15 : Kepandaian asli Liok Mau Pangcu

1K 18 0
                                    

Selain itu, di antara jago2 kalangan putih yang ada saat ini ilmu silat Lam-kong Pak yang paling lihay. dalam upacara pembukaan perkumpulan ombak menggulung nanti semua orang masih mengandalkan kekuatannya untuk mengatasi pelbagai kesulitan, maka kehilangan si anak muda itu berarti suatu kehilangan yang besar sekali.

Dengan langkah lebar Pek-li Gong segera maju kedepan, wajahnya saat ini serius sekali, ujarnya dengan nada sungguh2."Cu Hong Hong, janganlah karena pengaruh emosi maka engkau akan melakukan perbuatan yang akan kausesali dikemudian hari, pepatah kuno bukankah pernah mengatakan siapa yang bisa diampuni, ampunilah jiwanya walaupun dosa dan kejahatan yang dilakulan Suma Ing sudah terlalu besar dan tak bisa diampuni lagi tetapi andaikata ia bisa bertobat dan merobah sikapnya itu bukankah hal ini lebih baik dari pada membinasakan diri? coba bayangkan seandainya kau bunuh Lam-kong Pak...."

"Kalau kubunuh dirinya lantas kenapa?" tukas Cu Hong Hong dengan nada amat gusar, "paling2 semua orang akan mengadu jiwa dengan diriku"
"Dua lembar jiwa kalian masih belum memadahi untuk ditukar oleh selembar jiwanya aku harap kau suka berpikir tiga kali lebih dahulu sebelum bertindak"
"Bajingan tua cukup dengan andalan perkataanmu itu aku semakin berhasrat untuk membinasakan dirinya kau mau apa?"

Diam2 Siang Hong Tie merasa gelisih juga , dengan langkah lebar ia maju kedepan serunya:
"Enso Sian Yen bagaimana kalau engkau dengarkan dahulu sepatah dua patah kataku?"
Siang Hong Tie amat serius dan menaruh hormat terhadap dirinya, Cu Hong Hong tidak tega untuk menghadapinya dengan kasar, maka ia lantas berseru: "Kalau ada perkataan, katakan saja dengan Cepat"

"Lam-kong Pak adalah seorang anak yang berbakti, perbuatannya barusan tidak lebih hanya ingin mnghibur hati ibunya belaka, tindakannya itu bakan berarti dia tidak membenci terhadap Suma Ing, terhadap dirimu sendiripun dia menaruh rasa hormat dan berbakti, Cuma sayang kau berada dalam keadaan gusar dan tak dapat meresapi maksud baiknya itu. .."

Tertegun hati Cu Hong Hong mendengar perkataan itu.
"Antara aku dengan dirinya toh tidak pernah tersangkut hubungan apapun juga . kenapa dia musti menaruh rasa berbakti terhadap diriku??"
"Engkau adalah bakal mertuanya, dan semua orang yang hadir didalam kalangan mengetahui akan hal ini, masa engkau tidak bersedia untuk mengakuinya??"

Cu Hong Hong tertawa dingin tiada hentinya.
"Persoalan telah berubah jadi begini rupa, apa itu mertua atau tidak...tadi engkau mengatakan bahwa dia menaruh rasa bakti hormat dan kagum terhadap diriku. kapankah dia ..?"
Siang Hong Tie tersenyum, jawabnya:
"Tenaga dalam yang dimiliki Lam-kong Pak baru2 ini telah memperoleh kemajuan yang sangat pesat, bicara yang lebih tak aneh didengar lagi setiap orang yang hadir dalam gelanggang pada saat ini sudah bukan tandingannya lagi, tentu saja termasuk pula diri enso Sian yan, disamping itu melindungi keselamatan sendiri adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap manusia, perduli dalam keadaan apapun semua orang pasti akan berusaha untuk selamatkan diri sendiri lebih dahulu, tetapi Lam-kong Pak sendiri setelah mendepak pergi Suma Ing, ternyata ia pejamkan mata menunggu hukuman darimu. bukankah itu berarti bahwa sikapnya amat menghormati dirimu? rasa hormat tersebut merupakan suatu ledakan perasaan yang muncul akibat rasa baktinya kepadamu, karena engkau adalah bakal ibu mertuanya, dia tidak ingin melihat ibunya bersedih hati tetapi rasa tak tega pula melihat engkau kecewa karena Suma Ing telah dilepaskan. kerena itulah ia pasrah untuk dijatuhi hukuman, ketulusan hatinya ini sangat mengagumkan, tapi sayang engkau tak dapat menerima cinta kasihnya itu. bukankah kejadian ini patut disayangkan?"

Cu Hong Hong berdiri tertegun, kembali ia lirik sekejap kearah Lam-kong Pak. dalam waktu yang singkat itulah ia dapat merasakan bahwa pandangan putrinva sedikit pun tidak salah. walaupun dikolong langit terdapat banyak sekali pria, namun untuk menemukan seorang pria semacam Lam-kong pak boleh dibilang susah sekali.

Makin dilihat ia makin tertarik sehingga akhirnya perempuan itu menghela napas dan berpikir:
"Aaai... sudahlah. memang terlalu sayang kalau bocah itu dibinasakan., ,"
Pek-li Gong tak mau melepaskan kesempatan baik ini. ia segera berteriak keras:
"Eeei . . , kalian sudah melihat semua? ibu mertua melihat sang menantu. makin dilihat makin tertarik. Haahh-haahh haah...."

Kelelawar HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang