Kiranya ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang sedang duduk didepan meja sedang menyisiri rambut hijaunya yang panjang, setelah itu dengan pergunakan sepasang tangannya ia memegang kepala sendiri lalu dicopot dari atas tenggorokan dan diletakkan di atas meja.
Hampir saja Lam-kong Pak menjerit kaget karena tak kuat menahan diri. sudah banyak cerita setan yang pernah didengar olehnya tetapi sebagai orang Bu-lim ia tak mau mempercayainya. Tetapi apa yang terlihat didepan mata merupakan suatu kenyataan yang tak bisa di bantah, ketua dari perkumpulan Liok mao-pang benar2 telah mencopot batok kepala sendiri dan kemungkinan meletakkannya di atas meja, sementara sisirnya masih menyisiri rambutnya dengan tenang.
Darah dan daging bekas bacokan nampak mengerikan sekali diantara bekas lukanya di atas tenggorokan, namun luka itu rata bagaikan dibacok dengan pisau.
Ditengah malam buta ditengah hutan bambu yang sunyi dengan mata kepala sendiri melihat seorang manusia tanpa kepala menyisir rambut, bagi orang yang bernyali kecil tentu akan mati karena ketakutan.Mungkinkah ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang adalah setan?? kalau tidak kenapa rambut hijaunya mencapai kepanjangan beberapa depa?? kalau dia bukan setan, kenapa batok kepalanya bisa dicopot dan diletakkan di meja?? yang paling mengerikan bagi Lam-kong Pak adalah sepasang biji matanya masih tetap mengerling kesana kemari dengan sorot mata tajam itu,...benar2 membuat orang hampir semaput.
Mungkinkah dia memiliki ilmu hitam, kalau benar demikian mengapa selama ini tak pernah ia pergunakan ilmu sihirnya itu.
Sementara pemuda Lam-kong masih tercekam oleh ketakutan dan peluh dingin membasahi seluruh tubuhnya, Liok Mao Pangcu sudah bangkit berdiri dan berjalan hilir mudik dalam ruangan itu.Manusia tanpa kepala bisa berjalan hilir mudik dalam kamar, peristiwa ini benar- benar luar biasa sekali.
Tiba-tiba ketua dari perkumpulan Liok Mao Pang itu menghentikan langkahnya seakan- akan teringat akan suatu masalah besar cepat-cepat ia sembunyikan batok kepalanya kemudian membuka jendela dan melayang keluar.Lam-kong Pak ada maksud untuk melakukan pengejaran, mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia berpikir :
"Kenapa aku tidak curi saja batok kepalanya?? akan kulihat sebenarnya dia adalah seorang manusia atau setan ??"Pertama-tama ia melayang lebih dahulu kebelakang bangunan itu, setelah melihat ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang meloncat keluar dari tembok pekarangan dan berlalu dari markas, tanpa ragu2 lagi pemuda itu segera meloncat masuk kedalam ruangan, dari bawah pembaringan dia ambil batok kepala tadi, sementara jantungnya merasa berdebar keras.
Tanpa diperhatikan lagi dia meluncur keluar dari markas besar perkumpulan Bulu hijau dan menuju kearah utara, dia ingin menyaksikan lebih jauh kemana perginya ketua dari perkumpulan Liok-mao-pang itu.Tetapi walaupun sudah dikejar sejauh puluhan li bayangan tubuhnya belum nampak juga, akhirnya dia berhenti dan memperhatikan batok kepala itu dengan seksama. Dengan cepat pemuda itu tertawa terbahak-bahak karena kegelian.
Ternyata batok kepala itu adalah sebuah batok kepala palsu, bukan saja rambut hijaunya palsu sepasang biji mata itupun palsu. rupanya biji mata itu bisa bergoyang karena dihubungkan satu sama lainnya dengan kawat besi.
Sekarang Lam-kong Pak baru memahami apa yang sebetulnya telah terjadi, rupanya batok kepala dari ketua perkumpulan Liok-mao-pang itu disembunyikan dibalik bajunya, atau dengan perkataan lain bekas bacokan diatas lehernya itu bukan lain adalah barang bikinan belaka.
Ditinjau dari hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa Kakek ombak menggulung sendiripun belum tentu pernah menyaksikan raut wajah yang sebenarnya dari Liok Mao-pangcu itu.Ketua dari perkumpulan Liok Mao-pang itu saling menyebut guru dan murid dengan Kakek ombak menggulung, tetapi Naga pengasingan cu Hong Hong serta Sun Han Siang sekalian jago lihay tak seorangpun yang mengetahui asal-usul sebenarnya dari Liok Mao-pangcu itu, sekalipun mengetahui sedikit itupun tidak pasti. hal ini jelas merupakan suatu hal yang tidak mungkin terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
BeletrieLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...