Aku menatap dua pangeranku yang sudah rapih memakai jas formal berwarna hitam. Tapi yang membedakan dari mereka berdua adalah raut wajah. Christian tersenyum, sedangkan Dalvin, ia malah menekuk wajahnya tidak suka."Sudah ku bilang, aku tidak mau bertemu dengan mereka." Oh, dia merengek tidak suka.
Aku tersenyum kemudian berkata "Hanya sebentar, kau akan senang bertemu dengan Kenny.. Dia anak yang baik.." Dia menggeleng sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Mom.. Aku yakin dia adalah anak yang cerewet dan menyebalkan." Kali aku yang menggelengkan kepalaku.
"Tidak.. Dia anak yang manis.. Ayo.." Ajakku yang langsung menggandeng tangannya dan juga Christian.
Sesampainya kami didalam mobil, aku menoleh kearah Dalvin yang duduk disampingku. Raut wajah yang masih sama.
Christian tersenyum tipis kemudian merangkul pundak Dalvin "Kau tahu ? Pria tampan itu tidak pernah menekuk wajahnya sepertimu." Oh, dia sedang membujuk putranya.
"Aku hanya kesal kepada Mom.." Oooohhh.. Imut sekali.
Christian tersenyum "Dia hanya ingin memperkenalkanmu kepada temannya dan anak temannya, apa itu salah ?" Tanya Christian.
"Tidak, tapi aku hanya tidak suka." Jawab Dalvin ketus. Aku menyukai wajahnya yang seperti ini, sangat mirip dengan Christian.
"Kau akan suka nantinya.. Sepertinya kita sudah sampai.. Ayo turun." Ajak Christian kemudian kami turun dari mobil dan masuk kedalam restoran, didalam sana aku sudah mendapati Bella dan juga putrinya Kenny sedang duduk berdua. Ia melambaikan tangan padaku dan aku membalasnya.
"Menyebalkan." Aku mendengarnya juniorku.
Aku memeluk Bella begitu juga Christian.
Kami memperkenalkan anak kami masing-masing. "Dia Dalvin ?" Tanya Bella dan aku mengangguk.
"Sangat tampan dan imut." Ucap Bella sambil tersenyum manis, aku menoleh sekilas kearah Dalvin. Ia menutar bibirnya kesal, ah menggemaskan.
"Aku tidak imut." Oh, kami tertawa bersama.
"Kau memang imut.." Ucap Kenny sambil tersenyum lebar, kemudian beralih duduk disebelah Dalvin.
"Ada apa dengan wajahmu ?" Tanya Kenny, kami semua mengerutkan dahi kemudian menatap Dalvin.
"Memangnya ada apa ?" Tanya Dalvin acuh.
"Wajahmu tidak ada ekspresi.." Oh, mereka menggemaskan. Kenny menepuk pipi Dalvin yang berakhir putraku memarahinya kesal.
"Kau bisa tinggal bersama kami untuk sementara waktu, Bella.. Kami akan senang jika kau mau tinggal bersama kami." Ucapku. Bella tersenyum kemudian menggeleng. "Tidak, Kate.. Aku akan tinggal di hotel.." Jawabnya sambil tersenyum tulus.
"Kau tinggal bersama kami saja, Kenny bisa menjadi teman baik Dalvin dirumah.. Ia selalu kesepian dirumah karena tidak ada teman." Ucap Christian dan Bella langsung terdiam menatap Kenny yang sedang asyik mengajak Dalvin mengobrol tapi putra ku itu masih tetap diam enggan untuk menanggapinya.
"Baiklah jika kalian memaksa." Putusnya. Aku tersenyum lebar begitu juga dengan Christian.
_______________
Sesampainya di mansion, kami masuk bersama. Kemudian mengajak mereka duduk diruang tamu. Aku menyuruh Dalvin untuk mengajak Kenny berkeliling mansion hanya sekedar melihat lihat, awalnya dia menolak. Tapi karena aku memaksa, akhirnya dia mau.
Author POV
Dalvin berjalan menelusuri jalan dengan pelan yang diikuti oleh Kenny. Langkah mereka terhenti karena tangan Dalvin yang sedang ditahan oleh Kenny.
Mata gadis itu berbinar tidak percaya "Kau memiliki starbucks pribadi ?" Tanyanya dan Dalvin mengangguk.
"Itu keren." Ucap Kenny takjut.
Ia mengikuti langkah Dalvin masuk kedalam starbucks, ternyata disana juga ada MCdonald pribadi, yang digabung menjadi satu ruangan.
"Kau juga memiliki MCdonald pribadi ?" Dalvin mengangguk lagi.
Ia duduk dan diikuti oleh Kenny.
"Buatkan aku kentang goreng." Pinta Dalvin.
"Aku green tea." Pinta Kenny juga.
Mereka duduk berdua dan Kenny langsung membuka pembicaraan, menceritakan semua kejadian menyenangkan disekolah, saat ia berkumpul bersama dengan keluarganya dan disaat ia bermain dengan teman-temannya di Prancis.
"Apa kau tidak lelah berbicara terus ?" Tanya Dalvin datar. Anak kecil yang hebat, inilah sifat Dalvin. Acuh dan tidak peduli dengan siapapun, selain kedua orang tuanya dan kakek neneknya.
Berbeda dengan Kenny, dia tipikal gadis yang cerewet dan menyenangkan.
"Dalvin, aku suka berbicara dan kau suka diam.. Apa bibirmu terkena lem ?" Tanya Kenny dan Dalvin langsung menatap Kenny kesal.
"Aku membencimu." Ucap Dalvin dan Kenny tersenyum.
"Aku menyukaimu." Dalvin memutar bola matanya jengah kemudian mengunyah kentang gorengnya saat sudah siap di meja.
Setelah selesai makan, Dalvin mengajak Kenny untuk kembali menemui orangtua mereka masing-masing. Disana memperlihatkan Kate yang tengah menatap Dalvin yang sedang menahan kesal.
"Kau sudah mengajaknya berkeliling ?" Dalvin mengangguk kemudian duduk disebelah Christian.
"Bella, ini sudah malam.. Sebaiknya kalian tidur.." Ucap Kate lembut.
"Iya, terimakasih atas tumpangannya.." Kate tersenyum dan mengangguk kemudian Bella beranjak dari duduknya dan berlalu.
"Sampai kapan si cerewet itu disini, Mom ?" Tanya Dalvin.
"Mungkin 4 hari.. Sampai Ayahnya tiba di Seattle.." Jawab Kate.
"Kenapa lama sekali ?"
"Tidak masalah, sayang.. Kau akan memiliki teman bermain dirumah." Jawab Kate sambil tersenyum.
"Tapi mengapa harus dia ? Dia sangat menyebalkan dan cerewet."
"Bukankah itu menyenangkan ?" Tanya Kate.
"Itu tidak menyenangkan, Mom.." Jawab Dalvin kesal sambil memutar bola matanya jengah.
"Kau akan terbiasa dengannya." Dalvin mengangkat kedua bahunya kemudian berlalu meninggalkan Kate dan Christian.
Christian tersenyum menatap istrinya "Dia keras kepala." Ucap Christian.
"Dia sombong." Balas Kate.
"Sepertiku." Ucap Christian. Kemudian langsung mencium bibir Kate.
____________
TBC
Yuhu extra partnya udah 3 lo..
Ngomong-ngomong aku udah buat sequelnya. Menurut kalian gimana ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Man In Suits
RomanceSemenjak Christian bertemu dengan Katerine Hill di Mansion keluarga Hill karena suruhan dari Fandrick untuk menemui putri sulungnya itu. Awalnya Christian mendekati Kate hanya ingin memanfaatkan Kate untuk mendapatkan separuh saham dari perusahaan m...