5 hari berlalu akhirnya dokter meperbolehkan Kate untuk pulang dan tidak ada hentinya Kate untuk tersenyum. Chistian mendorong kursi roda yang tengah diduduki Kate. Mereka semua sudah berada di Bandara, termasuk Brian. Ia juga ikut untuk mengantarkan Kate beserta yang lain.
"Aku akan merindukan, Brian." Ucap Kate sambil memeluk Brian, sedangkan Christian yang melihat Kate tengah memeluk Brian ia hanya memutarkan bola matanya jengak dan Joe ia malah cekikikan saat melihat raut kesal Christian.
"Just friend, Bro." Ucap Joe sambil menyontel lengan Christian.
"Aku tau." Ucap Christian singkat.
"Aku juga akan merindukanmu, Kate. Jika kamu menikah nanti, jangan lupa untuk mengundangku." Ucap Brian sambil tersenyum dan Kate mengangguk.
Dan setelah ucapan perpisahan dari mereka semua kepada Brian, mereka semua pun langsung masuk kedalam Jet milik Fandrick.
Christian langsung menggendong Kate ala Bridal Style karena memang tidak mungkin ia mendorong kursi roda melewati tangga.
"Christian." Christian menundukkan kepalanya menatap Kate yang tengah mendonga menatapnya.
"Ya ?"
"Apa aku tidak berat ?" Tanya Kate dan Christian langsung terkekeh pelan.
"Kau tidak berat, Kate." Ucap Christian yang langsung menidurkan Kate diatas ranjang dan Kate hanya diam.
"Kau tidak lapar ?" Tanya Christian dan Kate menggelengkan kepalanya.
"Apa kau masih mau menikahiku ?" Tanya Kate ragu dan Christian tersenyum menatap Kate.
"Kenapa bertanya begitu ?" Bukan menjawab dengan jawaban yang tepat, ia malah menjawab dengan pertanyaan.
"Aku.. Aku hanya.. Hanya ingin bertanya saja." Ucap Kate dan setelah itu ia menelan air liurnya.
"Aku akan menikahimu, Kate." Ucap Christian sambil tersenyum.
"Benarkah ?" Tanya Kate dan Christian mengangguk. Kate menarik tangan Christian dan meletakkannya diperutnya, ia menatap Christian lekat sambil tersenyum. Namun berbeda dengan Christian, tubuhnya menegang dan wajahnya datar.
"Apa kau sudah bisa menerimanya ?" Tanya Kate dan Christian diam.
"Christian." Panggil Kate.
"Kate, sebenarnya—."
"Kau menerimanya ?" Tanya Kate dan apalah dayanya ia mengangguk menanggapi pertanyaan Kate dan sebisa mungkin ia menunggingkan senyum pada Kate, walau pada kenyataannya kehidupan yang ada diperut Kate sudah menghilang.
"Tampar aku sekeras mungkin, aku tidak bisa mengatakan kalau bayi kita sudah tiada, Kate. Bodoh. Mulut macam apa ini ? Kenapa rasanya kelu untuk berbicara padanya." Christian merutuki dirinya dalam hati.
"Aku ingin ke toilet sebentar. Aku akan segera kembali." Ucap Christian dan setelah itu ia pergi meninggalkan Kate.
Sesampainya ia ditoilet, ia bertemu dengan Joe, dengan cepat ia membuka mulut.
"Joe." Panggil Christian dan Joe menoleh.
"Ya ?"
"Aku bingung." Kedua alia Joe bertaut, ia sama sekali tidak mengerti dengan ucapan Christian.
"Aku ingin mengatakan padanya kalau bayinya sudah tiada, tapi aku takut dia marah." Ucap Christian kembali.
"Dia perlu tau." Ucap Joe sambil menatap Christian
"Aku tau itu, apa kau mau membantuku ?"
"Membantu apa ?" Tanya Joe.
"Membantu agar dia tidak marah." Jawab Christian dan Joe tersenyum.
"Tentu saja aku akan membantumu." Ucap Joe sambil menyisir rambutnya.
"Benarkah ?"Tanya Christian dan Joe tersenyum menatap Christian.
"Ya, tapi ada syaratnya." Ucap Joe.
"Apa ?" Joe tersenyum sejenak.
"Belikan aku Lamborghini." Ucap Joe, tentu saja Christian langsung mendonga menatap Joe.
"Apa ?!"
"Apa, apanya ? Kau tidak mau ? Pelit sekali." Ucap Joe kesal.
"Bukan begitu, umurmu masih seumur jagung. Mana mungkin aku membelikanmu mobil, lagi pula kau belum mempunyai SIM." Ucap Christian.
"Hey, Lupakan masalah umurku, lagipula aku yakin uangmu tidak akan pernah habis untuk membelikanku Lamborghini." Ucap Joe santai.
"Aku tidak mau, Carlina akan marah padaku."
"Ya sudah, aku tidak akan membantumu." Ucap Joe santai.
"Baiklah, Lusa mobilnya sudah ada didepan rumahmu." Ucap Christian dan Joe langsung menatap Christian dengan mata yang berbinar.
"Benarkah ?" Tanya Joe dan Christian mengangguk. Sialan, ternyata dia matre juga, batin Christian kesal.
Akhirnya mereka semua masuk kedalam jet dan Kate langsung masuk kedalam kamar pribadi.
“Christian, temani Kate.” Suruh Carlina dan Christian hanya menurut.
Sesampainya Christian berada didalam Jet matanya kini menangkap Kate yang tengah tiduran sambil mengotak-atik handphone nya.
“Apa aku menganggumu ?” Tanya Christian yang langsung duduk disofa.
“Tidak..” Jawab Kate tanpa menatap Christian sama sekali.
Christian diam, begitu juga dengan Kate. Christian masih sibuk dengan pemikirannya, ia sangat ingin menyatakan cintanya yang serius kali ini, namun ia sangat sulit untuk mengumpulkan nyalinya, bahkan kini ia merutuki dirinya sendiri karena tidak bisa menyatakan cintanya, hanya menyatakan tapi tetap saja nyalinya ciut. Ia sangat takut kalau Kate akan menamparnya dan memarahinya.
“Emm.. Kate.” Panggil Christian ragu dan Kate hanya menjawab dengan deheman saja.
“Aku mau bicara padamu..” Ucap Christian yang langsung berjalan menghampiri Kate dan duduk disamping ranjang.
“Aku…Aku anu-“
“Apa sih ? Nggak jelas deh.” Ucap Kate bingung.
“Aku cinta kamu.” Kate diam menatap Christian, seakan-akan ia terhipnotis dengan ucapan Christian.
“Kate..”Panggil Christian.
“Kau mencintaiku ?” Tanya Kate dan Christian mengangguk sambil tersenyum.
“Apa kau juga masih mencintaiku ?” Tanya Christian.
“Aku selalu mencintaimu, Christian.” Ucap Kate.
Mereka saling berpelukan layaknya teletubis. Kini apa yang mereka harapkan semua sudah terjadi, saling mencintai dan saling melengkapi. Tidak ada lagi, Christian yang selalu menyakiti Kate dan tidak ada lagi Kate yang selalu menghilang. Christian akan berusaha sekuat apapun untuk membahagiakan Kate. Wanita yang ia cintai.
----
Maaf atas keterlambatannya..
cuma mau ngasih tau yaa.. cerita ini sebentar lagi akan tamat.
Happy Reading.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Man In Suits
RomanceSemenjak Christian bertemu dengan Katerine Hill di Mansion keluarga Hill karena suruhan dari Fandrick untuk menemui putri sulungnya itu. Awalnya Christian mendekati Kate hanya ingin memanfaatkan Kate untuk mendapatkan separuh saham dari perusahaan m...