Bab 3

67.2K 3.6K 21
                                    

Aku tidak bisa tidur sejak kejadian tadi malam, tentang pernyataan Christian untuk memanfaatkan ayahku. Bukankah itu tindakan yang licik ? Dulu memang aku menyukainya akan sifatnya yang baik dan mau menjagaku, setelah aku tau pernyataan yang gila itu membuatku membencinya. Ya, aku membenci si brengsek Christian.

Aku berjalan turun menuruni beberapa anak tangga, tepat diruang tamu aku sudah tidak melihat keberadaan Christian sama sekali. Mungkin dia sudah pergi. Well, aku tidak peduli. Aku pun langsung menuju ke ruang makan dan setelah itu kembali kekamarku untuk bersiap pergi berjalan-jalan. Minimal mengintari Seattle, itu tidak masalah.

Sesudahnya aku mandi. Aku pun langsung mengambil tas ransel ku untuk keluar dari mansion ini.

"Anda mau kemana, Ms.Hill ?" Tanya Paul padaku. Suara formal itu selalu terikat dipita suaranya. Aku menyukai suara itu.

"Jalan-jalan. Tolong, kali ini jangan antar aku. Aku sedang ingin sendiri." Jawabku memperingatkannya.

Ia mengerutkan dahi tidak setuju dengan pernyataanku baru saja.

"Tapi Mr.Hill mengatakan padaku bahwa anda tak boleh keluar dan berjalan-jalan sendiri." Balas Paul sambil menatapku.

"Tolong. Kali ini saja.. Aku ingin sendiri." Aku memohon. Ia langsung menghelakan nafas beratnya kemudian mengangguk setuju. Yes.

"Baiklah, kalau Ms.Hill memaksa." Ucap Paul menyerah dan pada akhirnya aku pun langsung pergi meninggalkannya.

Berjalan menelusuri trotoar, entahlah aku ingin kemana aku juga tidak tahu. Tapi yang pasti, aku hanya ingin sendiri dan menurutku berjalan mengintari Seattle sangatlah menyenangkan. Dengan menggunakan DSLR ku, aku pun mulai memotret pemandangan yang menurutku indah dan menarik.

Merasa tertarik, akhirnya aku masuk kedalam toko aksesoris, disana aku melihat beberapa gantungan yang terlihat indah dan kini mataku tertuju pada dream catcher yang menggantung indah dengan blocking warna pinknya. Rasanya aku ingin membelinya.

Aku pun mengambil dream catcher tersebut dan membawanya kekasir. Setelah transaksi jual beli selesai, akhirnya aku pun langsung keluar dari toko aksesoris itu. Berjalan lurus kembali mengikuti arus trotoar yang akan membawaku entah kemana, aku hanya mengikuti arus trotoar itu saja.

Sudah lama aku berjalan mengintari Seattle dan meresa cukup lelah, akhirnya aku pun mulai masuk kedalam kafe. Tapi tiba tiba saja ada tangan besar yang menarik tanganku hingga membuatku berputar kebelakang. Sontak aku pun menatap siapa orang yang dengan lancangnya menarik tanganku.

"Christian?” Aku memicingkan mataku sambil menatapnya, astaga bagaimana bisa si brengsek ini ada disini ? Sial, sial, sial.

"Kau berjalan terlalu jauh, Ms.Hill." Ucap Christian sambil menatapku datar. Yah, datar. Aku tidak pernah melihat ulasan senyum dari bibirnya. Wajahnya begitu kaku dan menyebalkan. Mungkin kalau ku pukul sedikit wajah tampannya itu pasti ia akan tersenyum padaku. Gadis batinku memutar bola matanya jengah sambil membawa golok dan siap untuk membelah otakku. Oh ayolah itu tidak lucu, yang ada kau akan dilemparnya ke kutub utara agar kau dimakan singa laut.

"Apa urusanmu ?"Tanyaku cuek.

"Kau berjalan sendirian seperti orang gila. Ayahmu melarangmu untuk pergi sendirian dan kau menentang ayahmu." Ucap Christian sarkastik. Suara dingin yang sexy.

"Itu tidak ada urusannya denganmu ! Oh.. Tunggu, kalau aku menentang peraturan ayahku, apa itu akan membuatmu tidak mendapatkan semua yang kau inginkan ? Seperti uang dan saham ? Jadi kau menguntitku, begitu ? Agar kau bisa mencari muka pada ayahku ? Lalu kau bisa mendapatkan segalanya yang kau mau ?" Tanyaku sambil melepas tanganku dari cekalannya. Ia tidak menunjukkan tampang marahnya atau apapun. Hanya datar. Sepertinya dia manusia batu yang bodoh, tapi tampan. Bodoh ? Tidak, Kate. Christian si pengusaha tampan, muda dan kaya. Aku baru mnegetahuinya kemarin karena aku mencari tahu tentangnya di internet. Mengagumkan.

Jerk Man In SuitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang