12

1.6K 124 3
                                    

Masih didalam kamar Sehun, Lenna masih didalam perisai yang dibuat oleh Krystal terduduk kelelahan setelah berusaha berulang kali menghancurkannya namun perisai yang lebih mirip penjara bagi Lenna itu tak juga hancur. Jangankan hancur, tergores saja tidak sama sekali. Tifanny hanya menatap anaknya nanar tanpa bisa melakukan apa – apa karena dia juga tidak mempunyai kekuatan.

“ Sudahlah sayang hentikan, mungkin perisai itu baru bisa hancur jika Krystal yang menghendakinya “ entah sudah kesekian kali Tifanny mengatakan itu namun tak dihiraukan oleh Lenna. Anaknya itu begitu keras kepala dan terlalu dibakar oleh perasaan cemburu.

“ Tidak ibu, dia tidak boleh merendahkanku seperti ini. Siapa dia yang tiba – tiba mengurungku seperti hewan peliharaan. Apa dia sudah cukup hebat hingga bisa ikut kemedan pertempuran “ geram Lenna kembali mengeluarkan serangan membabi buta ke arah perisai yang semakin membuat Tifanny menatapnya sedih.

“ Dia anak ayahmu sayang dari istri yang pertama. Istri sah dan pemilik gelar ratu yang sesungguhnya dan tentunya dia adalah kakakmu “ gumam Tifanny dengan mata yang berkaca – kaca. Lenna menatap ibunya dengan tajam, meninggalkan tatapan hormat yang selalu ia berikan biasanya.

“ Aku tidak punya saudara ibu, aku anak tunggal dikerajaan Gremory dan aku adalah Putri Mahkota yang bergelar Putri bulan. Siapapun mengetahui hal itu “ teriak Lenna mengabaikan air mata Tifanny yang sudah menetes.

“ Sadarlah sayang, bahkan semua orang tahu kalau ibu adalah perebut suami orang dan gadis itu adalah Putri Mahkota sebenarnya. Kau harus bisa menerima “

“ Aku tidak peduli “ teriak Lenna sekali lagi pada ibunya bersamaan dengan perisai Krystal yang pecah. Matanya terbelalak kaget hingga detik Tifanny memeluk tubuhnya hangat, dalam dekapan Tifanny tiba – tiba Lenna tertawa nyaring membuat Tifanny merenggangkan pelukannya menatap Lenna dengan guratan kebingungan diwajah.

“ Lihatkan ibu, perempuan itu hanya pembual. Jalang itu hanya berkata Sok didepan ayah dan Sehun “ masih memandangi anaknya yang bertingkah tak biasanya Lenna mendesah sedih.

“ Perisai ini tidak ada apa – apanya ternyata, dasar penjilat “ desah Lenna dengan gurat kemarahan. Melepaskan pelukan ibunya kasar ia berbalik keluar dari kamar Sehun dengan langkah lebar.

“ Sayang kau mau kemana “ setengah berlari mengikuti anaknya hingga Tifanny berhasil menggapai lengan Lenna.

“ Tentu saja ikut bergabung dengan mereka dimedan perang ibu. Jalang itu tidak boleh terlalu pamer kemampuan dan memonopoli semua orang. Ini adalah istanahku dan semuanya adalah milikku dan Sehun juga akan menjadi milikku cepat atau lambat, mau tidak mau, suka tidak suka. Akan aku buat dia bisa berpaling kepadaku. seperti yang ibu lakukan pada ayah, bukankah ibu juga melakukan segala cara untuk mendapatkan ayah waktu itu “

PPLAAAKK

Sebuah tamparan membuat Lenna terdiam, yang menamparnya tidak lain adalah Tifanny ibunya sendiri. Tifanny tau apa yang ia lakukan dimasa lalu adalah salah dan ia tidak ingin Lenna melakukan hal serupa. Namun sepertinya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Dibalik keluguan Lenna juga menyimpan suatu ambisi yang lebih parah dari dirinya dahulu.

Dengan mata yang memerah Lenna menatap ibunya yang menunduk menatap tangan yang sudah menampar putrinya sendiri “ Aku membenci ibu “ suara Lenna terdengar bergetar dapat dipastikan gadis itu menangis walau Tifanny tidak melihatnya sebelum pergi meninggalkan Tifanny yang masih berdiri mematung dikoridor kamar Sehun.

“ Maafkan ibu “

***

Mengabaikan perasaan kesal dan kecewanya pada sang ibu yang sampai hati menamparnya untuk pertama kali Lenna mengukuhkan diri berangkat kemedan peran setelah mengganti baju yang ia kenakan dengan baju Zirah yang sudah ia rancang sendiri untuk digunakan dalam berperang suatu hari nanti. Mungkin suatu hari yang ia tunggu adalah saat ini, dimana ia bisa membuktikan pada ayahnya dan semua orang kalau dia bukanlah seorang putri yang lemah, dia juga bisa bertarung melindungi kerajaanya dan tentunya untuk menarik perhatian Sehun.

Last GenerationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang