Begitu bertemu muka Sun Han Siang kontan berteriak, "Hey pencuri tua, kalian sudah pergi kemana?? Huuuh...sungguh membuat aku jadi kelabakan dan mencari kau di-mana2."...
Pek-li Gong segera menceritakan kembali pengalamannya beberapa waktu berselang, lalu kepada Lam-kong Pak katanya:"Bocah keparat kenapa kau patahkan rantai yang membelenggu tubuh Suma Ing si bangsat itu? gara2 perbuatanmu maka sejak kini didalam dunia persilatan bakal muncul banyak urusan lagi, terutama sekali yang bakal menimpa kalangan dan kerepotan adalah ketiga orang budak ini. Aaaaai..., terserah deh pada dirimu sendiri, pokoknya aku sipencuri tua telah serahkan putriku kepadamu, kalau kau tidak mampu melindungi ketiga orang binimu ini...oohooo... sungguh merupakan suatu lelucon yang paling menggelikan di kolong langit"
"Ayah kalau bicara dapatkah bernada halus sedikit??? masa omongnya kasar amat" omel Pek-li Hiang.
"Aaai. kenapa kau musti halus2 macam kapas??? pokoknya kalian toh sudah menjadi bininya. apakah ia bukan kejadian sesungguhnya?? siapa yang bakal tertawain diriku?"Tiba2 dari tempat kejauhan muncul seorang gadis muda, ia berhenti kurang lebih sepuluh tombak jauhnya dari beberapa orang itu dan berseru kepada Lam-kong Pak.
"Lam-kong Pak Siuwhiap. harap kemarilah sebentar. aku ada urusan hendak disampaikan kepadamu."Begitu mengetahui orang yang muncul adalah siauw Hong. sianak muda itu kontan mendengus dingin.
"Hmm kalau ada urasan cepat katakan kenapa musti sembunyi2 amat mencurigakan orang..,"
"Kesinilah sebentar, urusan ini rasanya kurang leluasa kalau dibicarakan secara terbuka" pinta Siauw Hong.Mendengar sampai disitu ketiga orang gadis itu serentak segera mendengus, terdengar coe Lie Yap menyindir:
"Sudahlah... tak usah banyak bertingkah kesanalah orang lain toh ada rahasia penting mau disampaikan kepadamu secara pribadi... kesanalah nanti kami ikut mengetahui rahasiamu lhoo"
"Apanya yang leluasa atau tidak. kalau ada urusan ayoh cepat katakan terus terang" teriak Lam-kong Pak.
"Kalau aku sudah mengatakannya keluar dan sampai terjadi keonaran, kau jangan salahkan diriku yaah".Dengan cepat otak Lam-kong Pak berputar ia tahu yang hendak dikatakan pastilah hubungan antara dirinya dengan Liuw Hoei Yan, sekalipun peristiwa itu bukan salah dirinya tapi mana boleh dikatakan dihadapan umum secara terbuka?? Akhirnya sianak muda itu maju kedepan dan menghampiri Siauw Hong.
Pek-li Hiang segera berbisik kepada coe Li Yap. katanya: "Adik Yap. tahukah kau sedari kapan ia punya hubungan dengan Siauw Hong??".
"Mungkin dia punya hubungan dengan Liuw Hwie Yan, siauw Hong paling banter cuma seorang pcrantara yang menyampaikan berita saja".
"Adik berdua tak usah menduga dan memikirkan yang bukan-bukan-" sela Yoe Tien dari samping. "Menurut apa yang aku ketabui adik Pak sama sekali tidak mempunyai hubungan yang mendalam dengan nona Liuw, mungkin saja mereka betul-betul ada urusan lain"Sementara itu Lam-kong Pak sudah mendekati Siauw Hong, segera tegurnya: "Kau ada urusan apa??? cepat katakan-"
"Lam-kong sauwhiap. tahukah kau bahwa nona kami telah....."
"Telah kenapa??" seru Lam-kong Pak pura2 bertanya, padahal ia sudah tahu apa yang akan dikatakan.Sepasang pipi siauw Kong berubah jadi merah jengah, dengan tersipu-sipu katanya: "Dia sudah bunting besar"
"Bunting toh sutu kejadian yang lumrah bagi seorang wanita, kenapa kau musti kaget dan kelabakan tak karuan???" jengek sianak muda itu sambil tertawa hambar.Siauw Hong jadi gelisah, buru buru ^erunya: "Lam-kong sauw-ya, jabang bayi yang ia kandung adalah anakmu sendiri"
"Kau jangan ngaco belo tak karuan yaaah, berani ngoceh yang tidak genah lagi jangan salahkan kalau aku tak akan berlaku sungkan-sungkan lagi terhadap dirimu""Lam-kong Sauw-ya kejadian ini adalah sesungguhnya. kalau kau hendak menyalahkan seharusnya kau salahkan diriku dan tak usah salahkan nona kami, karena ia tahu kalau kau hendak menelan jimson naga berusia sepuluh ribu tahun dan membutuhkan lima enam orang gadis untuk mewujudkan tenagamu. maka ia ingin menyempurnakan dirimu. maka akupun mendapatkan satu akal".
"Apakah nonamu tidak tahu???" jengek Lam-kong Pak sambil tertawa dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
Aktuelle LiteraturLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...