Sinar matahari kini dengan santainya menerobos kamar milik gadis cantik berambut pirang, siapa lagi kalau bukan Katerine Hill. Merasa terganggu oleh sina matahari, ia pun langsung membuka matanya dengan malas sambil merenggangkan kedua tangannya. Kini tangannya mulai meraba setiap sudut nakas dan mengobrak-abrik barang-barang yang tersusun rapi karena satu benda yang ia cari. Tinggal beberapa detik saja untuk memulihkan kesadarannya, ia pun langsung membulatkan matanya sempurna ketika melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 08:00 pagi. Ia pun langsung melompat dari ranjangnya dan menuju ke kamar mandi.
Setelah 10 menit menghabiskan waktu di kamar mandi, Kate pun langsung keluar dari kamarnya sambil menggeret kopernya dan menuruni beberapa anak tangga. Matanya kini terarah pada Ibunya yang tengah asyik memutarkan kunci mobil dengan jari telunjuknya. Dengan cepat ia langsung mencium pipi Ibunya yang membuat wanita setengah baya itu terlonjak kaget dan pada akhirnya tersenyum ketika melihat anak sulungnya itu.
"Kau ingin makan dulu ?" Tanya wanita setengah baya itu."Tidak. Aku harus buru-buru.. Jadwal penerbanganku 45 menit lagi, kalau tidak begitu aku akan ketinggalan pesawat." Jawab Kate.
"Baiklah, lagi pula aku sudah membuatkan bekal untukmu. Ayo." Ucap Carlina sambil berjalan mendahului Kate.
Sesampainya mereka didalam mobil Carlina belum juga menyalakan mesin mobilnya, ia malah menatap Kate lekat.
"Ada apa, Bu ?" Tanya Kate heran sambil membenarkan seatbelt nya.
"Apa kau yakin ?" Tanya Carlina dengan nada khawatir dan kini gantian Kate yang menatap wajah Ibunya lekat sambil menggenggam buku-buku jari Ibunya itu dengan erat.
"Aku sangat yakin, Bu. Lagi pula aku akan tinggal bersama Ayah, bukan ?" Tanya Kate sambil tersenyum mencoba menenangkan Ibunya.
"Tapi tetap saja aku khawatir, mengingat Ayahmu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya.. Aku jadi tidak yakin kalau kau akan baik-baik saja disana.." Kate tersenyum mendengar ucapan Carlina, menurutnya tingkah ibunya terlalu berlebihan. Kate sudah berumur 23 tahun, tidak ada masalah lagi untuk menjaga diri dan dan berpergian jauh karena ia sudah dewasa.
"Jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja." Ujar Kate dan Carlina hanya mengangguk mengerti.
Selama perjalanan menuju ke bandara tak ada satupun dari mereka membuka mulut dan akhirnya selama menempuh waktu 25 menit mereka sudah sampai di bandara. Kate berjalan terburu-buru yang diikuti oleh Carlina. Sesampainya mereka diruang tunggu Kate pun langsung menatap Ibunya lekat.
"Sampaikan salamku pada Ayahmu.." Ucap Carlina sambil tersenyum. Walaupun Kate bisa menebak dengan jelas kalau senyuman itu begitu terpaksa, terlihat dari cara Carlina menatapnya. Sepertinya wanita itu tidak ingin anak gadisnya itu meninggalkannya."Baiklah.. Ehmm.. Tapi tunggu, kenapa Ibu tidak ikut saja dengan ku ? Kalau begitu, Ibu bisa bertemu dengan Ayah setiap hari, bukan ? Bagaimana ideku ?" Tanya Kate sambil tersenyum. Bukan malah tersipu, Ibunya malah memukul pudak Kate cukup keras yang membuat gadis itu mengerang kesakitan.
"Uh.. Ibu.. Sakit tau.." Ucap Kate kesal.
"Kau mencoba menggodaku ?"
"Tidak.. Bukankah ucapanku benar ? " Tanya Kate sambil menaik-turunkan alisnya dan tersenyum.
