Last Generation

11

Asap tebal menggantung menyelimuti seluruh kawasan seperti selimut hangat. Orang – orang berlari kocar – kacir, wajah mereka tampak bingung, ketakutan. Dijalan banyak mayat manusia dan binatang terbujur kaku dilapangan rumput hijau. Hutan menampakkan api yang berkobar gagah menunjukkan keperkasaan kuasanya yang sanggup menghanguskan apapun. Bukannya menghindar seperti yang lainnya, Krystal lebih memilih memasuki hutan dengan api berkobar itu. Langkah pertamanya memasuki hutan membuat api disekitarnya padam menyisakan bau hangus dan asap hitam yang masih menebal disekeliling, semakin ia memasuki hutan api itu sudah benar – benar padam dengan tanaman baru yang tumbuh begitu saja. Krystal menggunakan ketiga kekuatannya secara bersamaan untuk memadamkan api dengan Mind Control, melindungi dirinya dengan kekuatan Api dan healing untuk memperbaiki keadaan. Krystal hampir meninggalkan hutan sebelum seorang pembelot kegelapan muncul, menggantung terbalik didahan pohon dengan smirk yang menyebalkan. “ Hallo Tuan Putri”

Dia meloncat kepohon, berputar kesamping dengan lengan dan kaki menyebar seperti jari – jari roda, mendarat diatas kakinya lalu hampir menyabetkan pedang namun Krystal langsung menghilang dari hadapannya dan memukulnya telak dari belakang membuat pembelot kegelapan itu tersungkur. Seakan tak terima, pembelot itu menyerang Krystal bertubi – tubi. Krystal mengelak dengan mudah memerintahkan dahan – dahan pohon untuk menangkap pembelot itu. Lelah bermain – main Krystal mengeluarkan pedang apinya yang muncul begitu saja ditangannya, pembelot itu berhenti dan tersenyum, jangan harap senyuman manis karena demi celanan pororo Kai senyumnya begitu menyebalkan hingga membuat Krystal ingin menguliti orang dihadapannya.

“ Putri kau penuh kejutan “

“ Tunggu saja, aku masih punya kejutan lain “ puing – puing hutan bergegas menerjangnya, menjerat pinggangnya dan menghantam kepohon tedekat. Kulit pohon terbelah. Inti batang pohon retak menariknya kedalam. Wajahnya yang tadi percaya diri mengeriput ngeri. Krystal mundur menjauh dan menatap kulit pohon yang perlahan – lahan memulihkan kerusakan, mengunci rapat – rapat pembelot kegelapan itu dalam peti mati hidup karyanya.

“ Setidaknya aku memberikan kuburan yang layak bagimu “ desisi Krystal.

Krystal kembali lagi kemedan pertempuran, berdiri disamping Sehun yang menggerakan anginnya dari kejauhan, menghempaskan musuh begitu saja sebelum mendekat. Krystalpun mulai menggunakan kekuatannya lagi, menatap kedepan hingga beberapa detik kemudian puluhan musuh dihadapannya menjerit kesakitan dengan mulut mengeluarkan darah dan kemudian mati ditempatnya, menyakiti orang dari jarak jauh bukan perkara sulit baginya.

“ Hun, sepertinya sudah saatnya kita bergabung dengan yang lain disana “ masih menatap lurus kedepan, keduanya mengangguk. Mereka kini berdiri disebuah tebing dekat hutan, setelah mengevakuai beberapa penduduk yang masih terjebak dan memadamkan api.

“ Kalau kau takut, berlarilah kearahku dengan senang hati aku akan melindungi “ Sehun mengerling nakal membuat sebuah senyuman terukir dibibir Krystal.

“ Kau meremehkanku eoh ? “ ekor mata tajamnya memicing lucu.

“ Tidak hanya memberitahu saja, kalau pelukanku adalah tempat teraman dan ternyaman yang bisa kau gunakan untuk berlindung “ kata Sehun.

“ walaupun aku juga tahu kalau gadisku ini sangat kuat tapi apa salahnya menawarkan diri “

“ Hentikan kebiasaan menggombalmu itu Hun “ Krystal mencubit lengan Sehun, bukannya mengaduh sakit namun Sehun malah tertawa. Mereka melupakan fakta kalau sekarang sedang berada dimedan pertempuran.

“ Bagaimana aku bisa behenti menggoda gadisku yang cantik ini “ kelakar Sehun membuat pipi Krystal merona walau dengan gurauan ringan seperti ini.

“ kau terlalu berlebihan “ memalingkan wajah adalah option yang paling tepat untuk Krystal saat ini karena jika menatap wajah Sehun entah seperti apa bentuk wajahnya setelah itu.