Setelah aku benar-benar sudah sembuh, Christian langsung menyuruhku untuk berganti pakaian. Aku menatap Paper bag yang dibawa oleh Christian, kini aku membuka isi paper bag itu dan mengambil isinya, sebuah Dress berwarna putih.
"Haruskah aku memakai dress lagi ?" Tanyaku pada Christian yang tengah menatapku dan tersenyum.
"Kau harus memakai dress, baby. Mengingat perutmu sudah mengembang, kau harus memakai dress terus." Aku menatapnya tajam kali ini. Dia mengatai perutku mengembang, dia pikir aku apaan.
"Kau pikir perutku ini kue ?!" Tanyaku sambil menatapnya tajam, dan aku bisa melihat kalau Christian tengah tertawa yang pasti ia menertawaiku. Dasar pria gila.
"Bukan begitu, sayang.. Maksudku.. Perutmu sudah mulai membesar.. Jangan tersinggung seperti itu.." Ucapnya sambil memelukku, kini aku mendongak menatapnya.
"Jangan mengejekku.. Apa aku terlihat jelek saat hamil begini ?" Tanyaku padanya, karena ku pikir. Ia selalu mengejekku dan menertawaiku mengenai perutku yang mulai membesar, bukankah itu sangat menyebalkan ? Rasanya ingin ku cakar wajahnya mengingat saat ia benar-benar mengejekku.
"Jelek ? Ku rasa tidak.. Kau bahkan terlihat lebih cantik.." Ucapnya sambil tersenyum.
"Benarkah ?"Tanyaku untuk menyakinkan.
"Benar.. Baiklah.. Kau harus mengganti pakaianmu sekarang.. Atau kau akan ku tinggal nanti." Ucap Christian dan aku hanya mengangguk, setelah itu masuk kedalam kamar mandi, aku mengamati lekuk tubuhku yang sekarang, lebih besar dari sebelumnya. Bahkan apa yang dikatakan Christian benar, perutku sudah mengembang. Aku seperti balon. Uh.. Aku pun langsung mengganti pakaianku.
Tak lama dari itu aku pun keluar dari kamar mandi, aku bisa melihat Christian yang tengah berdiri membelakangiku.
"Christian." Panggilku dan kini ia membalikkan badannya, setelah itu ia menghampiriku dan mengecup pipiku singkat.
"Kau sudah selesai ternyata.. Ayo.." Ucapnya sambil merangkul pinggangku dan aku hanya menurutinya saja.
Dan tak lama dari itu aku masuk kedalam mobil Christian. Selama perjalanan menuju bandara, tak ada salah satu dari kami yang berbicara,Christian yang masih fokus dengan menyetirnya dan sedangkan aku yang sedanh fokus menatap pemandangan alam dari balik jendela mobil.
"Kita sudah sampai, sayang." Ucap Christian padaku dan tersenyum, aku hanya mengangguk mengerti. Ku pikir jarak dari rumah sakit menuju bandara agak jauh. Tapi apa yang aku pikirkan salah sekarang, bahkan jarak dari rumah sakit ke bandara hanya beberapa menit saja. Oh.. God. Christian memang selalu berlebihan.
Aku pun keluar dari mobil, seperti biasa. Christian selalu merangkul pinggangku dan Jet putih yang sudah terpampang jelas didepan mataku, hingga aku merasa bosan untuk menaiki setiap jet miliknya itu.
"Kau selalu merangkul pinggangku." Ucapku sambil mendongak menatapnya.
"Wajar saja jika aku merangkul pinggangmu. You're mine, Sweetheart." Ucapnya sambil tersenyum dan aku hanya memutarkan bola mataku jengah. Pria itu selalu mengumbar senyumannya.
"I know." Jawabku singkat.
"C'mon." Ucapnya yang langsung menggiringku untuk masuk kedalam jet tersebut. Tak ada yang berubah, seperti biasa, beberapa deretan kursi meja dan yang lain.
"Kau ingin makan ?" Tanya Christian sambil menatapku.
"Tidak, aku tidak lapar." Jawabku.
"Kau harus makan, sayang.." Ucapnya yang langsung menggenggam telapak tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Man In Suits
RomanceSemenjak Christian bertemu dengan Katerine Hill di Mansion keluarga Hill karena suruhan dari Fandrick untuk menemui putri sulungnya itu. Awalnya Christian mendekati Kate hanya ingin memanfaatkan Kate untuk mendapatkan separuh saham dari perusahaan m...