Tiga orang manusia tembaga itu sama2 memperdengarkan helaan napas sedih lambat-lambat ketiga orang itu menuju ke tengah gelanggang.
Sun Han Siang serta Cu Hong Hong tidak memperdulikan segala sesuatu lagi, merekapun ikut menerjang masuk ketengah gelanggang.Tiba2 dari sekitar gelanggang yang terkurung oleh asap tebal itu bergema datang suara keras yang amat menyeramkan disusul seseorang berseru "Kalian semua sudah jatuh kedalam cengkeramanku coba kalian periksalah keadaan disekitarmu..."
Semua orang kenal suara itu sebagai suara dari Kakek ombak menggulung yang belum lama berselang telah dipaksa mundur oleh ketua perkumpulan bulu hijau.
Sun Han Siang serta Cu Hong Hong segera memeriksa keadaan disekelilingnya, mereka saksikan Kobaran api telah berkobar dengan besarnya dan menjilat setiap benda yang ditemuinya, api mulai merambat keatas ranting pohon dan membakar dahan pohon disekitarnya.
"Kreeseekskreeseeekk-kraak-buumm" Sebatang pohon yang sangat besar dengan kobaran api tumbang keatas tanah.Jarak antara para jago yang hadir dalam gelanggang itu dengan Lam-kong Pak berdua yang menggeletak diatas tanah masih ada dua tiga puluh langkah jauhnya sementara semua orang masih terperangah menghadapi kejadian yang sama sekali tak terduga itu batang pohon tadi tepat tumbang disisi tubuh kedua orang itu.
Disusul pohon raksasa lainnya pun ikut tumbang, kayu terbakar menciptakan lautan api disekitar sana yang dengan cepat mengepung kedua orang itu ditengah kalangan.
Kobaran api yang menjilat setiap benda disekitar tempat itu dengan cepat pula merambat kesegala penjuru semua orang merasakan dirinya seakan2 berada ditengah tungku, pakaian mereka mulai terjilat tapi membuat suaSana jadi kalut dan kacau balau.Sun Han Siang sangat menguatirkan keselamatan putranya sambil menjerit sedih ia menerjang masuk kedalam kurungan lautan api.
Tapi empat penjuru terkurang api mereka se-akan2 berada disebuah samudra api yang tiada batasnya dalam keadaan begitu sukar mereka untuk temukan jejak ketua dari perkumpulan bulu hijau serta Lam-kong Pak.Suasana menjadi kritis dan ancaman jiwa setiap saat bakal terjadi...
pada saat itulah tiba2 muncul sesosok bayangan manusia yang menerobos masuk kedalam kurungan api, dengan gerakan cepat orang itu bukan lain adalah Lak-gwee-soat salju bulan keenam Tong Hui.Baik pakaian maupun badannya sama sekali tidak terbakar ataupun terjilat api. namun paras mukanya telah berubah jadi merah padam bagaikan babi panggang. Setibanya digelanggang, ia segera berteriak keras: "Jangan gelisah. ikuti padaku dan mari kita tinggalkan tempat ini..."
Cu Hong Hong tertawa dingin.
"Heehh...heeehhh...heeehh... masa engkau tak takut terbakar??"
"Aku mempunyai obat pemadam api tapi jumlahnya tidak terlalu banyak" seru Tong-Hui dengan suara keras, "karena itu terpaksa kita musti menerjang keluar dari sini ber-sama2, kalau ketinggalan seorang saja niscaya bakal celaka. sebab aku tak berdaya untuk menolongnya kembali."Semua orang percaya kalau salju bulan ke enam ini benar2 memiliki obat anti api sebab diantara senjata rahasianya yang ampuh terdapat pula sejenis peluru yang disebut Ngo-luiyan-hwee-tan, bahan mepedak itu dahsyatdaya penghancurnya karena itu dia pasti memiliki obat anti kebakaran yang mujarab untuk digunakan setiap saat.
Diantara rombongan para jago itu hanya Sun Han Siang serta dua orang gadis yang tak menggubris anjuran tersebut, mereka tidak memikirkan nasib sendiri bahkan secara nekad malahan menerjang masuk ketengah lautan api.
Menyaksikan tingkah laku ketiga orang perempuan itu, dengan cepat Pek-li Gong berseru kepada malaikat raksasa Loo Liang-jan serta Siang Hong Tie:
"cepat kita cegah tingkah laku yang nekad dari ketiga orang itu, kita rundingkan lagi persoalan ini setelah lolos dari kobaran api yang makin menghebat ini"Tanpa membuang banyak waktu, Loo Liang-jan langsung menerjang kearah Sun Han Siang yang kesadarannya sudah makin menurun akibat keCemasan serta kekuatirannya.
Ketika Loo Liang-jan mencapai belakang punggungnya. pemuda itu masih belum merasakan apa2. menunggu tubuhnya sudah tertangkap dan dikempit oleh orang she- Loo itu, dia baru sadar. tapi keadaan sudah terlambat dan tak bisa banyak berkutik lagi. Dengan mudahnya ia dirarik kembali ketempat semula oleh malaikat raksasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelelawar Hijau
General FictionLanjutan Payung Sengkala DALAM kisah "Payung Sengkala" diceritakan bahwa dalam suatu perebutan sengit di atas jembatan kota Lok Yang untuk memperebutkan jinsom sisik naga yang berusia sepuluh ribu tahun, akhirnya benda mestika itu berakhir diperoleh...