Last Generation

[Young G ]Lady Lucky

Lady Lucky
Cast : Johnny Peter Ozera (Johnny Kim)  & Wendy Tinker

Genre : Romance,Fluft | Rating : G | Lenght : OneShoot

[ Original Story By Christy Wu]

Disclaimer :

Ff ini murni buatan Christy sendiri jika ada kesamaan dengan cerita yang lain itu hal yang tidak disengaja sama sekali.

o0o

Map ditangannya ia remat, bibirnya komat – kamit entah itu berdoa atau menggerutu dengan mata terpejam erat. Ia berdiri ditengah jalan tempat orang berlalu lalang, mematung layaknya pajangan yang sudah terdekorasi disana. Setelah mengigit bibir bagian dalamnya ia memutuskan untuk masuk namun baru mencapai langkah ke lima si gadis berambut dark brown malah berbalik lagi untuk keluar sambil memukul kepalanya sendiri menggunakan map ditangan. Membuat orang yang awalnya tak peduli akan keberadaannya jadi meluangkan sedetik waktunya untuk mengamati tingkah gadis Canada itu.

Sedetik kemudian ia memutar langkahnya kembali masuk, sebenarnya itu sudah ia lakukan sejak setengah jam lalu. Mondar – mandir di depan pintu masuk Kim Group, bukan tanpa alasan ia disana. Wendy hanya ingin melamar pekerjaan setelah ia menyelesaikan pendidikan sarjananya, bekerja di Kim Group sudah menjadi impiannya sejak lama mengingat begitu besar nama perusaan itu di bidang properti. Menyelesaikan studinya lebih cepat satu tahun sebagai pembuktian tekatnya itu, namun setelah semua yang ia lalui kini Wedny hanya menjadi setrikaan di depan pintu masuk Kim Group tanpa berani masuk kedalam untuk menyerahkan CV.

“Aku harus bagaimana?” rengeknya putus asa pada diri sendiri. ia jelas masih ingat saat Naeun temannya mengatakan kalau direktur dari Kim Group begitu seram, jahat dan mesum. Tapi bekerja di perusahaan ini juga impiannya. Seperti sudah takdir, setelah acara wisudanya Kim Group mengumumkan membutuhkan seorang pegawai dengan posisi yang tak disebutkan. Ia tertarik, sangat namun rasa takut sebelum bertindak membuat nyalinya menciut sekecil kacang kedelai.

Wendy memukul pipi bulatnya berkali – kali, “Masa bodohlah, besok saja.” Dengusnya yang tiba – tiba berbalik badan berniat untuk meninggalkan perusahaan impiannya. Sialnya, ia malah bertubrukan dengan seseorang membuat map yang pinggirannya hampir kusut isinya berhamburan. Ia memekik saat tubuhnya ikut limbung namun tangan kekar itu melingkar dipingganganya erat tak membiarkannya mencium lantai yang keras dan dingin.

“Ya ampun bagaimana ini?” pekiknya frustasi melihat CVnya yang berserakan dilantai, wendy segera melepaskan diri dan duduk memunguti kertas yang sampai dalam jangkauannya. Dua kali sial, angin kencang menerbangkan sisanya menjadi lebih jauh sampai kejalan. Disaat itulah matanya mulai berembun.

“Kenapa aku hari ini sial sekali,” isaknya sambil menutup wajah dengan satu tangan.

“Sudah tidak usah menangis, CVmu sudah terkumpul semua,” orang itu menyerahkan beberapa lembar kertas ketangan wendy, membuat gadis berpipi bulat itu mengusap air matanya.

“Terima kasih,” ujarnya sengau khas orang menangis dengan hidung yang merah seperti tomat. Membuat pemuda dihadapannya terkekeh geli.

“Sama – sama, apa kau ada masalah. Ku rasa kau menangis bukan karena tertabrak olehku kan?” tanya si pemuda tanpa melepas senyum hangatnya.

“Sebenarnya itu – “ Wendy tidak sanggup melanjutkan kata – katanya karena cairan bening sudah mengalir begitu saja membasahi pipi bulatnya.

Pemuda itu menepuk kepala Wendy beberapa kali, “Sudah – sudah jangan menangis, sebaiknya kau menenangkan diri dulu. Ayo kita duduk di taman sebelah kantor ini.” Ajak si pemuda.