Bab 4

56.8K 4.1K 34
                                    

Aku nggak bakal pernah capek buat ingetin reader buat Vote +++++++
Comment ++++++.

Jangan bikin Aku galau ya Reader. Vote vote vote, Comment Comment.

Kok Aku jadi ngemis Vote + Comment ya ?

Biarin lah..

Maaf kalau ada ke typo an. Maaf kalau ceritanya gaje bgt.

Happy Reading💗

------------

Aku nggak bakal pernah capek buat ingetin reader buat Vote +++++++
Comment ++++++.

Jangan bikin Aku galau ya Reader. Vote vote vote, Comment Comment.

Kok Aku jadi ngemis Vote + Comment ya ?

Biarin lah..

Maaf kalau ada ke typo an. Maaf kalau ceritanya gaje bgt.

Happy Reading💗

------------

Pukul sudah menunjukkan jam 08:00 malam, aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan bergegas untuk pergi ke kedai es krim. Entah dimana letak kedai itu aku juga tidak tau,karena memang aku hanyalah seorang pendatang baru di Seattle. Langsung saja aku mulai menuruni beberapa anak tangga dan mulai berjalan menuju ke pintu utama.

"Mau kemana?" Nada ketus itu membuatku menghentikan langkah. Aku mendongak dan mendapati seorang pria dengan setelan jas rapih berwarna hitam yang tengah memandangiku tanpa ekspresi. Yah, siapa lagi kalau bukan Christian si raja pengatur.

"Pergi.." Jawabku sesingkat mungkin.

"Kemana ?" Tanyanya lagi sambil berjalan mendekatiku.

"Bukan urusanmu." Jawabku dan ia hanya menggidikkan bahunya padaku, lalu memutar tubuhnya dan duduk untuk kembali disofa dan fokus menatap layar laptopnya. Sesibuk itukah Christian ? Bahkan setiap ada di Mansion ini, ia selalu memandangi laptopnya. Tidak pernah sekalipun aku melihatnya menonton televisi. Mungkin saat ia lapar atau haus, barulah ia berhenti berkutat pada laptopnya.

Langsung saja aku berjalan meninggalkannya dan memutuskan untuk menemui Paul yang sedang duduk santai. "Paul.." Setelah mendengar panggilanku, ia pun langsung berdiri menatapku.

"Antarkan aku ke kedai es krim yang menurutmu enak." Perintahku padanya dan ia mengangguk mengerti, berjalan mendahuluiku dan dengan begitu Paul membukakan pintu mobil bagian belakang untukku.

"Terimakasih." Ia mengangguk dan menutup pintu mobil. Kali ini Paul tidak menggunakan Limousine milik ayah, melainkan menggunakan Mercedes Benz. Sebenarnya ada berapa mobil milik Fandrick Hill ?

Lima belas menit perjalanan yang cukup jauh, akhirnya aku sudah tiba di kedai es krim yang bisa ku lihat dari balik kaca mobil, kedai es krim itu begitu minimlis dan beraksen klasik. Paul membukakan pintu mobil untukku, kemudian aku keluar dan berjalan menuju ke kedai itu. Setelah menemukan tempat yang nyaman tepat dibagian dekat kaca yang menjulang katas dan kesamping sebagai pembatas tembok. Langsung saja aku memanggil pelayan dan memesan es krim yang enak.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya es krim yang aku pesan tiba. Es krim berukuran jumbo dengan topping keju yang sangat banyak, yah cukup menggodaku. Langsung saja aku menggoreskan sendok kecil ini pada pinggiran es krim, setelah ku keruk es krim tersebut ternyata menakjubkan, didalam es krim itu terdapat red velvet yang err.. Enak sekali. Aku menikmatinya.

Jerk Man In SuitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang