CERITA MENGANDUNG KEKERASAN, TIDAK UNTUK DITIRU.
____________________Malam panjang yang bagaikan neraka telah usai. Tiga lelaki muda yang terperangkap di dalam malam itu pun telah bebas. Kini mereka bisa menghirup udara segar. Meskipun begitu, kejadian kemarin masih menyisakan banyak tanda tanya di benak mereka, terutama Jimin. Hingga detik ini dia masih dilanda rasa bingung.
Malam itu setelah melewati pengalaman baru yang menakjubkan, ketiga sahabat ini langsung pulang ke rumah masing-masing. Jimin melangkah masuk ke dalam rumahnya. Lampu-lampu sudah dimatikan, mungkin yang lain tidur lebih dulu tanpa menunggu kehadirannya. Baru maju selangkah, kondisi ruangan berubah menjadi terang-benderang. Wanita yang sudah memasuki usia kepala empat berdiri tak jauh dari tempat Jimin berpijak. Di mata Jimin sekarang, wanita itu bagaikan monster mengerikan yang siap melahapnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Keberanian lelaki ini ciut seketika dan ia hendak kabur keluar. Secepat kilat tangan monster itu mencengkeram kerah belakang Jimin sehingga ia tak dapat berkutik.
"Ke mana saja kau ini, anak nakal?" monster itu angkat bicara. Pundak Jimin menegang, bola matanya siap keluar, ia menggigit bibir bawahnya.
"Ibu, maafkan aku! Tolong maafkan aku! Aku bisa jelaskan ini semua!" jawab Jimin yang ketakutan setengah mati.
Monster yang ada di pandangan Jimin adalah ibunya yang sedang marah besar alias murka. Bagaimana seorang ibu tidak marah ketika anaknya pulang malam tanpa mengabari apa-apa?
"Apa yang ingin kau jelaskan? Kau pasti main dengan temanmu hingga pulang selarut ini?" tebak ibunya yang masih dalam mode marah.
"Ada banyak hal yang terjadi, tapi jika aku menceritakannya pasti ibu tidak akan percaya..."
"Memangnya apa yang terjadi? Ceritakan pada ibu!"
Jimin sangat diperhatikan oleh orang tua, terutama ibunya. Walau ia seorang lelaki, tapi ibunya tak pernah mengizinkan ia pulang malam apalagi ketika hari telah larut. Makanan pun begitu terjaga, ia tak boleh jajan sembarangan. Ditambah lagi ibunya tahu satu-persatu teman yang Jimin kenal, terutama teman dekatnya alias sahabatnya. Kenapa ia seperti itu padahal Jimin seorang anak lelaki? Sang ibu bergidik ngeri melihat perlaku sebagian anak remaja zaman sekarang yang semakin bejat.
Lembaran hari baru telah dibuka. Mata sipit Jimin yang sedari malam tertutup akhirnya membuka menyapa pagi ini. Dari balik tirai jendela belum ada pancaran sinar sama sekali, itu tandanya hari masih gelap. Tidak biasanya ia bangun sepagi ini. Posisi duduk ia ambil, lalu meregangkan badan sebentar. Lantai ia pijak secara perlahan, dengan langkah yang sedikit sempoyongan ia menyusuri ruangan demi ruangan. Tujuan pertamanya adalah dapur. Keluar beberapa kali raungan dari perutnya. Kondisi seluruh ruangan masih gelap. Hampir saja tadi ia menabrak benda-benda yang ada di depannya. Menurut spekulasinya, sekarang sang ibu belum bangun. Tanda-tanda ibunya sudah bangun lebih dulu adalah lampu-lampu telah menyala terang.
Tidak enak rasanya harus mengganggu waktu tidur sang ibu hanya untuk memenuhi keinginan perutnya sendiri. Jimin memulai waktu sarapan lebih pagi dari biasanya. Menu sarapan Jimin hari ini adalah roti dengan taburan keju dan susu kental manis sebagai perekat keju agar tidak jatuh berhamburan. Membuat sarapan sesederhana ini tak memakan waktu lama. Roti disimpan di atas meja makan dan kini Jimin telah siap melahap semuanya sampai tak bersisa. Lahapan pertama akan dilakukan, namun seketika rotinya jatuh ke atas meja karena sesuatu membuatnya tersentak kaget.
Entah dari ruangan mana terdengar bunyi benda jatuh yang sangat keras. Ulah siapa itu? Otak Jimin berputar membuat beragam kemungkinan. Apa ini ulah hewan peliharaan? Tapi Jimin tak memiliki hewan peliharaan sama sekali. Atau ada hewan liar yang tanpa sepengetahuan masuk ke dalam rumah? Tubuhnya bergerak untuk mengikuti rasa penasarannya yang membara. Satu-persatu ruangan ia datangi dan dinyalakan lampunya agar mata lelaki ini bisa menyaksikan ada apa di sana. Ruangan terdekat tidak membuahkan hasil apa pun. Berarti memang benda tersebut jatuh begitu keras, mungkin saja dari tempat yang tinggi.
![](https://img.wattpad.com/cover/87659717-288-k87622.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rusty Knife (Sequel Of School's Bell)
Hayran KurguKetiga sahabat yaitu Jimin, Jin dan Jungkook hampir mati di sekolah mereka sendiri. Berkat bantuan penjaga sekolah misterius dan hantu berkucir dua, mereka berhasil meloloskan diri. Setelah kejadian malam itu, sebuah pisau berkarat hadir di hidup Ji...