Sian-yan Peng Ketua perkumpulan bulu hijau sama sekali tidak memberi komentar apa2, sebaliknya Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng segera tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeh-heeehh-hheeehh...sekarang aku hendak memperingatkan kepadamu, barang siapa berani mendekati dirinya maka itu berarti dia ada niat untuk mengincar payung sengkala. apa akibatnya... Hmm ! silahkan saja untuk menanggungnya sendiri!"
Lam-kong Pak balas tertawa dingin.
"Heeehh-heeehh-heeehh...iblis tua, engkau tak usah jual lagak dihadapanku, jangan anggap aku Lam-kong Pak untuk menghadapi dirimu, kalau tidak percaya ayohlah kita bertempur lebih dahulu sebanyak beberapa ratus jurus!"
Cu Li-yap dan Pek-li Hiang segera bangkit berdiri' teriak mereka dengan suara lantang:
"Engkoh Pak, dalam keadaan begini lebih baik jangan turun tangan lebih dahulu, orang lain bisa bertahan masa kita tak bisa menahan diri? Marilah kita saling mempertahankan diri, dan coba lihat bangsat itu bisa bertahan sampai kapan?"
"Betul!" seru Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng dengan cepat, "delapan sampai sepuluh hari tidak makan nasi, bagiku sama sekali tidak ada pengaruh apa2, apalagi mempengaruhi tenaga dalamku, ayohlah kita bertahan saja disini. coba lihat saja masing2 pihak bisa bertahan sampai kapan!"
Habis berkata dia segera tarik tubuh Kakek ombak menggulung untuk diajak duduk diatas tanah.
Sian-yan Peng tertawa dingin, dengan suara berat ia segera berseru pula;
"Duduk semua!"
Kawanan iblis itu tak ada yang membantah mengikuti pimpinan mereka diaam waktu singkat semua orang sudah duduk bersila diatas tanah.
Lam-kong Pak terperangah dibuatnya, sebelum dia sempat berbuat sesuatu terdengar Oei Ci-hu berseru dengan suara dalam:
"Ayoh! kita juga duduk keatas tanah!"
Terpaksa Lam-kong Pak mengundurkan diri kembali kedalam rombongan dan duduk diantara ayah dan ibunya.
Berpuluh-puluh orang jago persilatan itu duduk membuat satu lingkaran luas disekitar Suma Ing dengan cepatnya pula manusia terkutuk itu sudah terkepung rapat.
Sekejap mata suasana dalam kebun bunga keluarga Siok diliputi keheningan dan kesuyian begitu sepi sehingga suara jengkerik dan hembusan angin yang menggoyangkan daun ranting pohon saja yang kedengaran. ..
Semua orang duduk mengitari gelanggang dengan sabar tiada orang yang berbicara dan tiada orang pula yang berkutik dari posisinya masing-masing.
Kejadian ini sangat menggelisahkan Suma Ing yang berotak licik sehingga tanpa sadar peluh dingin mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya.
Bintang yang bertaburan diangkasa Liok Hoa Seng mampu tidak makan tidak minum selama delapan sampai sepuluh hari tanpa mempengaruhi tenaga dalam serta kesehatan tubuhnya, sedang rombongan lain mempunyai jumlah anggota yang sangat banyak setiap saat mereka depat mengutus orang2nya untuk pergi membeli bahan makanan, walau pun duduk disana sampai tiga atau lima tahunpun tidak menjadi soal.
Lain keadaannya dengan ia sendiri, kalau dalam enam tujuh hari ia tak makan tak minum, jangan dibilang untuk bertempur melawan jago2 lihay. mungkin untuk jalanpun masih merupakan suatu tanda tanya besar, karena itu biji matanya segera berputar dan otaknya diperas untuk mencari akal bagus guna mengatasi keadaannya yang amat gawat itu.
= =0000O0000= =
SEMALAM berlalu dengan cepatnya, fajarpun telah menyingsing diufuk timur diantara para jago lihay tersebut tak seorangpun yang bergerak dari tempat duduknya semula, walaupun Suma Ing berulang kali coba menghasut dan memancing perpecahan diantara mereka, tetapi tak ada orang yang sudi mempercayai perkataannya, usahanya pun seketika mengalami kegagalan total. Dalam hati kecilnya Lam-kong Pak segera berpikir:
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
General FictionLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...