"Tidak ada yang benar, Kate.. Lagi pula Ayahmu selalu pulang 3 bulan sama sekali.. Itu tidak masalah untukku dan Joe.. Dia akan menemaniku.." Ucap Ibunya.
"Joe ? Ah.. Ya Tuhan, aku baru menyadari kalau anak nakal itu tidak ikut mengantarku sampai ke Bandara." Ujar Kate sambil menepuk dahinya.
"Sudahlah, nanti akan ku beri tahu pada Joe, jika kau sudah berangkat menuju Bandara.. Lagi pula ia sudah berangkat sekolah.."
"Benarkah ?" Tanya Kate dan Ibunya hanya mengangguk.
Tak lama dari itu suara pemberitahuan untuk keberangkatan pesawat dari New York menuju ke Seattle pun sudah terdengar nyaring ditelinga Kate.
Menatap ibunya lekat, ia pun langsung tersenyum.
"I love you.." Ucap Carlina sambil memeluk Kate. Bisa didengar dengan jelas kalau suara itu begitu lirih.
"I love you to, Mom."
Kate langsung melepaskan pelukan dari Ibunya dan menatapnya lekat."Jangan menangis, bu.." Ujar Kate sambil mengusap pipi Ibunya karena air mata yang mengalir membasahi pipi Ibunya.
"Tidak.. Aku akan merindukanmu, sayang. Jaga dirimu baik-baik.." Kate tersenyum sambil memeluk kembali Ibunya.
"Aku akan—"
"Cepatlah, Nona. Jangan memperlambat waktu.." Suara tegas Pramugara yang sedang berdiri tegak itu membuat Kate menoleh kebelakang dan dengan terpaksa Kate pun langsung melepaskan pelukannya dari Ibunya.
"Aku menyayangimu." Ucap Kate dengan melambaikan tangannya, matanya kini melirik tajam kepada sang Pramugara yang tengah berdiri. Bisa-bisanya pria itu dengan mudahnya membuyarkan acara bermellow dengan ibunya.
Setelah ia berada didalam pesawat ia memicingkan matanya 14B, kursi itu sudah diduduki pria tampan bersetelan jas hitam. Ia menghampiri pria itu, namun pria itu acuh dan fokus memainkan ipad nya. "Permisi." Pria itu mendongak."Kau duduk disini juga ?" Tanya Kate dan pria itu mengangguk kemudian fokus pada Ipadnya kembali.
Saat Kate akan duduk disebelah pria itu. Sepatu hak tinggi miliknya malah patah yang membuat Kate langsung jatuh diatas pangkuan pria itu, tentu saja membuat pria itu kaget serta melototkan matanya kearah Kate. Ya Tuhan. Kau ceroboh sekali, Kate.. Tamat sudah riwayatmu.. Gerutunya dalam hati, belum apa-apa Kate sudah membuat orang lain marah. Dengan cepat ia langsung berdiri dan segera meminta maaf. Namun pria itu dengan acuhnya mengatakan "Jika kau ingin duduk. Duduk saja. Mempermalukan diri sendiri." Suara itu terdengar dingin dan geram. Kate langsung duduk disamping pria itu dengan kesal. Dan lebih sialnya lagi, ia harus duduk bersama pria itu selama 4 jam lebih. Itu terdengar seperti tukutan untuknya, namun.. Ya sudahlah.. Tidak apa apa.
____________________________
Please vote dan komentarnya ya teman-teman..
Tolong hargai penulis. Setidaknya tinggalkan kritik dan saran kalian.
Instagram : Echakfe
KAMU SEDANG MEMBACA
Jerk Man In Suits
DragosteSemenjak Christian bertemu dengan Katerine Hill di Mansion keluarga Hill karena suruhan dari Fandrick untuk menemui putri sulungnya itu. Awalnya Christian mendekati Kate hanya ingin memanfaatkan Kate untuk mendapatkan separuh saham dari perusahaan m...