ maksudmu ?“ dapat kulihat kerutan didahinya.

“ kau berbeda dari yang lain “

“ ya karena kulitku sedikit hitam, Kurasa itu sudah biasa “ kai memotong ucapanku dengan malas tidak ada rasa segan sama sekali dalam ucapannya seakan ia berbicara dengan teman yang statusnya sama bukan dengan seorang majikan.

“ bukan, tapi kadang aku merasa kau seperti bukan dari tempat ini. Caramu bicara, tingkahmu bahkan caramu memberiku selamat saja sudah berbeda. Semua orang akan menundukkan kepalanya kepadaku saat memberikan ucapan selamat sedangkan kau malah memberikan jabatan tangan. Semua orang saat berpapasan denganku atau berbicara tidak pernah berani menatap mataku secara langsung tapi kau seakan tak takut atau merasa segan untuk berbincang dan bertatapan dengan mataku “ Kai hanya tersenyum mendengar rentetan kalimatku.

“ bukankah yang berbeda yang akan selalu diingat, aku juga ingin menjadi seseorang yang dapat diingat dengan mudah. Apakah kau merasa risih dengan caraku berbicara padamu. Aku akan merubahnya” cepat – cepat aku menggeleng.

“ jangan, aku lebih merasa nyaman seperti ini “

“ apa yang kau lakukan didepan pohon besar ini, apa kau tidak takut tertimpa pohon. Kalau dilihat pohon ini seperti sudah tua dan bisa saja tumbang sewaktu – waktu. Lihat saja pohon ini lebih besar dari pohon yang lain “ Kai menggerutu sambil menarikku menyingkir dari sekitar pohon kehidupan yang membuatku tertawa karena melihat wajah paniknya.

Last GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang